San Francisco (ANTARA) - Kekhawatiran tentang penyebaran virus corona yang cepat dan dampaknya terhadap ekonomi global yang semakin dalam dan jatuhnya harga minyak pada Senin (9/3/2020) , telah menghapus lebih dari lima triliun dolar AS dari nilai pasar S&P 500 dalam beberapa pekan terakhir.

Di New York Stock Exchange, jumlah saham yang mencapai posisi terendah 52 minggu mencapai lebih dari 3.500 pada Senin (9/3/2020), jumlah terendah baru sejak 2008.

Baca juga: Wall Street jatuh, Dow anjlok 2.000 poin di tengah guncangan minyak

Sejak mencapai rekor tertinggi pada S&P 500, indeks telah kehilangan nilai lebih dari lima triliun dolar AS. Sepuluh perusahaan terbesar S&P 500 berdasarkan kapitalisasi pasar telah melihat nilai gabungannya turun lebih dari 1,4 triliun dolar AS.

Sekitar 250 miliar dolar AS telah dihapus dari nilai pasar saham Microsoft sejak 19 Februari, lebih banyak daripada perusahaan AS lainnya. Apple dan Alphabet telah melihat nilainya menyusut masing-masing lebih dari 200 miliar dolar AS, sementara Amazon telah kehilangan 170 miliar dolar AS dalam kapitalisasi pasar.

Baca juga: Wall Street jatuh, terseret kekhawatiran ekonomi rusak akibat Corona

Indeks energi S&P 500 pada Senin (9/3/2020) anjlok 20 persen ke tingkat terendah sejak Agustus 2004 karena investor bereaksi terhadap penurunan harga minyak.

Itu membuat indeks energi jatuh 50 persen dari tingkat tertinggi 52 minggu, jauh lebih buruk daripada sektor lainnya. Dengan imbal hasil pada obligasi 10 tahun AS menurun ke rekor terendah lainnya pada Senin (9/3/2020), indeks keuangan S&P 500 jatuh 11 persen, meninggalkannya terperosok 27 persen dari rekor tertinggi bulan Februari.

Baca juga: Wall Street anjlok gara-gara virus, saham bank dan perjalanan terpukul

“Harga minyak yang lebih rendah akan memusnahkan saham-saham minyak, industri minyak, produsen serpih, dan rekor suku bunga rendah akan memusnahkan bank. Itu adalah saham-saham yang mencatat penurunan terbesar hari ini, ”kata Donald Selkin, kepala strategi pemasaran di Newbridge Securities di New York.

Kehancuran Wall Street juga telah menekan saham-saham perusahaan yang melakukan debut yang sangat dinantikan di Wall Street tahun 2019 lalu, menambah kerugian bagi perusahaan-perusahaan termasuk Peloton Interactive dan Uber Technologies, sambil memotong keuntungan para investor favorit, termasuk Beyond Meat.

Baca juga: Wall Street turun tajam, meski Fed pangkas suku bunga darurat