Antisipasi kurs dolar, APPSI minta jaga stabilitas harga pangan
20 Maret 2020 07:04 WIB
Ilustrasi. Petugas gabungan berbincang dengan pedagang saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Sambirejo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (19/3/2020). ANTARA FOTO/Siswowidodo/wsj. (ANTARA FOTO/SISWOWIDODO)
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) menilai nilai tukar (kurs) dolar terhadap rupiah yang semakin meroket setelah datangnya wabah virus corona (COVID-19) di Indonesia diminta untuk diantisipasi dengan menjaga stabilitas harga pangan di pasar.
Permintaan itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ferry Juliantono kepada seluruh Pengurus Pusat Koperasi Pedagang Pasar (PUSKOPPAS) dan Pengurus Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) di seluruh Indonesia sehingga dapat mengambil peran untuk menjaga stabilitas harga pangan di pasar.
"Mencermati kondisi perekonomian saat ini, dengan ini saya mengimbau kepada Pengurus PUSKOPPAS dan Pengurus KOPPAS untuk membantu menjaga stabilitas harga bahan pangan di pasar," kata Ferry dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan adanya wabah virus corona (COVID-19) jangan sampai membuat masyarakat melakukan pemborongan atau pembelian panik (panic buying).
Munculnya spekulan yang menimbun sejumlah komoditas barang sehingga memicu kelangkaan dan kenaikan harga pangan juga harus dapat dicegah.
Karena itu, Ferry, yang juga merupakan Ketua Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) itu, meminta kepada pengurus, anggota koperasi serta paguyuban pasar saling bekerjasama dan berkoordinasi dalam rangka mengupayakan terjaminnya pasokan bahan pangan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Ia meminta agar tindak penimbunan sembako yang dilakukan spekulan diawasi sehingga tidak terjadi kelangkaan kebutuhan pangan di masyarakat.
"Tidak melakukan upaya spekulatif dengan menyimpan atau menimbun bahan pangan, menaikkan harga dengan tidak wajar yang berdampak merugikan pedagang sendiri dan berpotensi pula menjadi tindak pidana," kata dia.
Bersamaan dengan itu, dirinya juga meminta kepada para pedagang memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak melakukan panic buying.
Tujuannya agar stabilitas pasokan barang dan harga tetap dapat terjaga.
Tidak hanya itu, berkaitan dengan pencegahan penularan COVID-19 di tanah air, Ferry juga mengimbau para pedagang untuk selalu menjaga kebersihan kios masing-masing di pasar.
Para pedagang pun dimintanya untuk melindungi kesehatan diri dengan menggunakan masker, sarung tangan, serta rutin mencuci tangan menggunakan sabun pencuci tangan.
"Saya harap para pedagang juga dapat menjadi duta pencegahan virus corona dan mengambil bagian peting dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga komoditas selama masa sulit ini," kata Ferry.
Baca juga: Dolar AS menguat tertinggi sejak 2017, dipicu khawatiran ekonomi jatuh
Baca juga: Rupiah terkulai dekati level Rp16.000 per dolar, pasar panik
Permintaan itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ferry Juliantono kepada seluruh Pengurus Pusat Koperasi Pedagang Pasar (PUSKOPPAS) dan Pengurus Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) di seluruh Indonesia sehingga dapat mengambil peran untuk menjaga stabilitas harga pangan di pasar.
"Mencermati kondisi perekonomian saat ini, dengan ini saya mengimbau kepada Pengurus PUSKOPPAS dan Pengurus KOPPAS untuk membantu menjaga stabilitas harga bahan pangan di pasar," kata Ferry dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan adanya wabah virus corona (COVID-19) jangan sampai membuat masyarakat melakukan pemborongan atau pembelian panik (panic buying).
Munculnya spekulan yang menimbun sejumlah komoditas barang sehingga memicu kelangkaan dan kenaikan harga pangan juga harus dapat dicegah.
Karena itu, Ferry, yang juga merupakan Ketua Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) itu, meminta kepada pengurus, anggota koperasi serta paguyuban pasar saling bekerjasama dan berkoordinasi dalam rangka mengupayakan terjaminnya pasokan bahan pangan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Ia meminta agar tindak penimbunan sembako yang dilakukan spekulan diawasi sehingga tidak terjadi kelangkaan kebutuhan pangan di masyarakat.
"Tidak melakukan upaya spekulatif dengan menyimpan atau menimbun bahan pangan, menaikkan harga dengan tidak wajar yang berdampak merugikan pedagang sendiri dan berpotensi pula menjadi tindak pidana," kata dia.
Bersamaan dengan itu, dirinya juga meminta kepada para pedagang memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak melakukan panic buying.
Tujuannya agar stabilitas pasokan barang dan harga tetap dapat terjaga.
Tidak hanya itu, berkaitan dengan pencegahan penularan COVID-19 di tanah air, Ferry juga mengimbau para pedagang untuk selalu menjaga kebersihan kios masing-masing di pasar.
Para pedagang pun dimintanya untuk melindungi kesehatan diri dengan menggunakan masker, sarung tangan, serta rutin mencuci tangan menggunakan sabun pencuci tangan.
"Saya harap para pedagang juga dapat menjadi duta pencegahan virus corona dan mengambil bagian peting dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga komoditas selama masa sulit ini," kata Ferry.
Baca juga: Dolar AS menguat tertinggi sejak 2017, dipicu khawatiran ekonomi jatuh
Baca juga: Rupiah terkulai dekati level Rp16.000 per dolar, pasar panik
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: