Menlu Pompeo tiba di Kabul di tengah pandemi corona
23 Maret 2020 17:04 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo berjalan menjelang penandatanganan kesepakatan antara anggota delegasi Taliban Afganistan dan pemerintah Amerika Serikat di Doha, Qatar, Sabtu (29/2/2020). ANTARA/REUTERS/Ibraheem al Omari/aa.
Kabul (ANTARA) - Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Senin tiba di ibu kota Afghanistan, dalam suatu kunjungan yang sebelumnya tidak diumumkan guna membantu menyelamatkan kesepakatan bersejarah antara Washington dan Taliban, di tengah pandemi virus corona.
Kesepakatan antara Washington dan Taliban itu dicapai pada Februari tetapi dinodai oleh perseteruan politik dalam negeri Afghanistan.
Pompeo akan bertemu Presiden Ashraf Ghani dan pesaing lamanya, Abdullah Abdullah, yang menentang hasil pemilihan presiden pada September, yang berpeluang meningkatkan prospek pemerintahan paralel yang akan melumpuhkan pemilihan tim untuk perundingan itu.
Kunjungannya dipantau dengan cermat untuk mengetahui apakah hal itu dapat menyelesaikan kebuntuan politik selama berminggu-minggu.
"Kita akan lihat apakah ... itu berarti semuanya dinegosiasikan dan mereka siap untuk penyelesaian akhir," kata sumber diplomatik di Kabul.
Baca juga: Krisis COVID-19, Taliban dan Afghanistan runding damai via Skype
Baca juga: Pembebasan tahanan Taliban mandek karena perkara jaminan
Pompeo dijadwalkan untuk bertemu kedua tokoh itu secara terpisah dan juga mengadakan pertemuan dengan keduanya bersama-sama pada Senin.
Perselisihan mengenai pembebasan tahanan dan persaingan para politisi telah menghambat kemajuan dalam mediasi antara Taliban dan pemerintah Afghanistan, yang bukan merupakan pihak dalam kesepakatan AS-Taliban, yang ditandatangani di Doha.
Kesepakatan yang ditandatangani pada 29 Februari itu bertujuan untuk membuka jalan bagi Taliban untuk bernegosiasi dengan pemerintah Afghanistan, termasuk pakta untuk menarik pasukan asing yang secara efektif akan mengakhiri perang terpanjang Amerika Serikat itu.
Tetapi pemerintah Afghanistan dan Taliban belum memulai negosiasi resmi seperti yang direncanakan, sebagian dihalang-halangi oleh perselisihan sengit antara Ghani dan Abdullah, yang telah menghentikan penunjukan tim negosiasi untuk mewakili pemerintah Afghanistan.
Kunjungan Pompeo dilakukan pada saat banyak perjalanan global dihentikan oleh pandemi corona, yang telah menginfeksi lebih dari 300.000 dan membunuh lebih dari 14.000 secara global.
Perwakilan Khusus AS Zalmay Khalilzad, yang telah menghabiskan sebagian besar waktunya di Kabul sejak penandatanganan perjanjian, membuat permohonan kepada kedua belah pihak pekan lalu untuk bertindak cepat pada pembebasan tahanan, suatu persyaratan yang telah ditetapkan Taliban untuk perundingan.
Khalilzad mengatakan pandemi itu menambahkan urgensi untuk pembebasan itu, menggambarkan bagaimana wabah itu memengaruhi salah satu prioritas kebijakan luar negeri utama Presiden AS Donald Trump.
Dengan 40 infeksi di Afghanistan, kekhawatiran meningkat bahwa ribuan orang yang pulang dari negara tetangga, Iran, dapat memicu wabah di negara dengan jaringan kesehatan masyarakat yang hancur akibat perang bertahun-tahun itu.
Taliban dan pemerintah Afghanistan mengadakan pertemuan virtual untuk pembebasan tahanan pada Minggu, kata para pejabat.
Pada Februari, Komisi Pemilihan Afghanistan mengumumkan petahana Ghani sebagai pemenang pemilihan presiden, tetapi Abdullah mengatakan dia dan sekutunya telah menang dan bersikeras bahwa dia akan membentuk pemerintahan tandingan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pemerintah Afghanistan bebaskan 1.500 tahanan Taliban
Baca juga: AS kembali serang Taliban, pertama setelah kesepakatan tarik pasukan
Kesepakatan antara Washington dan Taliban itu dicapai pada Februari tetapi dinodai oleh perseteruan politik dalam negeri Afghanistan.
Pompeo akan bertemu Presiden Ashraf Ghani dan pesaing lamanya, Abdullah Abdullah, yang menentang hasil pemilihan presiden pada September, yang berpeluang meningkatkan prospek pemerintahan paralel yang akan melumpuhkan pemilihan tim untuk perundingan itu.
Kunjungannya dipantau dengan cermat untuk mengetahui apakah hal itu dapat menyelesaikan kebuntuan politik selama berminggu-minggu.
"Kita akan lihat apakah ... itu berarti semuanya dinegosiasikan dan mereka siap untuk penyelesaian akhir," kata sumber diplomatik di Kabul.
Baca juga: Krisis COVID-19, Taliban dan Afghanistan runding damai via Skype
Baca juga: Pembebasan tahanan Taliban mandek karena perkara jaminan
Pompeo dijadwalkan untuk bertemu kedua tokoh itu secara terpisah dan juga mengadakan pertemuan dengan keduanya bersama-sama pada Senin.
Perselisihan mengenai pembebasan tahanan dan persaingan para politisi telah menghambat kemajuan dalam mediasi antara Taliban dan pemerintah Afghanistan, yang bukan merupakan pihak dalam kesepakatan AS-Taliban, yang ditandatangani di Doha.
Kesepakatan yang ditandatangani pada 29 Februari itu bertujuan untuk membuka jalan bagi Taliban untuk bernegosiasi dengan pemerintah Afghanistan, termasuk pakta untuk menarik pasukan asing yang secara efektif akan mengakhiri perang terpanjang Amerika Serikat itu.
Tetapi pemerintah Afghanistan dan Taliban belum memulai negosiasi resmi seperti yang direncanakan, sebagian dihalang-halangi oleh perselisihan sengit antara Ghani dan Abdullah, yang telah menghentikan penunjukan tim negosiasi untuk mewakili pemerintah Afghanistan.
Kunjungan Pompeo dilakukan pada saat banyak perjalanan global dihentikan oleh pandemi corona, yang telah menginfeksi lebih dari 300.000 dan membunuh lebih dari 14.000 secara global.
Perwakilan Khusus AS Zalmay Khalilzad, yang telah menghabiskan sebagian besar waktunya di Kabul sejak penandatanganan perjanjian, membuat permohonan kepada kedua belah pihak pekan lalu untuk bertindak cepat pada pembebasan tahanan, suatu persyaratan yang telah ditetapkan Taliban untuk perundingan.
Khalilzad mengatakan pandemi itu menambahkan urgensi untuk pembebasan itu, menggambarkan bagaimana wabah itu memengaruhi salah satu prioritas kebijakan luar negeri utama Presiden AS Donald Trump.
Dengan 40 infeksi di Afghanistan, kekhawatiran meningkat bahwa ribuan orang yang pulang dari negara tetangga, Iran, dapat memicu wabah di negara dengan jaringan kesehatan masyarakat yang hancur akibat perang bertahun-tahun itu.
Taliban dan pemerintah Afghanistan mengadakan pertemuan virtual untuk pembebasan tahanan pada Minggu, kata para pejabat.
Pada Februari, Komisi Pemilihan Afghanistan mengumumkan petahana Ghani sebagai pemenang pemilihan presiden, tetapi Abdullah mengatakan dia dan sekutunya telah menang dan bersikeras bahwa dia akan membentuk pemerintahan tandingan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pemerintah Afghanistan bebaskan 1.500 tahanan Taliban
Baca juga: AS kembali serang Taliban, pertama setelah kesepakatan tarik pasukan
Penerjemah: Gusti Nur Cahya Aryani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: