13 kasus baru positif COVID-19 berasal dari pasien "suspect"
9 Maret 2020 19:14 WIB
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes sekaligus juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di kantor presiden Jakarta, Senin (9/3/2020). (ANTARA/Desca Lidya Natalia)
Jakarta (ANTARA) - Terdapat 13 orang lagi yang dinyatakan positif terkena penyakit saluran pernafasan karena virus Corona jenis baru (COVID-19), mereka adalah bagian dari 23 suspect yang sudah diisolasi di sejumlah rumah sakit.
"13 kasus ini bagian dari suspect itu, kan mengalirnya (alurnya) seperti itu," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes sekaligus juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di kantor presiden Jakarta, Senin.
Istilah suspect adalah orang-orang yang punya riwayat kontak dekat dengan mereka yang terkonfirmasi positif COVID-19 serta mengalami gejala influenza seperti batuk, pilek, panas dan sesak nafas.
Pada Ahad (8/3), Yurianto mengatakan Kementerian Kesehatan sudah memeriksa 620 spesimen dari 63 rumah sakit di 25 provinsi, dari jumlah tersebut ada 23 orang yang termasuk suspect. Artinya, masih ada empat orang suspect yang belum diketahui hasilnya.
Baca juga: Achmad Yurianto sebut pemberdayaan komunitas cegah penyakit komunal
Baca juga: Jubir Yurianto: Kondisi kasus 1-4 COVID-19 bagus
Baca juga: Pemerintah umumkan kasus positif COVID-19 bertambah dua orang
Dari 13 pasien positif tersebut, ada yang merupakan WNI namun ada juga warga negara asing (WNA).
"WNA tidak termasuk yang tiga itu," jawab Yurianto kepada wartawan ketika menanyakan apakah WNA yang terkonfirmasi positif berasal dari tiga negara dengan penderita COVID-19 terbanyak setelah China yaitu Korea Selatan, Italia dan Jepang.
Menurut Yurianto, 19 pasien itu dirawat di rumah sakit di Jakarta dan di luar Jakarta.
Seluruh pasien terkonfirmasi stabil kecuali 1 orang kasus 08 yang diketahui memiliki penyakit kronis lain yaitu diabetes ditambah sedang mengalami diare.
Berikut daftar 19 pasien tersebut
Kasus 01 adalah perempuan berusia 31 tahun ia mengalami kontak langsung dengan warga negara Jepang yang menjadi kasus terkonfirmasi ke-24 di Malaysia.
Kasus 02 adalah ibu berusia 64 tahun yang merupakan mengalami kontak langsung dari kasus 01.
Kasus 03 mengalami kontak langsung dari kasus 01.
Kasus 04 mengalami kontak langsung dari kasus 01.
Kasus 05 merupakan seorang pria berusia 55 tahun, diketahui positif COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan dari penelusuran klaster Jakarta (kasus 01 dan 02)
Kasus 06 adalah pria 36 tahun, imported case dari Jepang selaku anak buah kapal Diamond Princess.
Kasus 07, perempuan, 59 tahun, kondisinya nampak sakit ringan sedang, stabil. Ini kasus imported case. Baru kembali dari luar negeri.
Kasus 08, laki-laki, 56 tahun, tertular dari kasus 07, menggunakan beberapa peralatan infus, oksigen karena sebelum kontak dengan kasus 07 sudah sakit lebih dulu, yaitu diare ditambah riwayat diabetes. Ia dikategorikan sakit sedang-berat.
Kasus 09, perempuan, 55 tahun, imported case (datang dari luar negeri).
Kasus 10, laki-laki, 29 tahun WNA, tracing atas kasus 01
Kasus 11, WNA, perempuan 54 tahun, bagian dari tracing kontak kasus 01.
Kasus 12, laki-laki, 31 tahun, hasil tracing dari kasus 01.
Kasus 13, perempuan, 16 tahun ini juga tracing dari subklaster pasien nomor 03.
Pasien kasus 14, laki-laki, 50 tahun imported case.
Kasus 15, perempuan, 43 tahun, imported case
Kasus 16, perempuan, 17 tahun, terkait kontak erat dengan pasien kasus 15
Kasus 17, laki-laki, 56 tahun, imported case.
Kasus 18, laki-laki, 55 tahun, imported case
Kasus 19, laki-laki, 40 tahun, imported case.*
Baca juga: Keputusan izinkan penumpang Viking Sun turun, berdasar Dinkes Bali
Baca juga: Kasus positif COVID-19 bertambah dua orang
Baca juga: Pemerintah pastikan seluruh puskesmas mampu deteksi dini COVID-19
"13 kasus ini bagian dari suspect itu, kan mengalirnya (alurnya) seperti itu," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes sekaligus juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di kantor presiden Jakarta, Senin.
Istilah suspect adalah orang-orang yang punya riwayat kontak dekat dengan mereka yang terkonfirmasi positif COVID-19 serta mengalami gejala influenza seperti batuk, pilek, panas dan sesak nafas.
Pada Ahad (8/3), Yurianto mengatakan Kementerian Kesehatan sudah memeriksa 620 spesimen dari 63 rumah sakit di 25 provinsi, dari jumlah tersebut ada 23 orang yang termasuk suspect. Artinya, masih ada empat orang suspect yang belum diketahui hasilnya.
Baca juga: Achmad Yurianto sebut pemberdayaan komunitas cegah penyakit komunal
Baca juga: Jubir Yurianto: Kondisi kasus 1-4 COVID-19 bagus
Baca juga: Pemerintah umumkan kasus positif COVID-19 bertambah dua orang
Dari 13 pasien positif tersebut, ada yang merupakan WNI namun ada juga warga negara asing (WNA).
"WNA tidak termasuk yang tiga itu," jawab Yurianto kepada wartawan ketika menanyakan apakah WNA yang terkonfirmasi positif berasal dari tiga negara dengan penderita COVID-19 terbanyak setelah China yaitu Korea Selatan, Italia dan Jepang.
Menurut Yurianto, 19 pasien itu dirawat di rumah sakit di Jakarta dan di luar Jakarta.
Seluruh pasien terkonfirmasi stabil kecuali 1 orang kasus 08 yang diketahui memiliki penyakit kronis lain yaitu diabetes ditambah sedang mengalami diare.
Berikut daftar 19 pasien tersebut
Kasus 01 adalah perempuan berusia 31 tahun ia mengalami kontak langsung dengan warga negara Jepang yang menjadi kasus terkonfirmasi ke-24 di Malaysia.
Kasus 02 adalah ibu berusia 64 tahun yang merupakan mengalami kontak langsung dari kasus 01.
Kasus 03 mengalami kontak langsung dari kasus 01.
Kasus 04 mengalami kontak langsung dari kasus 01.
Kasus 05 merupakan seorang pria berusia 55 tahun, diketahui positif COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan dari penelusuran klaster Jakarta (kasus 01 dan 02)
Kasus 06 adalah pria 36 tahun, imported case dari Jepang selaku anak buah kapal Diamond Princess.
Kasus 07, perempuan, 59 tahun, kondisinya nampak sakit ringan sedang, stabil. Ini kasus imported case. Baru kembali dari luar negeri.
Kasus 08, laki-laki, 56 tahun, tertular dari kasus 07, menggunakan beberapa peralatan infus, oksigen karena sebelum kontak dengan kasus 07 sudah sakit lebih dulu, yaitu diare ditambah riwayat diabetes. Ia dikategorikan sakit sedang-berat.
Kasus 09, perempuan, 55 tahun, imported case (datang dari luar negeri).
Kasus 10, laki-laki, 29 tahun WNA, tracing atas kasus 01
Kasus 11, WNA, perempuan 54 tahun, bagian dari tracing kontak kasus 01.
Kasus 12, laki-laki, 31 tahun, hasil tracing dari kasus 01.
Kasus 13, perempuan, 16 tahun ini juga tracing dari subklaster pasien nomor 03.
Pasien kasus 14, laki-laki, 50 tahun imported case.
Kasus 15, perempuan, 43 tahun, imported case
Kasus 16, perempuan, 17 tahun, terkait kontak erat dengan pasien kasus 15
Kasus 17, laki-laki, 56 tahun, imported case.
Kasus 18, laki-laki, 55 tahun, imported case
Kasus 19, laki-laki, 40 tahun, imported case.*
Baca juga: Keputusan izinkan penumpang Viking Sun turun, berdasar Dinkes Bali
Baca juga: Kasus positif COVID-19 bertambah dua orang
Baca juga: Pemerintah pastikan seluruh puskesmas mampu deteksi dini COVID-19
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: