Lencang depan jadi langkah "Social Distancing" di transportasi umum
16 Maret 2020 20:48 WIB
Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo melakukan lencang kanan untuk memberi jarak pada saat konferensi pers di Balai Kota, Senin (16/3/2020). (ANTARA/HO-Facebook Pemprov DKI Jakarta)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengimbau masyarakat untuk melakukan lencang depan sebagai langkah untuk menjaga jarak (social distancing) saat akan mengantre di halte ataupun stasiun transportasi umum di kota ini untuk mencegah COVID-19.
"Jadi semuanya kita imbau lencang depan, 1 lengan ke depan, pola ini kita harapkan potensi penyebaran virus ini (COVID-19) menjadi minimal, bahkan kita hilangkan," kata Syafrin di Balai Kota DKI Jakarta, Senin.
Nantinya dengan pola lencang depan, masyarakat dapat menjaga jarak setidaknya tidak berdesakan antarsatu penumpang dengan penumpang lainnya.
Ia pun meminta masyarakat memahami nantinya antrean akan terjadi di luar area halte dan stasiun karena untuk di dalam halte dan stasiun, antrean dikondisikan dengan jumlah penumpang yang akan masuk ke dalam moda transportasi, baik bus ataupun gerbong kereta.
Baca juga: Ini skema pembatasan transportasi umum di Jakarta
"Yang akan masuk ke halte atau stasiun itu, kita harapkan sesuai dengan jumlah kapasitas kereta atau kapasitas bus. Contohnya di halte yang akan masuk adalah pada saat bus gandeng yang masuk, maka di dalam bus hanya 60 orang selebihnya kita imbau untuk antre di luar halte," kata Syafrin.
Syafrin pun menjanjikan petugas Dishub dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) akan disiagakan untuk menjaga antrean tetap kondusif dan berjarak.
Layanan transportasi umum yang sebelumnya dibatasi pada Minggu (15/3) untuk pencegahan virus asal Wuhan itu akhirnya dibatalkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta, Senin (16/3).
Baca juga: Polda Metro-Dishub siapkan antisipasi penumpukan penumpang
Meski demikian skema pembatasan masih terus dilakukan untuk jumlah penumpang yang masuk ke dalam stasiun dan halte.
Untuk layanan MRT Jakarta, yang tadinya empat rangkaian menjadi 16 rangkaian dan hanya menampung 360 orang.
Sedangkan untuk LRT Jakarta yang tadinya dapat menampung 270 orang dalam satu rangkaian nantinya hanya mengangkut 80 orang dalam satu rangkaian.
Baca juga: Anies pulihkan intensitas moda transportasi Jakarta
Terakhir, untuk layanan TransJakarta untuk tipe bus gandeng yang tadinya mampu mengangkut 150 orang kini direkayasa menampung 60 orang. Sedangkan untuk bus tunggal yang dapat menampung 80 orang menjadi 30 orang saja.
"Jadi semuanya kita imbau lencang depan, 1 lengan ke depan, pola ini kita harapkan potensi penyebaran virus ini (COVID-19) menjadi minimal, bahkan kita hilangkan," kata Syafrin di Balai Kota DKI Jakarta, Senin.
Nantinya dengan pola lencang depan, masyarakat dapat menjaga jarak setidaknya tidak berdesakan antarsatu penumpang dengan penumpang lainnya.
Ia pun meminta masyarakat memahami nantinya antrean akan terjadi di luar area halte dan stasiun karena untuk di dalam halte dan stasiun, antrean dikondisikan dengan jumlah penumpang yang akan masuk ke dalam moda transportasi, baik bus ataupun gerbong kereta.
Baca juga: Ini skema pembatasan transportasi umum di Jakarta
"Yang akan masuk ke halte atau stasiun itu, kita harapkan sesuai dengan jumlah kapasitas kereta atau kapasitas bus. Contohnya di halte yang akan masuk adalah pada saat bus gandeng yang masuk, maka di dalam bus hanya 60 orang selebihnya kita imbau untuk antre di luar halte," kata Syafrin.
Syafrin pun menjanjikan petugas Dishub dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) akan disiagakan untuk menjaga antrean tetap kondusif dan berjarak.
Layanan transportasi umum yang sebelumnya dibatasi pada Minggu (15/3) untuk pencegahan virus asal Wuhan itu akhirnya dibatalkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta, Senin (16/3).
Baca juga: Polda Metro-Dishub siapkan antisipasi penumpukan penumpang
Meski demikian skema pembatasan masih terus dilakukan untuk jumlah penumpang yang masuk ke dalam stasiun dan halte.
Untuk layanan MRT Jakarta, yang tadinya empat rangkaian menjadi 16 rangkaian dan hanya menampung 360 orang.
Sedangkan untuk LRT Jakarta yang tadinya dapat menampung 270 orang dalam satu rangkaian nantinya hanya mengangkut 80 orang dalam satu rangkaian.
Baca juga: Anies pulihkan intensitas moda transportasi Jakarta
Terakhir, untuk layanan TransJakarta untuk tipe bus gandeng yang tadinya mampu mengangkut 150 orang kini direkayasa menampung 60 orang. Sedangkan untuk bus tunggal yang dapat menampung 80 orang menjadi 30 orang saja.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: