Cirebon (ANTARA) - Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) meminta kepada Raja Belanda tidak hanya mengembalikan pusaka Pangeran Diponegoro saja, namun semua pusaka-pusaka keraton se-nusantara yang dibawa sebaiknya dikembalikan lagi.
"Kami meminta kepada Raja Belanda untuk mengembalikan semua pusaka keraton se-nusantara," kata Ketua Umum FSKN yang juga Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat di Cirebon, Rabu.
Sultan Arief mengatakan banyak pusaka keraton se-nusantara yang diambil dan dibawa ke Belanda terutama saat mereka menjajah.
Baca juga: Raja Belanda kembalikan keris Pangeran Diponegoro ke Presiden Jokowi
Baca juga: Kemarin, pasien COVID-19 bertambah hingga kembalinya keris Diponegoro
Selain benda pusaka banyak juga dokumen dan naskah-naskah kuno yang masih di Belanda, untuk itu diharapkan semua bisa kembali lagi ke Nusantara.
"Ada juga benda-benda cagar budaya lainnya yang dibawa, kami harapkan semua bisa kembali lagi," ujarnya.
Baca juga: Kemendikbud: Sebanyak 1.500 objek bersejarah kembali ke Indonesia
Baca juga: IPC jajaki pemindahan artefak Indonesia dari Belanda ke Museum Maritim
Meskipun demikian, FSKN juga menerima permintaan maaf Kerajaan Belanda dan berterima kasih atas pengembalian keris Pangeran Diponegoro ke Indonesia.
"Sebagai implementasi permohonan maaf, kami rasa pengembalian benda-benda pusaka itu sangat penting," katanya.
Menurut Sultan Arief, untuk bendera Cirebon yang asli juga masih disimpan di Belanda dan untuk yang berada di Cirebon hanya duplikat saja.
"Menurut catatan bendera Cirebon yang asli ada di Belanda. Sedangkan duplikatnya ada di museum tekstil Jakarta," ujarnya.
Baca juga: Lebak akan datangkan 34 artefak Multatuli dari Belanda
Baca juga: Mayoritas fosil purba Indonesia di Belanda
Baca juga: Dirjen: pemulangan koleksi dari Museum di Belanda perlu seleksi
FSKN minta Belanda pulangkan semua pusaka Nusantara
11 Maret 2020 17:03 WIB
Ketua Umum FSKN yang juga Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat. ANTARA/Khaerul Izan
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: