Jakarta (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Balitbankes) sudah memeriksa 156 spesimen dari 156 orang pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona jenis baru (COVID-19) hingga Rabu (4/3).

"Posisi kemarin kami periksa 156 spesimen pasien dalam pengawasan (PDP) yang berasal dari 35 rumah sakit yang tersebar di 23 provinsi, hasilnya 2 positif yang kita sebut kasus no 1 dan kasus no 2," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto di kantor staf kepresidenan Jakarta, Kamis.

Yurianto juga ditunjuk sebagai juru bicara untuk penanganan penyebaran COVID-19.

"Jangan ditanyakan siapa kasus No 1 dan No 2, jangan ditanyakan rumah sakitnya di mana. Masih ada 9 spesimen yang kita tunggu untuk 'dicross-check' hasil pemeriksaannya," tambah Yurianto.

Yurianto mengatakan bahwa pemeriksaan di Balitbankes tidak hanya menggunakan cara PCR (polymerease chain reaction) tapi juga "genome sequencing".

"Memang PCR reaksi cepat kurang 24 jam bisa diketahui hasilnya tapi 'cross check' dengan 'genome sequencing' yang butuh waktu 3 hari unutk memastikan, yang lainnya negatif," ungkap Yurianto.

Baca juga: Guru diduga bergejala corona di Jaksel diperiksa epidemiologi intensif

Selain itu, Kemenkes juga sudah memeriksa 188 orang anak buah kapal (ABK) World Dream dan 69 ABK Diamond Princess.

"Ada kelompok lagi yang berasal dari 188 orang ABK World Dream sudah selesai dan semua negatif, kelompok lagi 69 ABK Kapal Diamond Princess, 68 spesimen sudah selesai dan semuanya negatif sedangkan 1 masih dilakukan pendalaman lagi, kita minta diulang pemeriksaannya karena spesimennya tidak bisa diperiksa," ungkap Yurianto.

Baca juga: Eijkman surati Menristek untuk pengembangan vaksin COVID-19

Selanjutnya ada 11 orang juga yang diambil spesimennya karena pernah kontak langsung dengan turis Jepang yang diketahui positif COVID-19 di Jepang.

"Ada 11 orang negatif yang berasal dari 'tracing' datangnya turis Jepang ke Indonesia pada 15-19 Februari dan kembali ke Jepang ternyata diketahui positif, kesebelas orang ini semua negatif," tambah Yurianto.

Baca juga: Ridwan Kamil ajak umat Islam tangkal Covid-19 dengan wudhu

Penulusuran itu menurut Yurianto diterapkan hingga kepada pegawai hotel dan supir yang mengantarkan warga Jepang tersebut.

"Klaster Denpasar terkait turis Jepang, kita pertama dapat kabar dari Jepang ada orang Jepang dari Indonesia ternyata positif, lalu kami minta KBRI tanya siapa orang ini, kita cek ke Imigrasi didapat tanggal masuk dan keluarnya kapan, lalu apakah di bagian kesehatan karantina memiliki 'health card', kita tanya dengan teman di dinas pariwisata ada hotelnya, selama di hotel apa aktivitasnya ada di ubud. Kita cari supirnya, siapa room service' dan ditemukan 11 orang dan setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan virus semua negatif," ungkap Yurianto.

Klaster pemeriksaan selanjutnya adalah 12 orang ABK di Batam yang seluruhnya dinyatakan negatif.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes sekaligus juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di kantor staf kepresidenan Jakarta, Kamis (5/3).

Hingga saat ini, Indonesia memiliki dua kasus positif COVID-19 yang dinamakan kasus 1 dan kasus 2 yaitu seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya berusia 31 tahun di Depok, Jawa Barat. Keduanya sejak 1 Maret 2020 dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Suroso.

Hingga Kamis (5/3) siang pukul 14.00 WIB terkonfirmasi di dunia ada 95.137 orang yang terinfeksi virus corona dengan 3.285 kematian sedangkan sudah ada 53.219 orang yang dinyatakan sembuh.

Kasus di China mencapai 80.272 kasus, di Korea Selatan 5.621 kasus, di Italia 3.089 kasus, di Iran 2.922. Tingkat kematian di Italia menjadi yang paling tinggi di luar China yaitu 107 kematian dibanding kasus yang positif, sementara di China sendiri ada 3.012 orang meninggal dunia karena virus tersebut. Sudah ada 65 negara termasuk Indonesia yang mengonfirmasi kasus positif COVID-19 di negaranya.