Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat pagi terkoreksi hingga lebih dari dua persen.

Pada pukul 10.28 WIB, rupiah bergerak melemah 298 poin atau 2,05 persen menjadi Rp14.820 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.522 per dolar AS.

"Dalam perdagangan hari ini rupiah masih akan melemah," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Rupiah Jumat pagi melemah 131 poin

Euro jatuh pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor tidak terkesan oleh langkah-langkah stimulus Bank Sentral Eropa (ECB) untuk melawan dampak ekonomi dari wabah COVID-19.

Investor justru berbondong-bondong ke safe-haven dolar setelah The Federal Reserve mengatakan akan menyuntikkan likuiditas ke dalam sistem perbankan yang menunjukkan tanda-tanda tertekan.

ECB menyetujui langkah-langkah stimulus baru pada Kamis (12/3) untuk membantu ekonomi Zona Euro mengatasi meningkatnya biaya pandemi COVID-19, tetapi mempertahankan suku bunganya tidak berubah.

Beberapa jam kemudian, Federal Reserve Bank of New York mengatakan akan memperkenalkan 1,5 triliun dolar AS dalam operasi repo baru minggu ini dan mulai membeli berbagai surat utang jatuh tempo sebagai bagian dari pembelian surat utang pemerintah bulanan dalam gerakan membendung kepanikan yang disebabkan oleh krisis pasar.

Baca juga: Rupiah melemah tajam, dipicu meluasnya kekhawatiran terhadap COVID-19

Menurut Ibrahim, kekhawatiran investor terwujud setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan COVID-19 sebagai pandemi global.

Dalam dua minggu terakhir, jumlah kasus di luar China telah meningkat tiga belas kali lipat dan jumlah negara yang terkena dampak telah meningkat tiga kali lipat.

Virus Corona telah menginfeksi 118.000 orang di 114 negara dan telah menelan 4.291 korban jiwa, dengan perkiraan jumlah tersebut akan terus meningkat.

Fed menawarkan 500 miliar dolar AS dalam operasi repo tiga bulan pada Kamis (12/3) dan akan menawarkan 500 miliar dolar AS tambahan dalam repo satu bulan serta 500 miliar dolar AS dalam pinjaman repo tiga bulan pada Jumat.

Namun, langkah tersebut hampir tidak menstabilkan mata uang dan pasar saham, karena semakin meningkatkan permintaan untuk dolar AS.

Dolar sebelumnya kesulitan, setelah Presiden AS Donald Trump melarang perjalanan dari Eropa untuk membendung virus corona.

Dengan larangan terbaru yang menimbulkan gangguan baru pada ekonomi global, para pedagang juga kecewa dengan kurangnya langkah-langkah luas dalam rencana Trump untuk melawan patogen, mendorong para pedagang bertaruh pada pelonggaran agresif lebih lanjut oleh Federal Reserve.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.815 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.490 per dolar AS.