57 keluarga di Salaman Magelang mengungsi akibat tanah retak
6 Maret 2020 21:04 WIB
Seorang warga menyaksikan longsor di Dusun Kranjang Lor, Desa Sidosari, Salaman, Kabupaten Magelang, Selain longsor di kawasan tersebut juga terjadi retakan tanah. ANTARA/Heru Suyitno
Magelang (ANTARA) - Sebanyak 57 keluarga terdiri atas 215 jiwa warga Dusun Kranjang Lor, Desa Sidosari, Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengungsi karena ada retakan tanah atau tanah bergerak yang mengancam tempat tinggal mereka.
Warga Dusun Krajang Lor, Suroto (65) di Magelang, Jumat, mengatakan pada Kamis (5/3) terjadi hujan sejak dini hari, kemudian sekitar pukul 05.30 WIB, terjadi longsor dan material longsoran menutup akses jalan dusun.
Baca juga: Tanah retak terjadi pascabanjir di Kampung Lebo Sangihe
Selain terjadi longsor, katanya ada retakan tanah yang memanjang. Warga berupaya menutup retakan tersebut agar air tidak masuk.
Warga lainnya Abdullah menyampaikan, akibat adanya retakan tanah tersebut, lantai rumahnya yang dipasang keramik merenggang sepanjang 4 meter dengan lebar 2 centimeter.
Akibat retakan tanah tersebut, tercatat ada delapan rumah yang mengalami kerusakan baik rusak sedang maupun rusak berat.
Baca juga: Aktivitas tambang membuat tanah retak di Limapuluh Kota
Rumah milik Rojadin dan Jarwadi, tanahnya telah bergerak hingga rumah mereka posisinya miring. Rumah milik Ismu Nurfadil di rumah bagian dapur dindingnya retak hingga lantai miring.
Melihat kondisi tersebut warga mengungsi, baik di rumah saudaranya yang relatif lebih aman maupun di rumah mantan kepala desa.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto mengatakan langkah yang diambil warga, sudah benar dengan mengungsi tersebut. Kebutuhan warga mengungsi berupa logistik.
Menurut dia BPBD Kabupaten Magelang akan melakukan kajian atas kejadian tanah bergerak di Desa Sidosari tersebut, maka BPBD meminta bantuan pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Bandung. ***3***
Baca juga: Tanah retak mengancam bahaya pemukiman rumah penduduk di Garut
Baca juga: Empat rumah warga ambruk akibat retakan tanah
Warga Dusun Krajang Lor, Suroto (65) di Magelang, Jumat, mengatakan pada Kamis (5/3) terjadi hujan sejak dini hari, kemudian sekitar pukul 05.30 WIB, terjadi longsor dan material longsoran menutup akses jalan dusun.
Baca juga: Tanah retak terjadi pascabanjir di Kampung Lebo Sangihe
Selain terjadi longsor, katanya ada retakan tanah yang memanjang. Warga berupaya menutup retakan tersebut agar air tidak masuk.
Warga lainnya Abdullah menyampaikan, akibat adanya retakan tanah tersebut, lantai rumahnya yang dipasang keramik merenggang sepanjang 4 meter dengan lebar 2 centimeter.
Akibat retakan tanah tersebut, tercatat ada delapan rumah yang mengalami kerusakan baik rusak sedang maupun rusak berat.
Baca juga: Aktivitas tambang membuat tanah retak di Limapuluh Kota
Rumah milik Rojadin dan Jarwadi, tanahnya telah bergerak hingga rumah mereka posisinya miring. Rumah milik Ismu Nurfadil di rumah bagian dapur dindingnya retak hingga lantai miring.
Melihat kondisi tersebut warga mengungsi, baik di rumah saudaranya yang relatif lebih aman maupun di rumah mantan kepala desa.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto mengatakan langkah yang diambil warga, sudah benar dengan mengungsi tersebut. Kebutuhan warga mengungsi berupa logistik.
Menurut dia BPBD Kabupaten Magelang akan melakukan kajian atas kejadian tanah bergerak di Desa Sidosari tersebut, maka BPBD meminta bantuan pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Bandung. ***3***
Baca juga: Tanah retak mengancam bahaya pemukiman rumah penduduk di Garut
Baca juga: Empat rumah warga ambruk akibat retakan tanah
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: