Kementerian ESDM apresiasi kerjasama swasta dan Norwegia bangun PLTS
9 Maret 2020 19:52 WIB
Sejumlah anak duduk di depan rumah adat honai yang telah terpasang jaringan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE ) di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Jumat (15/3/2019). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/pras.
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) mengapresiasi kerja sama yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan swasta dalam negeri dengan perusahaan Norwegia, untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) hybrid di tanah air.
Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Ditjen EBTKE, Harris, menyampaikan bahwa Norwegia memang merupakan salah satu negara yang memiliki pengalaman dalam penggunaan energi terbarukan. Salah satunya yakni energi hydro yang menjadi andalan negara Nordik tersebut.
"Saya pikir ini adalah modal yang bagus buat kita untuk bisa belajar dari mereka, dan juga tentu mengharapkan pembiayaan juga dari mereka," kata Harris saat menghadiri acara penandatanganan kerjasama antara Scatec Solar AS dengan PT Arya Watala Capital dan PT Flores Prosperindo, untuk pengembangan PLTS 70 MW di Labuan Bajo, yang direncanakan untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan dalam rangka menyambut penyelenggaraan G20 meeting pada 2023.
Selain itu, juga dilakukan penandatangan Letter of Intent (LoI) antara Scatec Solar AS dan PT Sumber Energi Sukses Makmur untuk mengembangkan PLTS 20 MW + 100 MWh battery storage di dekat Danau Toba. Serta penandatangan Memorandum of Understanding MoU antara Scatec Solar AS dan PT Sumber Energi Sukses Makmur untuk pengembangan 15 MW PLTS di dua lokasi.
"Yang kita harapkan memang seperti ini. Jadi ada real implementasi dari para pelaku-pelaku usaha ini untuk memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan. Jadi tidak semuanya dilakukan oleh pemerintah," ujar Harris.
Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Ditjen EBTKE, Harris, menyampaikan bahwa Norwegia memang merupakan salah satu negara yang memiliki pengalaman dalam penggunaan energi terbarukan. Salah satunya yakni energi hydro yang menjadi andalan negara Nordik tersebut.
"Saya pikir ini adalah modal yang bagus buat kita untuk bisa belajar dari mereka, dan juga tentu mengharapkan pembiayaan juga dari mereka," kata Harris saat menghadiri acara penandatanganan kerjasama antara Scatec Solar AS dengan PT Arya Watala Capital dan PT Flores Prosperindo, untuk pengembangan PLTS 70 MW di Labuan Bajo, yang direncanakan untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan dalam rangka menyambut penyelenggaraan G20 meeting pada 2023.
Selain itu, juga dilakukan penandatangan Letter of Intent (LoI) antara Scatec Solar AS dan PT Sumber Energi Sukses Makmur untuk mengembangkan PLTS 20 MW + 100 MWh battery storage di dekat Danau Toba. Serta penandatangan Memorandum of Understanding MoU antara Scatec Solar AS dan PT Sumber Energi Sukses Makmur untuk pengembangan 15 MW PLTS di dua lokasi.
"Yang kita harapkan memang seperti ini. Jadi ada real implementasi dari para pelaku-pelaku usaha ini untuk memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan. Jadi tidak semuanya dilakukan oleh pemerintah," ujar Harris.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020
Tags: