Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Malaysia, Selasa, menggelar pertemuan konsultasi untuk mengevaluasi capaian kerja sama kedua negara di berbagai bidang, sebagai tindaklanjut pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi di Putrajaya, Malaysia, Januari tahun lalu.
Pertemuan konsultasi yang berlangsung di Istana Merdeka Jakarta dan melibatkan sejumlah menteri kedua negara itu dipimpin langsung oleh Susilo Bambang Yudhoyono dan Abdullah Ahmad Badawi.
"Tujuan dari konsultasi semacam ini adalah untuk melakukan evaluasi kerja sama yang telah kita lakukan, dan untuk menemukan lagi peluang baru dalam rangka meningkatkan kerja sama dan hubungan bilateral di waktu selanjutnya," kata Presiden Yudhoyono dalam keterangan pers bersama d Badawi di ruang Credential Istana Merdeka.
Menurut Yudhoyono, sebagai tuan rumah, Indonesia menyampaikan sembilan tujuan yang dirumuskan dalam pertemuan di Putrajaya tahun lalu dan hingga saat ini sebagain telah dicapai dan sebagian lainnya dalam proses untuk mencapai tujuan itu.
Presiden mengatakan, dalam pertemuan itu dibahas juga peningkatan kerja sama di bidang ekonomi dan pertanian serta energi untuk menciptakan ketahanan pangan dan energi secara regional.
"Kami membahas isu-isu bilateral penting yang menyangkut ekonomi khususnya upaya peningkatan perdagangan dan investasi. Kemudian peningkatan kerja sama di bidang pertanian yang kemudian mengarah pada pencapaian food security, kami juga sepakat membahas masalah menuju energy security, apa yang bisa dikontribusikan untuk pencapaian lebih baik dan meningkatkan ketangguhan energi di kawasan ini sebagaimana juga ketahanan pangan," tegasnya.
Sementara itu di bidang pendidikan, Presiden Yudhoyono menyampaikan penghargaan atas pendirian sekolah Indonesia di Kinibalu dan meminta agar dikembangkan pula sekolah bagi anak-anak pekerja asal Indonesia di Sabah.
Tenaga Kerja Indonesia
Masalah tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia pun menjadi salah satu topik pembicaraan kedua pemimpin pemerintahan.
"Di bidang tenaga kerja, sebagaimana lazimnya konsultasi kami, juga dibahas secara mendalam karena banyak pekerja Indonesia yang bekerja di Malaysia, baik pemerintah Malaysia dan Indonesia melakukan pengelolaan secara bersama agar tenaga kerja itu dapat berkontribusi dalam pembangunan perekonomian di Malaysia tetapi juga mereka dapat perlakukan dan perlindungan yang baik," kata Presiden.
Sementara itu menjawab wartawan, PM Badawi mengatakan bahwa Malaysia, sama seperti negara lainnya juga merasakan imbas dari krisis keuangan global dan menghadapi ancaman adanya pemutusan hubungan kerja.
Meski ada paket stimulus ekonomi di Malaysia, masih kata Badawi, ancaman PHK tetap ada dan tidak saja mengancam pekerja asing namun juga warga Malaysia itu sendiri.
"Pemerintah akan mengambil tindakan yang perlu diambil untuk mengimbanginya, ini belum terjadi, jadi jangan dibesar-besarkan. Dan ini bila terjadi bukan hanya bagi para pekerja asing namun juga warga Malaysia juga. Kita akan kelola itu, namun bila itu terjadi akan kami ambil tindakan yang diperlukan," kata Badawi.
Hubungan perdagangan RI-Malaysia khususnya pada satu tahun terakhir telah berjalan baik dan terjadi peningkatan volume perdagangan.
Volume perdagangan pada 2007 sebesar 11,5 miliar dolar AS sementara periode Januari hingga November 2008 mencapai 14,6 miliar dolar AS.
Realisasi investasi Malaysia di Indonesia pada 2008 dan 2007 masing-masing 363 juta dolar AS dan 217 juta dolar AS.
(*)
Indonesia, Malaysia Evaluasi Capaian Kerja Sama
17 Maret 2009 16:50 WIB
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009
Tags: