Panama City/Ulan Bator/Seoul (ANTARA) - Panama dan Mongolia pada hari yang berbeda melaporkan kasus pertama penularan jenis baru virus corona (COVID-19) sehingga jumlah wilayah terdampak penyakit tersebut, sebagaimana dipantau pada Selasa, mencapai 112 negara.
Pemerintah Panama, pada Senin (9/3) melaporkan seorang perempuan berusia 40 tahun dinyatakan positif tertular virus setelah dia berpergian dari Spanyol.
Setibanya di Panama, Senin, pasien tersebut meminta segera dirawat di rumah sakit karena dia mengalami demam dan batuk, demikian kata Menteri Kesehatan Rosario Turner. Dalam sesi jumpa pers dengan wartawan, Turner menyebut pemerintah akan transparan dengan perkembangan penyebaran jenis baru virus corona di Panama.
Pasien pertama itu, yang sampai saat ini tidak diketahui kewarganegaraannya, telah pulang ke rumah karena penyakitnya dinilai ringan dan kondisinya cukup stabil, tambah Turner.
"Dia mengidap apa yang dapat kami gambarkan sebagai kasus ringan corona," kata dia.
Sementara itu, Pemerintah Mongolia pada Selasa ikut melaporkan kasus pertama penularan COVID-19 yang menyerang seorang warga berkebangsaan Prancis. Pasien itu merupakan ekspatriat yang bekerja di Mongolia.
Baca juga: WHO: China dan Korea Selatan menunjukkan COVID-19 bisa dikendalikan
Baca juga: Jumlah kasus baru COVID-19 di China terus menurun
Komisi Gawat Darurat Nasional dalam pernyataan tertulis mengatakan pasien itu sempat transit di Moskow, Rusia, saat terbang dari Prancis ke Mongolia. Sejauh ini, otoritas setempat telah mengidentifikasi 42 penumpang yang ditemui oleh pasien, dan 120 individu yang diyakini sempat berada dalam jarak dekat dengan pasien tersebut.
Sejak mewabah pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada akhir tahun lalu, jenis baru virus corona (novel coronavirus/ 2019 n-CoV) telah menyebar ke lebih dari 100 negara dalam tiga bulan terakhir. Di luar China, virus juga menular ribuan warga di Italia, Iran, dan Korea Selatan.
Pemerintah Korea Selatan pada hari ini melaporkan 35 kasus baru penularan virus sehingga total pasien mencapai 7.513 jiwa. Dari jumlah itu, korban meninggal dunia sebanyak 54 orang, demikian keterangan dari Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel.
Walaupun demikian, otoritas setempat pada Senin mencatat tingkat penularan harian di Korsel telah menurun pada level terendah dalam 11 hari terakhir, khususnya setelah 200.000 jemaat gereja Shincheonji telah diperiksa oleh tim medis.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada Senin menyampaikan harapannya penyebaran virus dapat segera ditekan. Ia mengatakan tren penyebaran yang telah menurun diharapkan dapat membuat kondisi di Korsel perlahan kembali stabil. Akan tetapi, ia mengingatkan banyak pihak masih terlalu dini untuk bersikap optimistis.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kasus COVID-19 bertambah 3.948 di 104 negara, di China 45
Baca juga: Seorang pekerja Disneyland Paris positif terinfeksi virus corona
Perkembangan COVID-19, Panama dan Mongolia laporkan kasus pertama
10 Maret 2020 10:13 WIB
Jumlah kasus baru COVID-19 di China terus menurun
Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: