Kupang (ANTARA News) - Umat Katolik di wilayah Keuskupan Agung Kupang, Jumat sore, memadati gereja-gereja untuk merayakan prosesi "cium salib Yesus" sebagai bentuk penghormatan terhadap Yesus Kristus yang wafat disalib untuk menghapus dosa umat manusia.

Hal yang sama, dilakukan pula oleh gereja Katolik lainnya di seluruh dunia, kecuali di Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur di ujung timur Pulau Flores yang justru mengarak Patung Tuan Ma (Bunda Maria) Reinha Rosari keliling kota atau yang dikenal dengan sebutan Prosesi Jumat Agung.

Pada Jumat pagi, umat Katolik di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) melaksanakan ibadah jalan salib suci untuk mengenang kisah sengsara Yesus Kristus sampai akhirnya wafat di kayu salib.

Di Larantuka, dilakukan pengarakan Patung Tuan Menino (kanak-kanak Yesus) dari Pantai Kota Rewindo melalui laut menuju Pantai Kuce di depan Istana Raja Larantuka, yang merupakan bagian dari Prosesi Jumat Agung di Kota Reinha Rosari--sebutan khas untuk Larantuka--itu.

Prosesi "mencium salib Yesus" ini sudah menjadi tradisi dalam sejarah Gereja Katolik pada setiap peringatan Jumat Agung menjelang Paskah atau hari Kebangkitan Yesus Kristus.

Sementara di lingkungan Gereja Kristen Protestan, dilakukan dalam bentuk perjamuan untuk mengenang perjamuan malam terakhir antara Yesus Kristus dengan murid-muridNya sebelum wafat di kayu salib pada Jumat Agung.

Umat Kristen Protestan juga memadati gereja-gereja yang ada dalam wilayah Kota Kupang dan sekitarnya untuk mengikuti upacara perjamuan dimaksud.

Dalam tradisi Gereja Katolik, upacara liturgis untuk mengenang perjamuan malam terakhir antara Yesus Kristus dengan murid-muridNya, dilakukan pada misa Kamis Putih atau sehari sebelum wafatnya Yesus Kristus pada hari Jumat Agung.

Akibat padatnya upacara liturgis keagamaan tersebut, sebagian besar daerah pemilihan di NTT belum tuntas melakukan penghitungan surat suara dalam pemilu legislatif yang berlangsung, Kamis (9/4).

"Kami tidak bisa memaksakan teman-teman anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk harus menuntaskan penghitungan surat suara pada Kamis, karena bertepatan dengan perayaan Kamis Putih," kata Ketua KPU Kota Kupang, Daniel Bangu Ratu.

"Mereka minta penghitungan surat suara diskor karena harus ke gereja untuk mengikuti ibadah Kamis Putih. Kami harus mengiyakan, meski tidak ada aturan yang mengatur tentang penundaan penghitungan surat suara," kata Daniel Ratu menambahkan.
(*)