Jubir Yurianto sebut peran masyarakat besar kendalikan COVID-19
23 Maret 2020 19:42 WIB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (19/3/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan peran masyarakat sangat besar untuk dapat mengendalikan penyebaran COVID-19 di Indonesia.
Salah satu kunci untuk bisa menekan penyebaran virus corona tipe baru adalah dengan cara melakukan isolasi mandiri dengan benar. Untuk itu, Yurianto mengatakan perlu kesadaran masyarakat untuk bersikap proaktif melaksanakan bersama-sama.
"Peran serta masyarakat untuk saling menjaga, mengingatkan dan saling bertenggang rasa menjadi modal dalam kegiatan ini," ujar Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Yurianto dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin.
Yurianto menambahkan, menjaga jarak fisik untuk aktivitas sosial adalah langkah yang paling tepat dan benar di dalam mengurangi terjadinya penularan COVID-19.
Baca juga: BNPB desak rumah sakit BUMN, TNI dan Polri segera dioptimalisasi
"Menjaga jarak fisik langkah paling bagus dan paling benar mengurangi risiko terjadinya penularan," katanya.
Sambil menjaga jarak, ia pun mengingatkan agar masyarakat menjaga kebersihan tangan dengan rajin cuci tangan dengan sabun.
"Harus ada upaya terus-menerus dan benar melaksanakan gerakan mencuci tangan dengan sabun," katanya.
Pemerintah terus mengingatkan itu kepada masyarakat dan diharapkan itu dapat disampaikan pula pada komunitasnya.
Dengan begitu, diharapkan masyarakat tidak lagi menciptakan kerumunan orang atau kegiatan berkumpul di tempat sempit dalam jumlah orang banyak, ujar Yurianto.
"Khususnya untuk anggota keluarga, harus pula mengingatkan untuk menjaga jarak yang cukup secara fisik dengan anggota keluarga yang lain," katanya.
Lalu apabila salah satu anggota keluarganya memiliki keluhan seperti influenza, mulai dari demam, batuk, pilek, langsung saja mengambil langkah isolasi diri dan menggunakan masker sepanjang hari.
"Jangan menggunakan alat makan, alat minum secara bersama-sama. Biasakan untuk mencuci tangan dan mencuci alat-alat yang kita pakai menggunakan sabun," kata Yurianto.
Baca juga: Wapres minta MUI rilis fatwa tangani jenazah COVID-19 dan cara shalat
Kemudian langkah isolasi diri itu diikuti dengan kegiatan monitoring diri, seperti apabila keluhan influenza terasa semakin berat, dengan gejala panas tinggi disertai batuk dan sesak napas. Maka anggota keluarga, ujar dia, harus segera menghubungi fasilitas kesehatan terdekat dan mudah dihubungi.
"Mari sama-sama kita rasional, mari sama-sama kita memanfaatkan fasilitas yang ada di negara ini baik secara langsung mendatangi dokter atau secara virtual menggunakan aplikasi-aplikasi di beberapa unicorn untuk konsultasi ini seperti Halodoc dan sebagainya," ujar dia.
Sikap proaktif itu bisa dipakai untuk mendapatkan informasi terus-menerus sehingga menghindarkan risiko terjadinya bertambahnya korban jiwa.
Baca juga: BNPB: Hentikan polemik lockdown, kedepankan disiplin social distancing
Salah satu kunci untuk bisa menekan penyebaran virus corona tipe baru adalah dengan cara melakukan isolasi mandiri dengan benar. Untuk itu, Yurianto mengatakan perlu kesadaran masyarakat untuk bersikap proaktif melaksanakan bersama-sama.
"Peran serta masyarakat untuk saling menjaga, mengingatkan dan saling bertenggang rasa menjadi modal dalam kegiatan ini," ujar Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Yurianto dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin.
Yurianto menambahkan, menjaga jarak fisik untuk aktivitas sosial adalah langkah yang paling tepat dan benar di dalam mengurangi terjadinya penularan COVID-19.
Baca juga: BNPB desak rumah sakit BUMN, TNI dan Polri segera dioptimalisasi
"Menjaga jarak fisik langkah paling bagus dan paling benar mengurangi risiko terjadinya penularan," katanya.
Sambil menjaga jarak, ia pun mengingatkan agar masyarakat menjaga kebersihan tangan dengan rajin cuci tangan dengan sabun.
"Harus ada upaya terus-menerus dan benar melaksanakan gerakan mencuci tangan dengan sabun," katanya.
Pemerintah terus mengingatkan itu kepada masyarakat dan diharapkan itu dapat disampaikan pula pada komunitasnya.
Dengan begitu, diharapkan masyarakat tidak lagi menciptakan kerumunan orang atau kegiatan berkumpul di tempat sempit dalam jumlah orang banyak, ujar Yurianto.
"Khususnya untuk anggota keluarga, harus pula mengingatkan untuk menjaga jarak yang cukup secara fisik dengan anggota keluarga yang lain," katanya.
Lalu apabila salah satu anggota keluarganya memiliki keluhan seperti influenza, mulai dari demam, batuk, pilek, langsung saja mengambil langkah isolasi diri dan menggunakan masker sepanjang hari.
"Jangan menggunakan alat makan, alat minum secara bersama-sama. Biasakan untuk mencuci tangan dan mencuci alat-alat yang kita pakai menggunakan sabun," kata Yurianto.
Baca juga: Wapres minta MUI rilis fatwa tangani jenazah COVID-19 dan cara shalat
Kemudian langkah isolasi diri itu diikuti dengan kegiatan monitoring diri, seperti apabila keluhan influenza terasa semakin berat, dengan gejala panas tinggi disertai batuk dan sesak napas. Maka anggota keluarga, ujar dia, harus segera menghubungi fasilitas kesehatan terdekat dan mudah dihubungi.
"Mari sama-sama kita rasional, mari sama-sama kita memanfaatkan fasilitas yang ada di negara ini baik secara langsung mendatangi dokter atau secara virtual menggunakan aplikasi-aplikasi di beberapa unicorn untuk konsultasi ini seperti Halodoc dan sebagainya," ujar dia.
Sikap proaktif itu bisa dipakai untuk mendapatkan informasi terus-menerus sehingga menghindarkan risiko terjadinya bertambahnya korban jiwa.
Baca juga: BNPB: Hentikan polemik lockdown, kedepankan disiplin social distancing
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2020
Tags: