Korea Selatan, yang memiliki jumlah kasus tertinggi di Asia setelah China, kini mencatat 8.162 kasus terkonfirmasi secara keseluruhan dengan 75 kematian, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC).
Korsel menunjukkan tren penurunan kasus baru dan jumlah terbaru itu secara signifikan lebih rendah dari puncaknya, yakni 909 kasus pada 29 Februari dan turun dari 107 yang dilaporkan pada Sabtu (14/3).
Sebanyak 41 kasus baru berasal dari Kota Daegu, pusat wabah corona di negara tersebut.
Total 120 pasien dipulangkan dari rumah sakit dan, selama tiga hari berturut-turut, jumlah harian pasien yang sembuh berada di atas jumlah kasus baru terkonfirmasi sejak Korea Selatan mengumumkan kasus pertama COVID-19 pada 20 Januari.
Mulai Minggu, Korea Selatan mengharuskan pengunjung dari Prancis, Jerman, Inggris, Spanyol dan Belanda menjalani pemeriksaan perbatasan yang ketat. Sebelumnya, aturan serupa juga diberlakukan bagi pendatang dari China, Italia dan Iran, yang dilanda hebat virus corona.
Selain mengukur suhu tubuh di bandara, pengunjung dari negara-negara tersebut juga harus mengunduh aplikasi pemerintah Korea Selatan untuk melaporkan setiap hari apakah mereka memiliki gejala terkait corona.
Korea Selatan melakukan tes terhadap ratusan ribu orang dan, bagaikan detektif dengan menggunakan ponsel dan teknologi satelit, melacak orang-orang yang berpotensi tertular corona.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pertama kali, pasien sembuh di Korsel semakin banyak
Baca juga: WHO: China dan Korea Selatan menunjukkan COVID-19 bisa dikendalikan
Baca juga: Polda Kalsel bongkar penimbun masker yang dikirim ke Korea Selatan