Jakarta (ANTARA) - Gerakan minum jamu digiatkan kembali setelah dua WNI asal Depok, Jawa Barat, dinyatakan positif corona yang menjadi kasus infeksi pertama di Indonesia.
Ketua Umum Visi Indonesia Unggul (VIU) Horas Sinaga di Jakarta, Kamis, mengatakan pihaknya menjadi satu yang mendorong digiatkannya kembali gerakan minum jamu secara nasional merespons wabah virus corona atau Covid-19.
"Gerakan nasional minum jamu tradisional ini adalah upaya konkret menanggulangi ancaman virus corona. Implikasinya juga jelas bagi ekonomi rakyat," kata Horas Sinaga.
Sebelumnya hasil riset seorang peneliti dari Universitas Airlangga Surabaya Prof Nidom
menyimpulkan tanaman jamu seperti temulawak dan kunyit bisa meningkatkan ketahanan tubuh terhadap serangan virus termasuk corona.
Baca juga: IDI: Masker untuk orang sakit, orang sehat cuci tangan
Maka mengkonsumsi jamu-jamuan dinilai penting di samping juga menerapkan pola hidup sehat, berolahraga, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengkonsumsi makan makanan bergizi yang seimbang, hingga istirahat cukup dan tidak stres.
Horas Sinaga menyebut, jamu juga merupakan produk budaya luhur nenek moyang bangsa di Nusantara yang menjadi tradisi turun-temurun.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2013, sekitar 60 persen penduduk Indonesia yang berumur lebih dari 15 tahun pernah minum jamu.
Selain itu, 95 persen dari mereka yang minum jamu merasakan manfaatnya. Pengobatan tradisional dengan ramuan atau jamu juga dikonsumsi oleh sekitar 30 persen rumah tangga di Indonesia. Ini mengindikasikan jamu sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat Indonesia.
"Minum jamu itu bagus. Contohnya, temulawak, dari studi penelitian di laboratorium, kandungan xantorrhizol pada temulawak terlihat punya efek antibakteri, antiradang, antioksidan, menghambat pertumbuhan sel kanker, dan mencegah sumbatan pembuluh darah. Temulawak dipercaya bisa tingkatkan nafsu makan dan mengatasi masalah kandung empedu, hati, dan gangguan pencernaan, seperti perut kembung," kata Horas.
Oleh sebab itu, Gerakan Nasional Minum Jamu, menurut Horas, merupakan langkah konkret yang penting diberlakukan saat ini oleh Pemerintah.
Baca juga: Kondisi pasien terduga Covid-19 di Pekanbaru mulai stabil
Baca juga: Dinkes Bali: 12 pasien terduga COVID-19 dalam status pengawasan
Pengaruh secara ekonomi pun jelas akan menaikkan kebutuhan tanaman rempah nasional yang otomatis akan meningkatkan pendapatan para petani.
Di sisi lain pihaknya mengapresiasi Pemerintah yang langsung gerak cepat menjamin ketersediaan bahan kebutuhan pokok di tengah tantangan “panic buying” oleh sebagian masyarakat.
"Kami juga mengapresiasi Pemerintah yang menindak tegas pihak-pihak yang menimbun barang-barang penunjang sanitasi, seperti masker, tisu basah, dan sanitizer," kata Horas.
Ia mengajak seluruh pihak tidak panik, tetap bijak, dan rasional menghadapi ancaman wabah Covid-19.
Baca juga: Wali Kota Semarang larang Viking Sun bersandar di Tanjung Emas
Gerakan minum jamu digiatkan setelah Indonesia positif corona
5 Maret 2020 17:59 WIB
Ketua Umum Visi Indonesia Unggul (VIU) Horas Sinaga dorong Gerakan Minum Jamu Nasional. ANTARA/Istimewa/aa.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: