Dinkes Sulbar Bimtek penanggulangan gawat darurat
12 Maret 2020 00:45 WIB
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat melaksanakan kegiatan bimbingan teknis Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Pra Hospital Di Rumah Sakit, di Mamuju, Rabu (11/3/2020). (Antaranews/M Faisal Hanapi)
Mamuju (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) melaksanakan kegiatan bimbingan teknis Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Pra Hospital Di Rumah Sakit.
"Bimtek tersebut dilaksanakan agar penanganan kegawatdaruratan terhadap pasien dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan cermat," kata Kepala Dinas Kesehatan Sulbar dr H Muhammad Alief Satria Lahmuddin, di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan tentang pembinaan teknis pengembangan SPGDT Pra Hospital di rumah sakit khususnya rumah sakit yang ada di Provinsi Sulbar.
"SPGDT adalah sebuah sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri dari unsur pelayanan pra rumah sakit, pelayanan di rumah sakit dan antar rumah sakit," katanya.
Baca juga: Pertolongan tepat di IGD menentukan keselamatan pasien
Menurut dia, prinsip penanganan gawat darurat adalah "Time saving is life and limb saving," yang artinya semakin cepat waktu untuk merespons terhadap kejadian gawat darurat, semakin besar kesempatan untuk menyelamatkan nyawa pasien.
"Penanganan gawat darurat dapat dilakukan dengan melibatkan pelayanan oleh masyarakat awam umum dan khusus, petugas medis, pelayanan ambulans gawat darurat dan memanfaatkan sistem komunikasi," katanya lagi.
Ia mengatakan, SPGDT juga sebagai upaya respons cepat terhadap kondisi kegawatdaruratan yang perlu didukung dengan sistem yang mapan, terorganisir, ditangani oleh SDM profesional, serta regulasi.
"Sistem yang dimaksud yakni SPGDT, melalui implementasi Public Safety Center (PSC) 119. SPGDT merupakan koordinasi berbagai unit kerja, dan didukung berbagai kegiatan profesi multidisiplin, untuk menyelenggarakan pelayanan terpadu bagi penderita gawat darurat dalam keseharian maupun kebencanaan," katanya pula.
"Bimtek tersebut dilaksanakan agar penanganan kegawatdaruratan terhadap pasien dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan cermat," kata Kepala Dinas Kesehatan Sulbar dr H Muhammad Alief Satria Lahmuddin, di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan tentang pembinaan teknis pengembangan SPGDT Pra Hospital di rumah sakit khususnya rumah sakit yang ada di Provinsi Sulbar.
"SPGDT adalah sebuah sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri dari unsur pelayanan pra rumah sakit, pelayanan di rumah sakit dan antar rumah sakit," katanya.
Baca juga: Pertolongan tepat di IGD menentukan keselamatan pasien
Menurut dia, prinsip penanganan gawat darurat adalah "Time saving is life and limb saving," yang artinya semakin cepat waktu untuk merespons terhadap kejadian gawat darurat, semakin besar kesempatan untuk menyelamatkan nyawa pasien.
"Penanganan gawat darurat dapat dilakukan dengan melibatkan pelayanan oleh masyarakat awam umum dan khusus, petugas medis, pelayanan ambulans gawat darurat dan memanfaatkan sistem komunikasi," katanya lagi.
Ia mengatakan, SPGDT juga sebagai upaya respons cepat terhadap kondisi kegawatdaruratan yang perlu didukung dengan sistem yang mapan, terorganisir, ditangani oleh SDM profesional, serta regulasi.
"Sistem yang dimaksud yakni SPGDT, melalui implementasi Public Safety Center (PSC) 119. SPGDT merupakan koordinasi berbagai unit kerja, dan didukung berbagai kegiatan profesi multidisiplin, untuk menyelenggarakan pelayanan terpadu bagi penderita gawat darurat dalam keseharian maupun kebencanaan," katanya pula.
Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020
Tags: