Sudah 1.189 pasien DBD di Sikka sembuh
13 Maret 2020 19:09 WIB
Seorang anggota medis dari TNI-AD dari RSPAD bantuan dari Kemenkes RI tengah memasang jarum infus ke tangan pasien yang dirawat akibat terserang demam berdarah dengue (DBD) di puskesmas rawat inap Nita di Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, NTT,Jumat (13/3/2020). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha.
Maumere, Kabupaten Sikka (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka menyebutkan sebanyak 1.189 pasien dari 1.289 kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu berhasil disembuhkan.
"Sampai dengan saat ini petugas kesehatan kita sudah berhasil menyebuhkan 1.189 pasien DBD, yang tersebar di tiga rumah sakit, serta 25 puskesmas di Kabupaten Sikka," kata Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus kepada ANTARA di Maumere, Jumat (13/3) malam.
Ia mengatakan bahwa data yang diperoleh tersebut adalah data akhir yang sudah dikumpulkan dari tiga rumah sakit seperti RSUD Tc Hiller, RS Santo Gabriell Kewapante dan RS Lela, serta sejumlah puskesmas di daerah itu.
Ia mengapresiasi sejumlah petugas medis yang selama ini bekerja keras, bahkan ada yang bekerja selama 24 jam untuk bisa menangani masalah DBD di kabupaten itu yang sudah memakan korban meninggal sebanyak 14 orang.
"Mereka, para petugas medis kita perlu diberikan apresiasi yang setinggi-tingginya. Saya salut mereka bekerja dengan hati sehingga sudah banyak pasien yang sudah sembuh," tambah dia.
Baca juga: Korban meninggal akibat DBD di NTT capai 39 orang
Ia mengatakan jika dilihat dari tren kasus DBD di Kabupaten itu memang mengalami penurunan. Hingga saat ini pasien yang dirawat di tiga rumah sakit itu juga, kata dia, berjumlah 86.
Angka itu mengalami penurunan, karena di hari sebelumnya angka pasien yang dirawat mencapai 101 orang dengan rincian 68 orang di RS Tc Hillers, 29 orang di RS Kewapante dan empat orang di RS Lela.
Ia menambahkan salah satu penyebab tren penurunan kasus DBD di kabupaten itu karena memang pihaknya sudah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara massal, tidak hanya dilakukan oleh masyarakat dewasa, tetapi juga anak-anak di sekolah.
Selain itu juga keberadaan petugas kebersihan yang dilantik dan direkrut juga sejauh ini bekerja sangat maksimal dengan membersihkan seluruh sampah yang ada di kabupaten itu.
Ia pun berharap agar kasus DBD di kabupaten itu bisa terus mengalami penurunan, sehingga status KLB DBD di kabupaten itu bisa segera dicabut.
"Targetnya nanti tanggal 18, jika memang trennya terus mengalami penurunan maka kita akan cabut status KLB-nya," ujar dia.
Baca juga: DBD belum mereda, aktivitas sekolah di Sikka dimundurkan waktunya
Baca juga: 1.255 kasus DBD di Kabupaten Sikka
"Sampai dengan saat ini petugas kesehatan kita sudah berhasil menyebuhkan 1.189 pasien DBD, yang tersebar di tiga rumah sakit, serta 25 puskesmas di Kabupaten Sikka," kata Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus kepada ANTARA di Maumere, Jumat (13/3) malam.
Ia mengatakan bahwa data yang diperoleh tersebut adalah data akhir yang sudah dikumpulkan dari tiga rumah sakit seperti RSUD Tc Hiller, RS Santo Gabriell Kewapante dan RS Lela, serta sejumlah puskesmas di daerah itu.
Ia mengapresiasi sejumlah petugas medis yang selama ini bekerja keras, bahkan ada yang bekerja selama 24 jam untuk bisa menangani masalah DBD di kabupaten itu yang sudah memakan korban meninggal sebanyak 14 orang.
"Mereka, para petugas medis kita perlu diberikan apresiasi yang setinggi-tingginya. Saya salut mereka bekerja dengan hati sehingga sudah banyak pasien yang sudah sembuh," tambah dia.
Baca juga: Korban meninggal akibat DBD di NTT capai 39 orang
Ia mengatakan jika dilihat dari tren kasus DBD di Kabupaten itu memang mengalami penurunan. Hingga saat ini pasien yang dirawat di tiga rumah sakit itu juga, kata dia, berjumlah 86.
Angka itu mengalami penurunan, karena di hari sebelumnya angka pasien yang dirawat mencapai 101 orang dengan rincian 68 orang di RS Tc Hillers, 29 orang di RS Kewapante dan empat orang di RS Lela.
Ia menambahkan salah satu penyebab tren penurunan kasus DBD di kabupaten itu karena memang pihaknya sudah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara massal, tidak hanya dilakukan oleh masyarakat dewasa, tetapi juga anak-anak di sekolah.
Selain itu juga keberadaan petugas kebersihan yang dilantik dan direkrut juga sejauh ini bekerja sangat maksimal dengan membersihkan seluruh sampah yang ada di kabupaten itu.
Ia pun berharap agar kasus DBD di kabupaten itu bisa terus mengalami penurunan, sehingga status KLB DBD di kabupaten itu bisa segera dicabut.
"Targetnya nanti tanggal 18, jika memang trennya terus mengalami penurunan maka kita akan cabut status KLB-nya," ujar dia.
Baca juga: DBD belum mereda, aktivitas sekolah di Sikka dimundurkan waktunya
Baca juga: 1.255 kasus DBD di Kabupaten Sikka
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2020
Tags: