Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor menyiapkan tambahan ruang rawat kompresi negatif untuk isolasi pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di RSUD Kota Bogor dari hanya untuk empat menjadi satu lantai dengan daya tampung sampai 73 pasien.

"Kami menyiapkan ruangan rawat inap untuk pasien COVID-19 sampai satu lantai, termasuk peralatannya," kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menjawab pertanyaan ANTARA di Kota Bogor, Senin.

Sebelumnya, Direktur Utama RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir di Kota Bogor, Sabtu (21/3) mengatakan, RSUD menambah ruang rawat isolasi kompresi negatif dari empat ruangan menjadi 10 ruangan untuk menampung pasien positif COVID-19.

"Kami harus berpacu dengan waktu, karena penambahan pasien PDP (pasien dalam pengawasan) dan pasien positif COVID-19 sangat cepat," katanya.

Baca juga: Pemkot Bogor tetapkan tujuh regulasi terkait COVID-19

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, ketika melakukan peninjauan ke Kota Bogor, Minggu (22/3), juga menyempatkan menjenguk Wali Kota Bogor, Bima Arya, yang sedang menjalani perawatan isolasi di RSUD Kota Bogor, sejak Kamis (19/3) malam setelah dinyatakan positif COVID-19.

Pada kesempatan kunjungan ke RSUD Kota Bogor, menyempatkan berdialog dengan Bima Arya melalui telepon seluler, karena pengunjung tidak boleh masuk ke ruang rawat isolasi tempat Bima Arya dirawat.

Usai berdialog dengan Bima Arya, Ridwa Kamil mengatakan bahwa RSUD Kota Bogor sudah direnovasi menggunakan dana hibah dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp31 miliar pada tahun anggaran 2019, sehingga kini menjadi rumah sakit rujukan pasien COVID-19.

"Kita siapkan satu lantai, skenarionya untuk penanganan pasien COVID-19. Ruang isolasinya juga sudah ada," kata Ridwan Kamil.
Baca juga: Bima Arya ditangani tim medis dalam tiga shift