Bulu tangkis
Hendry: tunggal putra di All England tidak sesuai harapan
13 Maret 2020 02:21 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra Jonatan Christie berlatih jelang All England 2020 di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Kamis (5/3/2020). Sebanyak 25 atlet Indonesia ikut ambil bagian dan ditargetkan dapat meraih satu gelar dalam turnamen bulu tangkis tertua dunia yang akan berlangsung pada 11-15 Maret 2020 di Birmingham, Inggris. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc. (ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)
Jakarta (ANTARA) - Kekalahan tim bulu tangkis tunggal putra Indonesia di babak awal turnamen All England Open 2020 disebut pelatih Hendry Saputra sebagai hasil yang tidak sesuai harapan.
Sebagaimana laporan PP PBSI yang diterima di Jakarta, Jumat, pernyataan tersebut ia lontarkan menyikapi kekalahan yang dialami Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie di babak pertama, serta Shesar Hiren Rhustavito yang hanya mampu bersaing hingga babak kedua.
"Untuk Ginting, saya lihat dia mengubah mainnya dari 'rally control' jadi menyerang, karena mau cepat-cepat mematikan lawan. Sehingga banyak melakukan kesalahan dan mati sendiri. Itu diulang sampai sama poinnya. Selanjutnya dia hilang fokus dan kepercayaan diri. Bukan karena Ginting jelek mainnya, tapi dari perubahan cara mainnya yang salah. Jadinya rugi," kata Hendry menjelaskan.
Baca juga: Indonesia kehabisan wakil tunggal putra di All England 2020
Di laga pembuka, Anthony langsung kalah dari Rasmus Gemke (Denmark) dengan skor 14-21, 18-21. Sebelumnya, Jonatan juga kalah 15-21, 13-21 dari Lee Zii Jia (Malaysia).
"Evaluasi untuk Jonatan dan Ginting, ini di luar harapan saya. Pulang nanti harus dilatih fokus dalam menerapkan strategi dan pukulannya, untuk bisa tepat penggunaannya. Di samping mental dan pikirannya yang saya lihat masih ragu-ragu mainnya. Mungkin terbeban harus menang hingga tidak fokus dengan apa yang harus dilakukan," katanya.
Sementara untuk Shesar, meski kalah namun Hendry mengakui peningkatan performa dari anak didiknya tersebut. Hanya saja masih perlu untuk terus diasah, terutama soal kesabaran di lapangan dan kekuatan fisiknya.
Baca juga: Minions akui tak hadapi kendala di babak dua All England
Shesar juga ditundukkan Gemke di babak kedua, dengan laga yang cukup panjang selama 77 menit. Shesar berhasil merebut gim pertamanya, namun akhirnya kalah setelah bermain rubber game, dengan skor akhir 21-18, 13-21, 19-21.
"Untuk Vito, dia kurang sabar dan mengubah mainnya waktu poinnya unggul. Sehingga banyak melakukan kesalahan sendiri. Tapi saya lihat sudah bagus mainnya. Tinggal harus ditingkatkan lagi kekuatan kaki dan fisiknya, untuk bisa main dalam durasi yang cukup panjang," Hendry menuturkan.
Sebagaimana laporan PP PBSI yang diterima di Jakarta, Jumat, pernyataan tersebut ia lontarkan menyikapi kekalahan yang dialami Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie di babak pertama, serta Shesar Hiren Rhustavito yang hanya mampu bersaing hingga babak kedua.
"Untuk Ginting, saya lihat dia mengubah mainnya dari 'rally control' jadi menyerang, karena mau cepat-cepat mematikan lawan. Sehingga banyak melakukan kesalahan dan mati sendiri. Itu diulang sampai sama poinnya. Selanjutnya dia hilang fokus dan kepercayaan diri. Bukan karena Ginting jelek mainnya, tapi dari perubahan cara mainnya yang salah. Jadinya rugi," kata Hendry menjelaskan.
Baca juga: Indonesia kehabisan wakil tunggal putra di All England 2020
Di laga pembuka, Anthony langsung kalah dari Rasmus Gemke (Denmark) dengan skor 14-21, 18-21. Sebelumnya, Jonatan juga kalah 15-21, 13-21 dari Lee Zii Jia (Malaysia).
"Evaluasi untuk Jonatan dan Ginting, ini di luar harapan saya. Pulang nanti harus dilatih fokus dalam menerapkan strategi dan pukulannya, untuk bisa tepat penggunaannya. Di samping mental dan pikirannya yang saya lihat masih ragu-ragu mainnya. Mungkin terbeban harus menang hingga tidak fokus dengan apa yang harus dilakukan," katanya.
Sementara untuk Shesar, meski kalah namun Hendry mengakui peningkatan performa dari anak didiknya tersebut. Hanya saja masih perlu untuk terus diasah, terutama soal kesabaran di lapangan dan kekuatan fisiknya.
Baca juga: Minions akui tak hadapi kendala di babak dua All England
Shesar juga ditundukkan Gemke di babak kedua, dengan laga yang cukup panjang selama 77 menit. Shesar berhasil merebut gim pertamanya, namun akhirnya kalah setelah bermain rubber game, dengan skor akhir 21-18, 13-21, 19-21.
"Untuk Vito, dia kurang sabar dan mengubah mainnya waktu poinnya unggul. Sehingga banyak melakukan kesalahan sendiri. Tapi saya lihat sudah bagus mainnya. Tinggal harus ditingkatkan lagi kekuatan kaki dan fisiknya, untuk bisa main dalam durasi yang cukup panjang," Hendry menuturkan.
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: