Makassar (ANTARA) - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Provinsi Sulawesi Selatan menunda even Ngobrol Kemanusiaan #LetsHelpSyria bersama Fauzi Baadilah sebagai salah satu upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19 atau virus corona.

Kegiatan yang diputuskan ditunda pada Selasa, 17 Maret itu rencananya akan digelar pada Jumat 20 Maret 2020 di Kota Makassar melibatkan berbagai komunitas sosial di Sulawesi Selatan.

Divisi Komunikasi ACT Sulsel, Mustafa Mathar mengemukakan Fauzi sebagai seorang Relawan ACT sekaligus publik figur yang ikut mendistribusikan bantuan ke Idlib, Suriah pada Januari lalu akan menceritakan pengalamannya selama berada di daerah konflik tersebut.

“Setelah mempertimbangkan beberapa hal terkait pelaksanaan even ini, kami sepakat menunda hingga situasi kembali normal. Ini merupakan salah satu langkah dalam mendukung gerakan Pemerintah Kota Makassar mencegah wabah virus corona," katanya.

Baca juga: Fauzi Baadillah akan hadir di ngobrol kemanusiaan ACT Sulsel
Baca juga: ACT Sulsel galang dukungan untuk muslim New Delhi


Mustafa mengatakan keputusan untuk menunda even ini adalah untuk kebaikan bersama sejalan dengan imbauan pemerintah untuk pencegahan wabah virus corona.

Mustafa juga menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak yang terlibat langsung dalam event ini dengan menerima keputusan ini.

“Kami mengucapkan permohonan maaf kepada semua pihak, utamanya yang terlibat langsung dalam menyukseskan even ini. Semoga keputusan ini dapat diterima dan dimaklumi," ujarnya.

Selama hampir satu dekade konflik Suriah, ACT turut serta meringankan derita penduduk Suriah melalui sejumlah program kemanusiaan. Sejak 2012, ACT senantiasa mendistribusikan bantuan untuk masyarakat Suriah.

"Semoga apa yang kita lakukan tercatat sebagai pahala di sisi Allah karena termasuk dalam ikhtiar membantu saudara-saudara kita di Suriah," ujarnya.

Baca juga: ACT Sulsel galang gerakan 1.000 antiseptik untuk dibagikan gratis
Baca juga: ACT Sulsel bagikan air minum dan makan ke mesjid


"Harapan kami, semoga wabah virus corona ini segera berlalu dan semuanya dalam lindungan Allah subhanahu wa ta’ala," sambung Mustafa.

Middle East Monitor melaporkan, sejak Desember 2019, total 358.000 warga Suriah sudah meninggalkan rumah mereka di Idlib.

PBB menyebut, kebanyakan para pengungsi itu adalah perempuan dan anak-anak. Badan PBB mencatat per 9 Januari 2020, lebih dari lima juta pengungsi Suriah terdaftar. Sebanyak 286,234 pengungsi terdaftar di kamp pengungsian internal Suriah.

Baca juga: ACT segera kirim masker ke Korsel dan China cegah COVID-19
Baca juga: ACT Sulsel galang donasi untuk korban banjir Jakarta
Baca juga: Bangun peradaban, ACT Sulsel-FTI UMI gagas lokakarya remaja masjid