Ahli: Sanitasi penting cegah COVID-19
21 Maret 2020 13:55 WIB
Ketua Kolegium Pengurus Pusat Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (Hakli) Prof Arif Sumantri dalam jumpa pers yang digelar Gugugs Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 di Gedung BNPB Jakarta, Sabtu (21/3/2020). (ANTARA/Katriana)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Kolegium Pengurus Pusat Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (Hakli) Prof Arif Sumantri mengatakan sanitasi yang baik juga dapat ikut mencegah pertumbuhan mikroorganisme seperti virus corona penyebab COVID-19.
"Kita harus gunakan air bersih, sehat dan aman, tidak ada pencemaran sampah. Limbah ini sumber yang mengundang mikroorganisme bisa karena perilaku kita, perlu tindakan dalam mengantisipasinya," kata Arif dalam jumpa pers yang digelar Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 di Gedung BNPB Jakarta, Sabtu.
Dia juga mengingatkan disinfeksi yang banyak dilakukan masyarakat sudah baik tetapi itu bukan segala-galanya dalam upaya mencegah COVID-19 menular.
Menurut Arif, perlu juga upaya jangka panjang selain melakukan penyemprotan disinfektan seperti dengan membuat lingkungan sekitar memiliki sanitasi yang baik.
Baca juga: Tim epidemiologi Dinkes sterilisasi Lembaga Pemasyarakatan Tulungagung
"Persoalan corona yang menyebabkan kematian dan demam berdarah ini persoalannya ada di air. Perlu juga gunakan jamban yang sehat karena ini jadi lahirnya mikroorganisme. Banyak jarak jamban dengan sumber air bersih tidak sesuai," kata dia.
Saat ini, kata dia, terjadi tren masyarakat memasak sendiri di rumah. Hal ini menjadi baik untuk kesehatan karena mereka dapat mengendalikan higienitas makanan secara mandiri.
Tidak kalah penting, Arif mengajak masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan rajin mencuci tangan sebelum menyentuh bagian muka atau sebelum makan.
Sehingga, kata dia, masyarakat terbiasa dengan PHBS itu dan terhindar dari berbagai penyakit menular yang bisa masuk melalui perantara tangan.
Baca juga: Pemkab Bantul semprot disinfektan di Pasar Imogiri, cegah COVID-19
"Kita harus gunakan air bersih, sehat dan aman, tidak ada pencemaran sampah. Limbah ini sumber yang mengundang mikroorganisme bisa karena perilaku kita, perlu tindakan dalam mengantisipasinya," kata Arif dalam jumpa pers yang digelar Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 di Gedung BNPB Jakarta, Sabtu.
Dia juga mengingatkan disinfeksi yang banyak dilakukan masyarakat sudah baik tetapi itu bukan segala-galanya dalam upaya mencegah COVID-19 menular.
Menurut Arif, perlu juga upaya jangka panjang selain melakukan penyemprotan disinfektan seperti dengan membuat lingkungan sekitar memiliki sanitasi yang baik.
Baca juga: Tim epidemiologi Dinkes sterilisasi Lembaga Pemasyarakatan Tulungagung
"Persoalan corona yang menyebabkan kematian dan demam berdarah ini persoalannya ada di air. Perlu juga gunakan jamban yang sehat karena ini jadi lahirnya mikroorganisme. Banyak jarak jamban dengan sumber air bersih tidak sesuai," kata dia.
Saat ini, kata dia, terjadi tren masyarakat memasak sendiri di rumah. Hal ini menjadi baik untuk kesehatan karena mereka dapat mengendalikan higienitas makanan secara mandiri.
Tidak kalah penting, Arif mengajak masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan rajin mencuci tangan sebelum menyentuh bagian muka atau sebelum makan.
Sehingga, kata dia, masyarakat terbiasa dengan PHBS itu dan terhindar dari berbagai penyakit menular yang bisa masuk melalui perantara tangan.
Baca juga: Pemkab Bantul semprot disinfektan di Pasar Imogiri, cegah COVID-19
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: