Pertamina diminta turunkan harga BBM ikuti harga minyak dunia
10 Maret 2020 01:08 WIB
Karyawan melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) kendaraan konsumen di SPBU Coco Plaju, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (20/2/2020). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai anjloknya harga minyak dunia harus dicermati baik-baik (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp).
Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi energi dari UGM Fahmy Radhi menyarankan PT Pertamina segera menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) karena harga minyak dunia turun drastis sampai di bawah 50 dolar AS per barel setelah OPEC berupaya menurunkan produksi hingga 1,5 juta barrel, tetapi Rusia yang non OPEC menolaknya.
"Jika tidak ada penurunan produksi, maka harga minyak dunia bisa semakin rendah mencapai di bawah 40 dolar AS per barrel," kata Fahmy kepada Antara di Jakarta, melalui pesan tertulis, Senin.
Fahmy menjelaskan tidak bisa dihindari margin Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) pasti turun, bahkan kalau harga minyak dunia terus turun sampai sekitar 30 dolar per barel, K3S harus menanggung kerugian potensial.
Pertamina harus segera menurunkan semua harga BBM, baik yang non-subsidi maupun subsidi.
Baca juga: Luhut: anjloknya harga minyak dunia harus dicermati
"Pertamina jangan hanya menaikkan harga BBM pada saat harga minyak dunia naik, tapi juga harus menurunkan harga BBM pada saat harga minyak dunia turun," tegas dia.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai anjloknya harga minyak dunia harus dicermati baik-baik.
"Tadi saya juga bilang di Istana, harga (minyak) ini kita mesti cermati baik-baik, ndak boleh juga buru-buru karena yang kena bukan Indonesia saja tapi dunia kena sekarang," kata dia.
Saat ditanya apakah pemerintah perlu menurunkan harga BBM karena harga minyak dunia yang anjlok, Luhut menjawab, "Ya nanti, pelanlah. Baru satu hari kan. Ini kan hanya perkelahian antara Rusia dan Saudi. Jadi ndak boleh buru-buru. Lihat yang begini ini mesti cermat."
Baca juga: Bursa Saham Tokyo ditutup anjlok, di tengah jatuhnya harga minyak
Luhut menambahkan, situasi dunia saat ini masih terdampak wabah virus corona yang begitu masif mencapai banyak negara.
Namun Luhut menyebut penyebaran virus tersebut di China sudah mulai mereda sehingga diharapkan keadaan bisa segera pulih.
Dia meminta masyarakat mendengar pengumuman soal corona dari sumber resmi dan bukan hoaks.
Harga minyak dunia turun signifikan lebih dari 20 persen di mana minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dan Brent Oil masing-masing turun 21,5 persen ke level 32,4 dolar AS per barel dan 22 persen menjadi 35,31 dolar AS per barel.
Baca juga: Sri Mulyani pantau dampak penurunan harga minyak dunia terhadap APBN
"Jika tidak ada penurunan produksi, maka harga minyak dunia bisa semakin rendah mencapai di bawah 40 dolar AS per barrel," kata Fahmy kepada Antara di Jakarta, melalui pesan tertulis, Senin.
Fahmy menjelaskan tidak bisa dihindari margin Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) pasti turun, bahkan kalau harga minyak dunia terus turun sampai sekitar 30 dolar per barel, K3S harus menanggung kerugian potensial.
Pertamina harus segera menurunkan semua harga BBM, baik yang non-subsidi maupun subsidi.
Baca juga: Luhut: anjloknya harga minyak dunia harus dicermati
"Pertamina jangan hanya menaikkan harga BBM pada saat harga minyak dunia naik, tapi juga harus menurunkan harga BBM pada saat harga minyak dunia turun," tegas dia.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai anjloknya harga minyak dunia harus dicermati baik-baik.
"Tadi saya juga bilang di Istana, harga (minyak) ini kita mesti cermati baik-baik, ndak boleh juga buru-buru karena yang kena bukan Indonesia saja tapi dunia kena sekarang," kata dia.
Saat ditanya apakah pemerintah perlu menurunkan harga BBM karena harga minyak dunia yang anjlok, Luhut menjawab, "Ya nanti, pelanlah. Baru satu hari kan. Ini kan hanya perkelahian antara Rusia dan Saudi. Jadi ndak boleh buru-buru. Lihat yang begini ini mesti cermat."
Baca juga: Bursa Saham Tokyo ditutup anjlok, di tengah jatuhnya harga minyak
Luhut menambahkan, situasi dunia saat ini masih terdampak wabah virus corona yang begitu masif mencapai banyak negara.
Namun Luhut menyebut penyebaran virus tersebut di China sudah mulai mereda sehingga diharapkan keadaan bisa segera pulih.
Dia meminta masyarakat mendengar pengumuman soal corona dari sumber resmi dan bukan hoaks.
Harga minyak dunia turun signifikan lebih dari 20 persen di mana minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dan Brent Oil masing-masing turun 21,5 persen ke level 32,4 dolar AS per barel dan 22 persen menjadi 35,31 dolar AS per barel.
Baca juga: Sri Mulyani pantau dampak penurunan harga minyak dunia terhadap APBN
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2020
Tags: