Jakarta (ANTARA) - Advokat Andi Asrun membagikan kisahnya saat menjalani pemeriksaan COVID-19 di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur, Senin pagi.

"Pagi ini saya sedang menunggu antrian untuk pemeriksaan apakah tertular virus corona di RS Persahabatan Jakarta Timur," ujar Andi.

Andi mengatakan dirinya melakukan pemeriksaan COVID-19 usai kembali dari Singapura dan Batam pada minggu lalu.

Dia tiba di Rumah Sakit Persahabatan sejak pukul 10.00 WIB. Di rumah sakit tersebut, kata dia, tersedia dua jenis poliklinik untuk pemeriksaan COVID-19, yakni poliklinik khusus untuk warga dengan keluhan seperti demam dan batuk, serta poliklinik untuk warga tanpa keluhan.

Pengacara yang saat ini menjadi kuasa hukum untuk Gubernur Provinsi Kepri nonaktif, Nurdin Basirun, itu mengaku menjalani pemeriksaan di poliklinik untuk warga tanpa keluhan.

Dia mengatakan antrian di poliklinik itu cukup panjang. Setidaknya terdapat 30 warga lainnya yang juga melakukan pemeriksaan.

"Di dalam ruang pemeriksaan sedang ditangani sekitar 20 orang. Saya masih menanti giliran pemeriksaan 10 orang lagi," kata Andi.

Setelah menunggu sekitar tiga jam, Andi akhirnya menjalani pemeriksaan berupa tes darah dan rontgen dada. Setelah proses itu selesai, dia masih harus menunggu untuk diperiksa oleh dokter.

"Saya sudah selesai menjalani pemeriksaan darah laboratorium dan ronsen paru serta dikonfirmasi dokter bahwa saya tidak terinfeksi virus corona. Tetapi dokter meminta saya datang kembali bilamana dalam 14 hari ke depan saya mengalami demam dan gangguan pernapasan," kata dia.

Untuk melakukan pemeriksaan tersebut, Andi mengaku mengeluarkan uang sekitar Rp705.000. "Cukup mahal, saya kira gratis. Tapi tak apa yang penting sehat," ucap Andi.

Menurutnya, pelayanan pemeriksaan COVID-19 di Rumah Sakit Persahabatan tergolong baik. Namun demikian, dia mengimbau kepada Kementerian Kesehatan untuk memperbanyak rumah sakit yang menyediakan fasilitas pemeriksaan COVID-19, agar tidak terjadi penumpukan warga.

"Kita seolah berlomba dengan waktu untuk penanganan virus ini. Karena itu, saya mengimbau agar Menteri Kesehatan membuka lebih banyak lagi Rumah Sakit untuk menangani wabah ini," ucap Andi.

Baca juga: BI karantina uang 14 hari sebelum diedarkan lagi, minimalisasi Corona

Baca juga: Polda NTB lakukan sterilisasi ruang pelayanan antisipasi COVID-19

Baca juga: Dua lapas di Semarang tiadakan kunjungan terhadap warga binaan

Baca juga: Terkait Corona, KJRI KK janji koordinasi Malaysia tunda pulangkan TKI