Maumere, Kabupaten Sikka (ANTARA) - Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo mengakui bahwa salah satu penyebab utama tingginya kasus demam berdarah dengue (DBD) di kabupaten itu adalah buruknya drainase yang mengakibatkan banyaknya genangan air.

"Jadi salah satu penyebab tingginya demam berdarah di kabupaten ini adalah drainase yang buruk," katanya kepada wartawan saat ditemui di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Rabu.

Ia mengatakan saat ini ada kurang lebih sembilan genangan air di Kabupaten Sikka, akibat buruknya drainase yang kemudian menjadi sarang nyamuk dan mengakibatkan meningkatnya kasus DBD di 21 kecamatan di kabupaten itu

Baca juga: 37 orang meninggal akibat DBD di NTT
Baca juga: Pemkab Sikka katakan KLB demam berdarah tahun ini terparah


Hingga saat ini jumlah kasus DBD yang ada di Kabupaten Sikka sudah mencapai 1.216 kasus dengan korban yang meninggal mencapai 14 orang.

Sementara itu ia juga mengatakan seluruh kecamatan di kabupaten itu yang berjumlah 21 kecamatan sudah terkena kasus DBD dan dari 21 kecamatan itu terdapat tiga kecamatan yang menjadi penyumbang terbanyak kasus DBD yakni Kecamatan Magapanda 172 kasus, Kecamatan Nita 149 kasus dan Kecamatan Alok 134 kasus.

Lebih lanjut ia mengatakan untuk memperbaiki infrastruktur drainase di daerah itu bupati menegaskan bahwa selama tahun 2020 ini pihaknya akan mengeser anggaran untuk memperbaiki dan membangun drainase yang lebih baik lagi.

"Tahun ini beberapa anggaran akan kita geser yang kami rasa kurang bermanfaat, sebab tahun ini kita lebih fokus pada masalah kesehatan dan lingkungan," tambah dia.

Baca juga: Jumlah kasus DBD di Sikka bertambah jadi 1.216 kasus
Baca juga: Kemenkes catat 100 kematian akibat DBD sampai awal Maret 2020


Ia juga mengatakan selain masalah drainase, kebersihan lingkungan juga menjadi penyebab meningkatnya kasus DBD di kabupaten itu. Disamping itu juga masalah seperti perubahan iklim juga menjadi salah satu faktor.

"Tingkat kesadaran kita semua untuk menjaga kebersihan masih kurang. Yaa kita semua salah, pemerintah dan masyarakat, " tutur dia.

Oleh karena itu kata dia, kasus meningkatnya DBD itu menjadi pembelajaran bagi seluruh masyarakat di Kabupaten Sikka untuk bersama-sama menjaga lingkungan sekitar agar menjadi bersih.

Baca juga: Menkes kerahkan tim medis dari Jakarta tangani DBD di Sikka
Baca juga: Ketum IDI: Menjaga kesehatan lingkungan perlu untuk cegah DBD