Pemerintah genjot potensi ekspor produk UKM
6 Maret 2020 17:01 WIB
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki memperhatikan sebuah miniatur sepeda produk UMKM saat mengunjungi redaksi Antara di Wisma Antara, Jakarta, Jumat (6/3/2020). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/awwb
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah berupaya menggenjot potensi ekspor produk-produk Usaha Kecil Menengah (UKM) ke berbagai negara hingga dua kali lipat kontribusinya terhadap ekspor nasional pada 2024.
“Saya diminta oleh Pak Presiden Joko Widodo untuk menaikkan ekspor UKM dua kali lipat dari sekarang. Pada 2024 itu kira-kira 30 persen, di mana saat ini baru 14,5 persen,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat mengunjungi Lembaga Kantor Berita Antara di Jakarta, Jumat.
Teten memaparkan, kontribusi ekspor produk UKM di Indonesia memang masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara lain, di antaranya Jepang yang kontribusinya mencapai 55 persen, Korea Selatan 60 persen, China 70 persen, dan Thailand 35 persen.
Baca juga: Presiden didorong segera terapkan kebijakan satu pintu untuk UMKM
Teten optimistis bahwa UKM nasional mampu melahirkan produk-produk dengan standarisasi global, sehingga mampu diterima pasar internasional.
“Potensinya besar, ya sekarang diurus saja,” ungkap Teten.
Namun, ia menambahkan bahwa untuk mengantisipasi lesunya pasar ekspor akibat mewabahnya virus Covid-19, Teten mendorong UKM untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Semua yang ekspor sekarang kan terganggu, jadi bagaimana UKM menguasai pasar domestik. Dengan perlambatan ekonomi dunia karena Corona, justru menjadi momentum UKM untuk mensubtitusi produk impor,” tukas Teten.
Baca juga: Sektor UKM dibidik tumbuh lima persen tahun ini
“Saya diminta oleh Pak Presiden Joko Widodo untuk menaikkan ekspor UKM dua kali lipat dari sekarang. Pada 2024 itu kira-kira 30 persen, di mana saat ini baru 14,5 persen,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat mengunjungi Lembaga Kantor Berita Antara di Jakarta, Jumat.
Teten memaparkan, kontribusi ekspor produk UKM di Indonesia memang masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara lain, di antaranya Jepang yang kontribusinya mencapai 55 persen, Korea Selatan 60 persen, China 70 persen, dan Thailand 35 persen.
Baca juga: Presiden didorong segera terapkan kebijakan satu pintu untuk UMKM
Teten optimistis bahwa UKM nasional mampu melahirkan produk-produk dengan standarisasi global, sehingga mampu diterima pasar internasional.
“Potensinya besar, ya sekarang diurus saja,” ungkap Teten.
Namun, ia menambahkan bahwa untuk mengantisipasi lesunya pasar ekspor akibat mewabahnya virus Covid-19, Teten mendorong UKM untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Semua yang ekspor sekarang kan terganggu, jadi bagaimana UKM menguasai pasar domestik. Dengan perlambatan ekonomi dunia karena Corona, justru menjadi momentum UKM untuk mensubtitusi produk impor,” tukas Teten.
Baca juga: Sektor UKM dibidik tumbuh lima persen tahun ini
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: