Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian mendukung perluasan pasar produk industri kecil dan menengah (IKM) seluruh Indonesia, salah satunya yakni produk kerajinan unggulan asal Kota Gudeg, Yogyakarta melalui Pameran Kerajinan Jogja Istimewa 2020 di Plasa Industri Kemenperin Jakarta.

“Indonesia telah memiliki beberapa kota yang telah berkembang IKM-nya, salah satunya adalah IKM di Yogyakarta,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Agus Tavip Riyadi di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Kemenperin dorong daya saing industri kerajinan lewat "e-smart" IKM


Agus menyebutkan Yogyakarta memiliki sektor IKM yang variatif, antara lain industri logam mulia, kimia, hasil pertanian, kehutanan dan kerajinan.

Produk IKM Yogyakarta dinilai telah kompetitif, baik di kancah domestik hingga global, sehingga menjadi barometer perkembangan ekonomi kreatif di Pulau Jawa.

“Secara umum, industri yang terdapat di Yogyakarta adalah industri kecil. Pada kenyataannya, hasil industri di wilayah Yogyakarta, utamanya produk kriya (kerajinan), fesyen dan kuliner telah banyak diminati konsumen luar negeri,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Kemenperin memberikan apresiasi kepada para pelaku IKM yang berasal dari Kota Gudeg atas partisipasinya pada Pameran Kerajinan Jogja Istimewa 2020. Upaya ini diharapkan dapat memperluas jaringan dan pasar mereka.

Baca juga: Kemenperin akselerasi pusat bahan baku di Tegal dukung IKM logam


Pameran yang berlangsung selama empat hari, pada 10-13 Maret 2020 tersebut, diikuti sebanyak 55 IKM, yang berasal dari Kota Yogyakarta (12 IKM), Kabupaten Bantul (15 IKM), Kabupaten Sleman (17 IKM), Kabupaten Gunungkidul (5 IKM) dan Kabupaten Kulon Progo (6 IKM).

Agus menegaskan, pihaknya fokus mengembangkan IKM, termasuk sektor kerajinan, karena selama ini memberikan kontribusi yang signfikan terhadap perekonomian nasional.

“Masa depan IKM sangat menjanjikan dan dapat menjadi sumber ekonomi dengan nilai yang tinggi, karena dalam industri ini sangat sarat dengan gagasan, seni, inovasi, teknologi, serta kekayaan intelektual yang di Indonesia cukup besar potensinya,” paparnya.

Baca juga: Kemenperin targetkan Program e-Smart jangkau 6.000 IKM tahun ini


Guna memacu inovasi produk IKM kerajinan agar lebih berdaya saing, Ditjen IKMA Kemenperin memiliki berbagai program strategis, antara lain memfasilitasi bantuan mesin dan peralatan industri dalam program restrukturisasi (potongan harga).

Selanjutnya, program pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk serta program pemasaran dalam jaringan melalui e-Smart IKM yang telah berjalan selama dua tahun dan bekerja sama dengan marketplace yang sudah ada.

“Hal ini kami rasa sudah sejalan dengan tantangan industri di masa depan untuk melampaui perjalanan industri yang semakin kompleks, oleh karenanya Kemenperin telah dan akan mengimplementasikan program Making Indonesia 4.0 secara konsisten dari tahapan-tahapan yang ada,” imbuhnya.

Baca juga: Kemenperin fasilitasi delapan IKM kerajinan tembus pasar Eropa