Imam Prasodjo sarankan tiga pertahanan untuk mencegah COVID-19
20 Maret 2020 14:46 WIB
Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya Arief Nasrudin (kiri) dan sosiolog yang juga dosen Universitas Indonesia Imam B Prasodjo (kanan) saat jumpa pers yang diadakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (20/3/2020). (ANTARA/Dewanto Samodro)
Jakarta (ANTARA) - Sosiolog yang juga dosen Universitas Indonesia Jakarta Imam B Prasodjo menyarankan masyarakat untuk membangun tiga pertahanan, yaitu pertahanan diri, pertahanan sosial, dan pertahanan kelembagaan untuk mencegah penularan virus corona penyebab COVID-19.
"Pertahanan diri adalah dengan menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Mari konsumsi vitamin C, vitamin E, dan makan makanan yang baik," kata Imam dalam jumpa pers yang diadakan di Graha BNPB, Jakarta, Jumat.
Imam mengatakan selain mengonsumsi makanan yang baik dan sehat serta vitamin, pertahanan diri juga dibentuk melalui pola hidup yang sehat. Perilaku yang tidak sehat seperti merokok sebaiknya dihindari.
Kemudian, pertahanan sosial adalah upaya bersama-bersama untuk menjaga diri agar tidak saling bersentuhan yang bisa menularkan virus corona. Hindari juga kerumunan karena kita tidak tahu apakah orang-orang di sekitar kita ada yang terinfeksi atau tidak.
Baca juga: Imam Prasodjo: Social distancing itu "ojo dempet-dempet"
"Kita ini memang bangsa yang akrab, yang saat bertemu biasa bersalaman bahkan berpelukan. Saat ini, itu harus kita hindari untuk melakukan ketahanan sosial," tuturnya.
Sedangkan pertahanan kelembagaan harus dilakukan oleh lembaga-lembaga, termasuk perusahaan, dengan memastikan orang-orang yang datang memiliki risiko yang kecil untuk tertular virus corona, misalnya dengan melakukan pengukuran suhu tubuh dan penyediaan penyanitasi tangan (hand sanitizer) atau masker.
"Kalau seluruh perusahaan, masjid, dan gereja melakukan itu, maka kita akan bisa membangun pertahanan kelembagaan. Kalau itu bisa dilakukan, kita tidak perlu melakukan lock down," katanya.
Imam menjadi salah satu narasumber dalam jumpa pers yang diadakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 bersama dengan Drektur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya Arief Nasrudin.
Dalam jumpa pers tersebut, Arief mengatakan stok pangan di DKI Jakarta masih aman asalkan pasokan dan permintaan normal, tidak ada pembelian yang berlebihan karena panik.
Baca juga: "Social distancing", jaga jarak untuk kontrol penyebaran COVID-19
Baca juga: BUMN jadi pelopor, pakar: Kebijakan "social distancing" tepat
"Pertahanan diri adalah dengan menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Mari konsumsi vitamin C, vitamin E, dan makan makanan yang baik," kata Imam dalam jumpa pers yang diadakan di Graha BNPB, Jakarta, Jumat.
Imam mengatakan selain mengonsumsi makanan yang baik dan sehat serta vitamin, pertahanan diri juga dibentuk melalui pola hidup yang sehat. Perilaku yang tidak sehat seperti merokok sebaiknya dihindari.
Kemudian, pertahanan sosial adalah upaya bersama-bersama untuk menjaga diri agar tidak saling bersentuhan yang bisa menularkan virus corona. Hindari juga kerumunan karena kita tidak tahu apakah orang-orang di sekitar kita ada yang terinfeksi atau tidak.
Baca juga: Imam Prasodjo: Social distancing itu "ojo dempet-dempet"
"Kita ini memang bangsa yang akrab, yang saat bertemu biasa bersalaman bahkan berpelukan. Saat ini, itu harus kita hindari untuk melakukan ketahanan sosial," tuturnya.
Sedangkan pertahanan kelembagaan harus dilakukan oleh lembaga-lembaga, termasuk perusahaan, dengan memastikan orang-orang yang datang memiliki risiko yang kecil untuk tertular virus corona, misalnya dengan melakukan pengukuran suhu tubuh dan penyediaan penyanitasi tangan (hand sanitizer) atau masker.
"Kalau seluruh perusahaan, masjid, dan gereja melakukan itu, maka kita akan bisa membangun pertahanan kelembagaan. Kalau itu bisa dilakukan, kita tidak perlu melakukan lock down," katanya.
Imam menjadi salah satu narasumber dalam jumpa pers yang diadakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 bersama dengan Drektur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya Arief Nasrudin.
Dalam jumpa pers tersebut, Arief mengatakan stok pangan di DKI Jakarta masih aman asalkan pasokan dan permintaan normal, tidak ada pembelian yang berlebihan karena panik.
Baca juga: "Social distancing", jaga jarak untuk kontrol penyebaran COVID-19
Baca juga: BUMN jadi pelopor, pakar: Kebijakan "social distancing" tepat
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2020
Tags: