Wamendes PDTT: Dana desa tulang punggung kemajuan Indonesia
12 Maret 2020 13:48 WIB
Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan Provinsi Sulawesi Utara, Manado, Kamis (12/3/2020) (Dokumentasi Kemendes PDTT)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Budi Arie Setiadi menekankan bahwa Dana Desa adalah tulang punggung kemajuan Indonesia karena desa yang maju adalah tanda kemajuan Indonesia.
"Tidak mungkin Indonesia maju tanpa desa maju. Desa maju, Indonesia maju. Kemajuan desa adalah penanda kemajuan Indonesia," ujar Wamendes PDTT ketika menghadiri Rapat Koordinasi Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan Provinsi Sulawesi Utara, menurut rilis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Sebagai bentuk komitmen memajukan desa, pemerintah dalam periode 2015-2019 sudah menyalurkan dana desa sebesar Rp257 triliun dan rencananya pada 2020 akan ditambah Rp72 triliun.
Sampai dengan 2024, rencananya pemerintah akan menyalurkan total Rp400 triliun untuk dana desa.
Terkait kunjungannya di Sulawesi Utara, Budi Arie mengatakan pemanfaatan dana desa sendiri di provinsi itu sendiri sudah terlihat dengan berbagai pembangunan seperti jalan desa, jembatan, pasar dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), tambatan perahu dan lain sebagainya.
Provinsi Sulawesi Utara menerima total Dana Desa sebesar RP4,75 triliun dalam periode 2015-2019.
Sampai dengan 2019, provinsi itu memiliki 12 desa yang masih berstatus desa sangat tertinggal dan 321 desa tertinggal. Selain itu terdapat 976 desa dalam kategori berkembang dan 197 desa maju.
"Belum ada contoh desa mandiri di Sulawesi utara. Mudah-mudahan dengan kerja keras kita semua, kita bisa tingkatkan status semua desa di Sulawesi Utara," ujar Budi Arie.
Wamendes PDTT menekankan bahwa masa depan Indonesia berada di sektor pertanian, perikanan dan pariwisata yang semuanya ada di Sulawesi Utara dan meminta agar masyarakat di sana bisa menjadi yang terdepan untuk mewujudkan kemajuan Indonesia.
Menanggapi hal itu Wakil Gubernur Sulut Steven O E Kandouw mengatakan 70 persen masyarakat Sulut tinggal di desa, tapi pengangguran terbesar justru berada di kota.
Dana Desa, kata Wagub Sulut, memiliki sumbangsih besar terhadap berkurangnya angka pengangguran di desa.
"Setelah dievaluasi setelah adanya dana desa pengangguran di desa berkurang. Untuk itu Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara meminta dengan hormat agar dana desa tahun depan kalau bisa lebih besar dari tahun ini," ujarnya.
"Tidak mungkin Indonesia maju tanpa desa maju. Desa maju, Indonesia maju. Kemajuan desa adalah penanda kemajuan Indonesia," ujar Wamendes PDTT ketika menghadiri Rapat Koordinasi Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan Provinsi Sulawesi Utara, menurut rilis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Sebagai bentuk komitmen memajukan desa, pemerintah dalam periode 2015-2019 sudah menyalurkan dana desa sebesar Rp257 triliun dan rencananya pada 2020 akan ditambah Rp72 triliun.
Sampai dengan 2024, rencananya pemerintah akan menyalurkan total Rp400 triliun untuk dana desa.
Terkait kunjungannya di Sulawesi Utara, Budi Arie mengatakan pemanfaatan dana desa sendiri di provinsi itu sendiri sudah terlihat dengan berbagai pembangunan seperti jalan desa, jembatan, pasar dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), tambatan perahu dan lain sebagainya.
Provinsi Sulawesi Utara menerima total Dana Desa sebesar RP4,75 triliun dalam periode 2015-2019.
Sampai dengan 2019, provinsi itu memiliki 12 desa yang masih berstatus desa sangat tertinggal dan 321 desa tertinggal. Selain itu terdapat 976 desa dalam kategori berkembang dan 197 desa maju.
"Belum ada contoh desa mandiri di Sulawesi utara. Mudah-mudahan dengan kerja keras kita semua, kita bisa tingkatkan status semua desa di Sulawesi Utara," ujar Budi Arie.
Wamendes PDTT menekankan bahwa masa depan Indonesia berada di sektor pertanian, perikanan dan pariwisata yang semuanya ada di Sulawesi Utara dan meminta agar masyarakat di sana bisa menjadi yang terdepan untuk mewujudkan kemajuan Indonesia.
Menanggapi hal itu Wakil Gubernur Sulut Steven O E Kandouw mengatakan 70 persen masyarakat Sulut tinggal di desa, tapi pengangguran terbesar justru berada di kota.
Dana Desa, kata Wagub Sulut, memiliki sumbangsih besar terhadap berkurangnya angka pengangguran di desa.
"Setelah dievaluasi setelah adanya dana desa pengangguran di desa berkurang. Untuk itu Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara meminta dengan hormat agar dana desa tahun depan kalau bisa lebih besar dari tahun ini," ujarnya.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020
Tags: