Rupiah akhir pekan terkoreksi seiring kejatuhan aset berisiko
13 Maret 2020 17:31 WIB
Warga menerawang uang rupiah saat sosialisasi Pekan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) Nasional 2020 dan sosialisasi mata uang rupiah di Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/3/2020). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/hp
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan melemah seiring kejatuhan aset-aset berisiko.
Rupiah Jumat sore ditutup melemah 256 poin atau 1,76 persen menjadi Rp14.778 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.522 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Jumat pagi terkoreksi hingga dua persen
"Sentimen pasar tidak membaik setelah WHO menyatakan pandemi untuk wabah Corona. Harga aset-aset berisiko seperti saham jatuh dalam. Ini memberikan tekanan untuk rupiah hari ini," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Menurut Ariston, pasar terus menunggu kebijakan-kebijakan stimulus baru dari negara-negara besar seperti AS untuk meredam kekhawatiran pasar dan mengurangi dampak negatif wabah COVID-19 terhadap perekonomian.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Penetapan itu dilakukan lantaran jumlah kasus maupun negara yang terjangkit wabah itu meningkat tajam.
WHO mencatat sudah ada 126.380 kasus di 124 negara di seluruh dunia.
Dari domestik, pemerintah akhirnya merilis stimulus jilid II untuk meminimalisasi dampak COVID-19 terhadap perekonomian dalam negeri.
Stimulus jilid II ini lebih berfokus pada sektor produksi terutama sektor manufaktur. Sebab, sejak ditetapkan sebagai pandemi global, sektor tersebut kesulitan untuk mendapatkan barang modal dan bahan baku.
Rupiah pada Jumat pagi dibuka melemah ke posisi Rp14.595 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.595 per dolar AS hingga Rp14.840 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.815 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.490 per dolar AS.
Baca juga: IHSG akhir pekan berhasil naik meski sempat terkoreksi tajam
Baca juga: Rupiah melemah tajam, dipicu meluasnya kekhawatiran terhadap COVID-19
Rupiah Jumat sore ditutup melemah 256 poin atau 1,76 persen menjadi Rp14.778 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.522 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Jumat pagi terkoreksi hingga dua persen
"Sentimen pasar tidak membaik setelah WHO menyatakan pandemi untuk wabah Corona. Harga aset-aset berisiko seperti saham jatuh dalam. Ini memberikan tekanan untuk rupiah hari ini," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Menurut Ariston, pasar terus menunggu kebijakan-kebijakan stimulus baru dari negara-negara besar seperti AS untuk meredam kekhawatiran pasar dan mengurangi dampak negatif wabah COVID-19 terhadap perekonomian.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Penetapan itu dilakukan lantaran jumlah kasus maupun negara yang terjangkit wabah itu meningkat tajam.
WHO mencatat sudah ada 126.380 kasus di 124 negara di seluruh dunia.
Dari domestik, pemerintah akhirnya merilis stimulus jilid II untuk meminimalisasi dampak COVID-19 terhadap perekonomian dalam negeri.
Stimulus jilid II ini lebih berfokus pada sektor produksi terutama sektor manufaktur. Sebab, sejak ditetapkan sebagai pandemi global, sektor tersebut kesulitan untuk mendapatkan barang modal dan bahan baku.
Rupiah pada Jumat pagi dibuka melemah ke posisi Rp14.595 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.595 per dolar AS hingga Rp14.840 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.815 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.490 per dolar AS.
Baca juga: IHSG akhir pekan berhasil naik meski sempat terkoreksi tajam
Baca juga: Rupiah melemah tajam, dipicu meluasnya kekhawatiran terhadap COVID-19
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: