PM: Inggris bisa kewalahan seperti Italia dalam perangi corona
22 Maret 2020 19:07 WIB
Dua perempuan duduk di sebelah patung Mr Bean di Leicester Square, di tengah meningkatnya kewaspadaan terhadap jumlah kasus virus corona (COVID-19) yang berkembang di seluruh dunia, di London, Inggris, Selasa (17/32020) ANTARA FOTO/REUTERS/Dylan Martinez/aww.
London (ANTARA) - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan bahwa Badan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) hanya dalam dua minggu bisa "kewalahan" memerangi COVID-19, seperti yang dialami sistem kesehatan Italia.
Jumlah orang yang meninggal di Italia akibat virus corona baru itu pada Sabtu (21/3) mendekati angka 5.000 sementara di Inggris sebanyak 233.
Dalam pernyataan yang dimuat Sunday Telegraph dan beberapa surat kabar lainnya yang terbit hari Minggu, Johnson kembali meminta masyarakat Inggris untuk tinggal di rumah agar dapat menghentikan penyebaran virus tersebut.
"Kecuali kalau kita bertindak bersama, kecuali kita menjalankan usaha nasional secara heroik dan bersama-sama untuk memperlambat penyebaran, sangat mungkin bahwa NHS kita sendiri juga akan kewalahan," katanya.
"Italia punya sistem perawatan kesehatan yang luar biasa. Tapi, dokter-dokter dan perawat mereka masih saja kewalahan," ujar Johnson.
Ia menyarankan warga untuk menjauh dari kalangan manula selama perayaan Hari Ibu pada 22 Maret.
"Satu-satunya hadiah terbaik yang bisa kita berikan... adalah menghindarkan mereka dari risiko terkena penyakit yang sangat berbahaya," katanya.
Sebelumnya, Inggris mendesak 1,5 juta orang, yang diidentifikasi oleh NHS jauh lebih berisiko mengidap penyakit parah jika mereka terkena virus corona, untuk jangan keluar rumah demi melindungi diri dari virus tersebut.
Pada Jumat, Johnson secara efektif mengarantina Inggris dengan memerintahkan tempat-tempat hiburan, restoran, teater, bioskop dan pusat kebugaran untuk menutup kegiatan dalam upaya memerangi virus.
Toko-toko juga mulai tutup.
Sumber: Reuters
Baca juga: Inggris bujuk 65.000 mantan perawat dan dokter kembali bekerja
Baca juga: Kematian COVID-19 di Italia lebihi China, negara kaya curahkan bantuan
Baca juga: Layanan kereta dan penerbangan di Inggris dikurangi tekan COVID-19
Jumlah orang yang meninggal di Italia akibat virus corona baru itu pada Sabtu (21/3) mendekati angka 5.000 sementara di Inggris sebanyak 233.
Dalam pernyataan yang dimuat Sunday Telegraph dan beberapa surat kabar lainnya yang terbit hari Minggu, Johnson kembali meminta masyarakat Inggris untuk tinggal di rumah agar dapat menghentikan penyebaran virus tersebut.
"Kecuali kalau kita bertindak bersama, kecuali kita menjalankan usaha nasional secara heroik dan bersama-sama untuk memperlambat penyebaran, sangat mungkin bahwa NHS kita sendiri juga akan kewalahan," katanya.
"Italia punya sistem perawatan kesehatan yang luar biasa. Tapi, dokter-dokter dan perawat mereka masih saja kewalahan," ujar Johnson.
Ia menyarankan warga untuk menjauh dari kalangan manula selama perayaan Hari Ibu pada 22 Maret.
"Satu-satunya hadiah terbaik yang bisa kita berikan... adalah menghindarkan mereka dari risiko terkena penyakit yang sangat berbahaya," katanya.
Sebelumnya, Inggris mendesak 1,5 juta orang, yang diidentifikasi oleh NHS jauh lebih berisiko mengidap penyakit parah jika mereka terkena virus corona, untuk jangan keluar rumah demi melindungi diri dari virus tersebut.
Pada Jumat, Johnson secara efektif mengarantina Inggris dengan memerintahkan tempat-tempat hiburan, restoran, teater, bioskop dan pusat kebugaran untuk menutup kegiatan dalam upaya memerangi virus.
Toko-toko juga mulai tutup.
Sumber: Reuters
Baca juga: Inggris bujuk 65.000 mantan perawat dan dokter kembali bekerja
Baca juga: Kematian COVID-19 di Italia lebihi China, negara kaya curahkan bantuan
Baca juga: Layanan kereta dan penerbangan di Inggris dikurangi tekan COVID-19
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020
Tags: