Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial mengapresiasi sistem jemput bola yang dilakukan dinas sosial dan koordinator daerah Program Sembako yang langsung mendatangi keluarga penerima manfaat (KPM) untuk mencairkan bantuan sebagai upaya meminimalisir penyebaran COVID-19.

"Ini ide kreatif yang dilakukan pemda bersama korda, Himbara dan babinsa. Sistem ini untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 karena tidak ada kumpul-kumpul. Mereka mendatangi satu per satu KPM dan membawa sembako sesuai nama dan alamat KPM," kata Menteri Sosial Juliari P Batubara dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Mensos mengatakan sistem jemput bola yang dilakukan pemerintah daerah dalam pencairan program sembako patut diapresiasi karena hal ini dapat menimalisir penyebaran virus COVID-19 yang tengah mewabah saat ini.

Menurut Mensos, petugas yang menyalurkan bantuan sembako juga dilengkapi dengan masker dan pelindung diri agar tidak terpapar virus corona.

Sejumlah daerah yang telah melakukan sistem jemput bola tersebut, antara lain Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Lebak, Alor, dan Kota Denpasar dan Sumba Barat.

Koordinator Daerah Kabupaten Lebak Imam Nurhakim melakukan penerapan sistem jemput bola juga dibarengi dengan sistem bergilir dalam pencairan program sembako kepada KPM melalui elektronik warung gotong royong (eWarong).

Program Sembako yang diberikan kepada KPM berupa beras 11 kg, kacang hijau 1/2 kg, kentang satu kg, dan ayam satu ekor ukuran dua kg.

KPM Desa Sajiramekar, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Sukmariah, mengaku senang karena dapat leluasa belanja keperluan sehari-hari di eWarong tanpa harus khawatir penyebaran virus corona.

"Saya senang karena tidak khawatir dengan penyakit yang saat ini menyebar. Saya bisa leluasa belanja sesuai kebutuhan," katanya.

Sistem jemput bola ini juga dilakukan di daerah yang tidak terjangkau sinyal seluler, seperti Desa Sei Bakau dan Desa Hambawang di Kecamatan Sebangau, Serta Desa Cemantan di Kecamatan Kahayan Kuala.

"Di daerah-daerah itu saat ini terjadi banjir. Untuk itu para kortek harus menggunakan perahu guna menyalurkan bantuan tersebut," kata Koordinator Daerah Pulang Pisau M Rosyid Ridho.

M Rosyid Ridho mengaku tidak mudah dalam menyalurkan bantuan program sembako karena masih banyak KPM yang berada di daerah terpencil. Dengan didampingi aparat bhabinkamtibmas, babinsa dan bank penyalur dengan membawa mesin adc offline.

"Menuju lokasi tiga desa itu tidak mudah, kami harus naik mobil dulu menuju kecamatannya. Dari situ lalu bertukar lagi naik angkutan air kelotok, sebab tiga wilayah itu berada di pinggir laut," ujar Rosyid.

Seperti diketahui pemerintah memutuskan untuk menambah indeks bantuan sembako dari Rp150.000 menjadi Rp200.000 setiap bulan kepada KPM selama enam bulan ke depan sebagai bentuk perlindungan karena adanya COVID-19.