Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, sebagian elit politik belum "legowo" menerima kehadiran para purnawirawan TNI yang mencalonkan diri sebagai presiden dan wakil presiden dalam Pemilu 2009.

"Tidak itu saja, para elit itu, malah memberikan ulasan dan komentar yang mendiskreditkan TNI sebagai institusi," ujarnya, dalam pengarahannya kepada 1.275 perwira TNI di Jakarta, Selasa (24/2).

Tidak itu saja, katanya, ada sebagian pihak yang mengadudomba antara kandidat presiden purnawirawan TNI, atau antara purnawirawan dengan politisi sipil, dan purnawirawan dengan institusi sipil.

"Karena itu, TNI harus benar-benar waspada atas setiap perkembangan yang terjadi menjelang, saat dan setelah pelaksanaan Pemilu mendatang, termasuk yang menyangkut TNI ada para purnawirawan kandidat presiden/wakil presiden," ujar Djoko menegaskan.

Panglima TNI menyatakan, sebagai institusi TNI tetap memiliki ikata emosional bahkan hormat kepada para purnawirawan.

"Mereka adalah senior yang harus tetap dihormati, teman seperjuangan, dan sebagai manusia, hubungan silahturahmi harus tetap di jaga. Tetapi itu semua tidak berlaku untuk urusan politik praktis," tuturnya.

Para purnawirawan tetap tidak boleh mempengaruhi atau menyeret-nyeret prajurit TNI aktif atau institusi TNI dalam kancah politik praktis, kata Djoko menegaskan.

Pada Pemilu 2009, sejumlah mantan petinggi TNI ikut meramaikan bursa pemilihan presiden Pemilu 2009, yakni Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono (kini menjabat Presiden RI), Jenderal (purn) TNI Wiranto, Letjen (purn) TNI Sutiyoso, dan Letjen (purn) TNI Prabowo Subianto. (*)