IDAI sarankan seluruh sekolah diliburkan
14 Maret 2020 19:59 WIB
Kepala Polres Batang AKBP Abdul waras didampingi Ketua Bhayangkari Batang Ny. Neeva Abdul waras mengajari pada siswa taman kanak-kanak tentang cuci tangan yang baik dan benar. (ANTARA/Kutnadi)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Aman B Pulungan Sp.A(K) menyarankan agar seluruh sekolah diliburkan sementara mulai pekan depan di tengah meningkatnya penyebaran virus corona (COVID-19) di Indonesia.
Aman saat dihubungi di Jakarta, Sabtu, menjelaskan bahwa peningkatan kasus COVID-19 perlu menjadi perhatian khusus pemerintah untuk melindungi anak-anak agar tetap bisa bertumbuh dan berkembang.
"Ketika anak itu sakit, itu kan dalam perlindungan dan anak itu harus bertumbuh dan berkembang sesuai potensinya walaupun dalam keadaan sakit," kata Aman.
Dia menyarankan penutupan sekolah secara sementara dikarenakan sudah ada dua anak balita usia tiga tahun dan dua tahun yang terinfeksi COVID-19, dan juga anak berusia 16 tahun dan 17 tahun yang merupakan usia pelajar juga terinfeksi virus tersebut.
Mengenai bagaimana proses belajar selama diliburkan, Aman menyerahkan pada para pakar pendidikan. Sementara dirinya menegaskan bahwa kesehatan anak harus dilindungi dari ancaman infeksi COVID-19.
Meskipun data COVID-19 yang menginfeksi anak di dunia cenderung rendah, Aman mengatakan anak-anak tetap rentan terinfeksi karena memiliki daya tahan tubuh yang rendah dibandingkan orang dewasa.
Selain itu dia juga menekankan bahwa COVID-19 merupakan virus baru yang belum banyak diketahui mengenai karakteristiknya sehingga bisa saja berubah-ubah dan bisa lebih banyak menginfeksi anak-anak.
Ia menyarankan para orang tua agar berperilaku sesehat mungkin supaya tidak menularkan penyakit COVID-19 kepada anaknya. Orang tua dianjurkan tidak membawa anak ke tempat keramaian, dan sebisa mungkin bekerja di rumah bila memungkinkan agar tidak membawa kuman dan virus ke rumah.
Menurut Aman, opsi lockdown atau penutupan suatu kota yang terdapat infeksi juga bisa dilakukan agar orang tua tidak menularkan virus ke anaknya.
"Istilahnya efek dominonya ini kita akan menyesal kalau sudah nanti anak banyak yang kena. Ini tidak betul saya bilang, negara tidak melindungi jadinya," kata dia.
Hingga saat ini pemerintah mengumumkan kasus positif COVID-19 di Indonesia sebanyak 96 orang. Dari seluruh kasus tersebut, delapan orang telah dinyatakan sembuh dan lima orang meninggal dunia.
Aman saat dihubungi di Jakarta, Sabtu, menjelaskan bahwa peningkatan kasus COVID-19 perlu menjadi perhatian khusus pemerintah untuk melindungi anak-anak agar tetap bisa bertumbuh dan berkembang.
"Ketika anak itu sakit, itu kan dalam perlindungan dan anak itu harus bertumbuh dan berkembang sesuai potensinya walaupun dalam keadaan sakit," kata Aman.
Dia menyarankan penutupan sekolah secara sementara dikarenakan sudah ada dua anak balita usia tiga tahun dan dua tahun yang terinfeksi COVID-19, dan juga anak berusia 16 tahun dan 17 tahun yang merupakan usia pelajar juga terinfeksi virus tersebut.
Mengenai bagaimana proses belajar selama diliburkan, Aman menyerahkan pada para pakar pendidikan. Sementara dirinya menegaskan bahwa kesehatan anak harus dilindungi dari ancaman infeksi COVID-19.
Meskipun data COVID-19 yang menginfeksi anak di dunia cenderung rendah, Aman mengatakan anak-anak tetap rentan terinfeksi karena memiliki daya tahan tubuh yang rendah dibandingkan orang dewasa.
Selain itu dia juga menekankan bahwa COVID-19 merupakan virus baru yang belum banyak diketahui mengenai karakteristiknya sehingga bisa saja berubah-ubah dan bisa lebih banyak menginfeksi anak-anak.
Ia menyarankan para orang tua agar berperilaku sesehat mungkin supaya tidak menularkan penyakit COVID-19 kepada anaknya. Orang tua dianjurkan tidak membawa anak ke tempat keramaian, dan sebisa mungkin bekerja di rumah bila memungkinkan agar tidak membawa kuman dan virus ke rumah.
Menurut Aman, opsi lockdown atau penutupan suatu kota yang terdapat infeksi juga bisa dilakukan agar orang tua tidak menularkan virus ke anaknya.
"Istilahnya efek dominonya ini kita akan menyesal kalau sudah nanti anak banyak yang kena. Ini tidak betul saya bilang, negara tidak melindungi jadinya," kata dia.
Hingga saat ini pemerintah mengumumkan kasus positif COVID-19 di Indonesia sebanyak 96 orang. Dari seluruh kasus tersebut, delapan orang telah dinyatakan sembuh dan lima orang meninggal dunia.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020
Tags: