Banyuwangi jadi lokasi pengembangan pisang cavendish ekspor
11 Maret 2020 20:05 WIB
Asisten Deputi Agribisnis pada Kemenko Perekonomian Yuli Sri Wilanti saat berbincang dengan Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (11/3/2020). (HO-Pemkab Banyuwangi)
Banyuwangi (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memilih Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sebagai salah satu lokasi pengembangan tanaman hortikultura pisang cavendish yang hasilnya diorientasikan untuk ekspor.
"Komoditas pisang ini memiliki potensi pasar yang luas, terlebih untuk ekspor. Kami ingin mengajak Banyuwangi untuk bersama-sama mengembangkan, karena pasar pisang cavendish ini sangat luas di berbagai negara," ujar Asisten Deputi Agribisnis Kemenko Perekonomian Yuli Sri Wilanti saat bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu.
Ia mengatakan, Kemenko Perekonomian tengah melakukan program pengembangan kawasan hortikultura berorientasi ekspor untuk mendorong peningkatan devisa negara, salah satu komoditas yang dibidik adalah tanaman pisang cavendish.
Baca juga: Sesmenko Perekonomian dorong tingkatkan ekspor hortikultura
Pisang cavendish, menurutnya, merupakan komoditas buah tropis yang sangat popular di dunia, dan di Indonesia pisang ini lebih dikenal dengan sebutan pisang ambon putih. Katanya, pisang cavendish banyak dikembangbiakkan menggunakan metode kultur jaringan.
Yuli menjelaskan, memilih Banyuwangi untuk pengembangan pisang tersebut, karena memiliki potensi pertanian yang cukup bagus, begitu juga kualitas produk perkebunannya, seperti kakao dan kopi.
"Kami yakin, kalau kondisi tanah di sini bakal cocok untuk pengembangan pisang cavendish. Langkah awalnya, petani kami ajak mengoptimalkan lahan yang ada, kami akan bantu penuh untuk meningkatkan produktivitasnya," ucapnya.
Untuk program pengembangan pisang cavendish ini, lanjut Yuli, Kemenko Perekonomian telah menggandeng perusahaan eksportir untuk pemasaran produknya, yaitu PT Great Giant Pineapple, yang merupakan perusahaan eksportir buah skala besar di Indonesia dan telah berpengalaman puluhan tahun. Perusahaan tersebut akan menjadi pembeli semua produk petani.
Dengan demikian, katanya, petani tidak perlu khawatir karena sudah disiapkan pembelinya, dan dijamin semua produknya pasti terserap pasar. Karena itu negara akan untung karena ekspornya meningkat, petani juga semakin sejahtera karena pendapatannya ikut terangkat.
Ia menambahkan, selain memastikan pangsa pasarnya, perusahaan itu juga akan menyediakan semua kebutuhan petani, mulai bibit, pupuk, pendampingan penanganan pascapanen hingga proses pengemasan yang standar ekspor.
Baca juga: Corona tak pengaruhi Banyuwangi jadi tuan rumah selancar dunia 2020
Bupati Abdullah Azwar Anas menyambut baik dan mendukung penuh program dari Kemenko Perekonomian itu karena program tersebut dapat membantu meningkatkan kualitas dan kesejahteraan petani di daerah ujung timur Pulau Jawa tersebut.
"Ini program bagus, karena bisa memberdayakan petani daerah. Pendampingan yang diberikan tim ahli akan memperkaya pengetahuan petani, apalagi standarnya sudah kualitas ekspor," katanya.
Azwar Anas langsung meminta Dinas Pertanian setempat untuk membantu menyiapkan lahan, sehingga pisang cavendish bisa segera dikembangkan di Banyuwangi.
"Pengembangan pisang cavendish ini akan memperkaya ragam buah lokal di Banyuwangi. Kami sudah ada manggis, jeruk, buah naga, hingga durian. Kami pasti akan dukung program ini, apalagi ini adalah bagian gotong royong semua daerah untuk menghasilkan devisa di tengah situasi ekonomi yang penuh tantangan saat ini," ujarnya.
"Komoditas pisang ini memiliki potensi pasar yang luas, terlebih untuk ekspor. Kami ingin mengajak Banyuwangi untuk bersama-sama mengembangkan, karena pasar pisang cavendish ini sangat luas di berbagai negara," ujar Asisten Deputi Agribisnis Kemenko Perekonomian Yuli Sri Wilanti saat bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu.
Ia mengatakan, Kemenko Perekonomian tengah melakukan program pengembangan kawasan hortikultura berorientasi ekspor untuk mendorong peningkatan devisa negara, salah satu komoditas yang dibidik adalah tanaman pisang cavendish.
Baca juga: Sesmenko Perekonomian dorong tingkatkan ekspor hortikultura
Pisang cavendish, menurutnya, merupakan komoditas buah tropis yang sangat popular di dunia, dan di Indonesia pisang ini lebih dikenal dengan sebutan pisang ambon putih. Katanya, pisang cavendish banyak dikembangbiakkan menggunakan metode kultur jaringan.
Yuli menjelaskan, memilih Banyuwangi untuk pengembangan pisang tersebut, karena memiliki potensi pertanian yang cukup bagus, begitu juga kualitas produk perkebunannya, seperti kakao dan kopi.
"Kami yakin, kalau kondisi tanah di sini bakal cocok untuk pengembangan pisang cavendish. Langkah awalnya, petani kami ajak mengoptimalkan lahan yang ada, kami akan bantu penuh untuk meningkatkan produktivitasnya," ucapnya.
Untuk program pengembangan pisang cavendish ini, lanjut Yuli, Kemenko Perekonomian telah menggandeng perusahaan eksportir untuk pemasaran produknya, yaitu PT Great Giant Pineapple, yang merupakan perusahaan eksportir buah skala besar di Indonesia dan telah berpengalaman puluhan tahun. Perusahaan tersebut akan menjadi pembeli semua produk petani.
Dengan demikian, katanya, petani tidak perlu khawatir karena sudah disiapkan pembelinya, dan dijamin semua produknya pasti terserap pasar. Karena itu negara akan untung karena ekspornya meningkat, petani juga semakin sejahtera karena pendapatannya ikut terangkat.
Ia menambahkan, selain memastikan pangsa pasarnya, perusahaan itu juga akan menyediakan semua kebutuhan petani, mulai bibit, pupuk, pendampingan penanganan pascapanen hingga proses pengemasan yang standar ekspor.
Baca juga: Corona tak pengaruhi Banyuwangi jadi tuan rumah selancar dunia 2020
Bupati Abdullah Azwar Anas menyambut baik dan mendukung penuh program dari Kemenko Perekonomian itu karena program tersebut dapat membantu meningkatkan kualitas dan kesejahteraan petani di daerah ujung timur Pulau Jawa tersebut.
"Ini program bagus, karena bisa memberdayakan petani daerah. Pendampingan yang diberikan tim ahli akan memperkaya pengetahuan petani, apalagi standarnya sudah kualitas ekspor," katanya.
Azwar Anas langsung meminta Dinas Pertanian setempat untuk membantu menyiapkan lahan, sehingga pisang cavendish bisa segera dikembangkan di Banyuwangi.
"Pengembangan pisang cavendish ini akan memperkaya ragam buah lokal di Banyuwangi. Kami sudah ada manggis, jeruk, buah naga, hingga durian. Kami pasti akan dukung program ini, apalagi ini adalah bagian gotong royong semua daerah untuk menghasilkan devisa di tengah situasi ekonomi yang penuh tantangan saat ini," ujarnya.
Pewarta: Masuki M. Astro/Novi Husdinarianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: