MUI sebut penundaan kegiatan keagamaan bentuk kontribusi umat
19 Maret 2020 10:37 WIB
Sekretaris Komisi Fatwa MUI Dr HM Asrorun Niam Sholeh MA saat memberikan keterangan pers di BNPB Jakarta, Kamis (19/3/2020). (ANTARA/ (Muhammad Zulfikar)
Jakarta (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan langkah masyarakat di berbagai daerah yang menunda sejumlah kegiatan keagamaan merupakan bentuk dari kontribusi kepentingan umat demi menghindari risiko penyebaran virus corona atau COVID-19 di Tanah Air.
"Ini bagian dari kontribusi keagamaan kita semata untuk kepentingan himayatul ummah (menjaga umat) dan juga penjagaan terhadap norma agama," kata Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh di Gedung BNPB Jakarta, Kamis.
Namun, pada saat yang sama masyarakat atau umat beragama di Tanah Air tetap penting meneguhkan komitmen menjaga jiwa, kata dia saat memberikan keterangan pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Baca juga: MUI: ibadah jalan terus tapi wajib jaga keselamatan diri
Baca juga: MUI: Haram timbun masker saat wabah corona
Ia mengatakan bentuk kontribusi umat beragama di Indonesia dalam menunda kegiatan keagamaan tadi misalnya pertemuan di Muara Enim Sumatera Selatan, Ijtima Jamaah Tabligh Dunia di Gowa dan kegiatan umat kristiani di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Masyarakat dan pemuka agama secara sadar memilih menunda kegiatan mereka demi mencegah penularan virus tersebut. Langkah itu diharapkan juga bisa menjadi contoh di daerah lainnya.
Secara umum, MUI mengapresiasi langkah dari pemuka agama dan masyarakat di Tanah Air karena memilih menunda kegiatan tersebut demi menjaga atau mengantisipasi penularan virus corona penyebab COVID-19.
"Kita memberikan apresiasi atas partisipasi dan juga kontribusi umat beragama di Indonesia karena menunda pertemuan yang seharusnya dilakukan," ujar dia.
Baca juga: Soal Ijtima di Gowa terancam corona, MUI ajak penundaan
Baca juga: MUI: Wajib isolasi diri hindarkan penularan COVID-19
"Ini bagian dari kontribusi keagamaan kita semata untuk kepentingan himayatul ummah (menjaga umat) dan juga penjagaan terhadap norma agama," kata Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh di Gedung BNPB Jakarta, Kamis.
Namun, pada saat yang sama masyarakat atau umat beragama di Tanah Air tetap penting meneguhkan komitmen menjaga jiwa, kata dia saat memberikan keterangan pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Baca juga: MUI: ibadah jalan terus tapi wajib jaga keselamatan diri
Baca juga: MUI: Haram timbun masker saat wabah corona
Ia mengatakan bentuk kontribusi umat beragama di Indonesia dalam menunda kegiatan keagamaan tadi misalnya pertemuan di Muara Enim Sumatera Selatan, Ijtima Jamaah Tabligh Dunia di Gowa dan kegiatan umat kristiani di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Masyarakat dan pemuka agama secara sadar memilih menunda kegiatan mereka demi mencegah penularan virus tersebut. Langkah itu diharapkan juga bisa menjadi contoh di daerah lainnya.
Secara umum, MUI mengapresiasi langkah dari pemuka agama dan masyarakat di Tanah Air karena memilih menunda kegiatan tersebut demi menjaga atau mengantisipasi penularan virus corona penyebab COVID-19.
"Kita memberikan apresiasi atas partisipasi dan juga kontribusi umat beragama di Indonesia karena menunda pertemuan yang seharusnya dilakukan," ujar dia.
Baca juga: Soal Ijtima di Gowa terancam corona, MUI ajak penundaan
Baca juga: MUI: Wajib isolasi diri hindarkan penularan COVID-19
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2020
Tags: