Jakarta (ANTARA News) - Bank BNI pada 2008 membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp1,2 triliun, naik 36,1 persen dibanding 2007 yang hanya Rp898 miliar.

Dirut BNI Gatot M Soewondo di Jakarta Senin mengatakan, pertumbuhan laba didorong oleh naiknya pendapatan bunga bersih 33 persen menjadi Rp9,91 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp7,47 triliun.

Kenaikan tersebut diikuti pula dengan peningkatan pendapatan non bunga dari recurring fee sebesar 27 persen menjadi Rp3,69 triliun yang berasal dari pendapatan dari jasa-jasa perbankan.

Untuk mengantisipasi kondisi ekonomi yang melemah di tahun 2008 BNI juga mencatat tambahan penyisihan pencadangan dengan rasio hingga 101 persen.

"Posisi pencadangan ditingkatkan sebesar 61,2 persen dari Rp2,7 triliun pada 2007 menjadi Rp4,36 triliun pada 2008," kata Gatot.

Sementara untuk tingkat non performing loan (NPL) pada 2008 sebesar 4,9 persen (gross) dan 1,7 persen (net).

Dengan perhitungan ini, laba bersih per saham menjadi Rp80 atau meningkat 25 persen dibanding 2007 sebesar Rp64 per saham.

Rasio-rasio keuangan di akhir 2008 juga menunjukkan perbaikan fundamental, antara lain CAR sebesar 13,5 persen dan rasio antara pinjaman dengan dana pihak ketiga sebesar 68,6 persen.

Untuk total kredit hingga Desember mencapai Rp111,99 triliun atau naik 26,3 persen dibanding Rp88,65 triliun pada tahun 2007, termasuk pembiayaan syariah yang naik 74 persen dari Rp1,8 triliun menjadi Rp3,1 triliun di akhir 2008.

Komposisi kredit saat ini terdiri dari pinjaman korporasi 33 persen, UKM 43 persen dan konsumer 15 persen, sisanya pembiayaan syariah 3 persen.

Dana masyarakat juga meningkat 12 persen menjadi Rp163,16 triliun dengan komposisi dana cukup sehat terdiri dari deposito 42 persen, 32 persen tabungan dan giro 26 persen.
(*)