Olimpiade
Presiden IOC tampik anggapan pembatalan dan penundaan Olimpiade Tokyo
5 Maret 2020 10:08 WIB
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach berjabat tangan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada seremonial peringatan 'One Year to Go" penghitungan mundur hingga Olimpiade pada 2020 di Tokyo Internasional Forum di Tokyo, Jepang, Rabu (24/7/2019). (REUTERS/ISSEI KATO)
Jakarta (ANTARA) - Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach menampik munculnya anggapan bahwa Olimpiade Tokyo 2020 akan dibatalkan atau ditunda akibat merebaknya wabah Virus Covid-19.
Dalam sebuah rapat selama dua hari dan diikuti dengan konferensi pers di Lausanne, Swiss, Rabu waktu setempat, Bach justru menyampaikan saat ini pihaknya dan pemerintah Jepang sedang berupaya keras agar ajang olahraga akbar itu bisa berjalan sesuai rencana.
Dalam penyampaian itu, Bach menuturkan bahwa IOC dan Panitia Olimpiade Tokyo punya keyakinan tinggi untuk pelaksanaan sesuai rencana awal berbekal informasi dan rekomendasi dari sejumlah kalangan ahli, termasuk Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Saya bisa katakan dalam rapat Dewan Eksekutif IOC yang sudah berlangsung, tidak ada yang menyebut (adanya) pembatalan atau penundaan," kata Bach melalui laporan Reuters, Kamis.
Mewabahnya virus corona sejauh ini sudah menjangkiti puluhan ribu orang dan menewaskan lebih dari 3.000 orang di berbagai belahan dunia.
Jepang, selaku tuan rumah Olimpiade 2020, sudah mengonfirmasi kasus virus corona lebih dari 1.000 orang, yang kebanyakan justru muncul dari sebuah kapal pesiar yang tengah dikarantina. 12 orang tewas di Jepang, enam di antaranya berasal dari kapal tersebut.
Merebaknya virus corona juga berdampak pada pembatalan sejumlah turnamen olahraga di berbagai negara, hal ini juga menjadi salah satu kekhawatiran pada pelaksanaan Olimpiade Tokyo yang direncanakan akan dilaksanakan pada 24 Juli.
Baca juga: IOC berkomitmen penuh kawal Olimpiade Tokyo berlangsung sesuai jadwal
Meski IOC optimistis bisa menyelamatkan Olimpiade 2020, namun nyatanya banyak turnamen kualifikasi pra-olimpiade yang justru batal berlangsung.
"Tantangan kami sekarang ada pada kualifikasi olimpiade. Tentu ini menantang, namun harus saya akui bahwa solidaritas dan kemampuan banyak pihak untuk mengatasi masalah ini adalah hal yang sangat membanggakan," Bach menuturkan.
Lebih lanjut Bach menceritakan, olimpiade yang menemui masalah dan terancam pelaksanaannya bukan kali pertama terjadi. Sejak 1896, olimpiade hanya dua kali mengalami pembatalan yaitu saat Perang Dunia.
"Sebelumnya kami juga ragu apakah bisa melangsungkan olimpiade di Semenanjung Korea (2018) karena ketegangan dua Korea. Sebelum Olimpiade Rio 2016 kami juga menghadapi Virus Zika, boikot di Moskow 1980, boikot di Los Angeles 1984, serangan teroris Munich 1972, Anda butuh contoh lainnya?" Kata Bach, mencontohkan olimpiade yang akhirnya berjalan meski sempat mengalami masalah sebelumnya.
Baca juga: Daftar event olahraga dunia yang terdampak virus corona
Baca juga: Virus corona kacaukan kalender event olahraga di China
Dalam sebuah rapat selama dua hari dan diikuti dengan konferensi pers di Lausanne, Swiss, Rabu waktu setempat, Bach justru menyampaikan saat ini pihaknya dan pemerintah Jepang sedang berupaya keras agar ajang olahraga akbar itu bisa berjalan sesuai rencana.
Dalam penyampaian itu, Bach menuturkan bahwa IOC dan Panitia Olimpiade Tokyo punya keyakinan tinggi untuk pelaksanaan sesuai rencana awal berbekal informasi dan rekomendasi dari sejumlah kalangan ahli, termasuk Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Saya bisa katakan dalam rapat Dewan Eksekutif IOC yang sudah berlangsung, tidak ada yang menyebut (adanya) pembatalan atau penundaan," kata Bach melalui laporan Reuters, Kamis.
Mewabahnya virus corona sejauh ini sudah menjangkiti puluhan ribu orang dan menewaskan lebih dari 3.000 orang di berbagai belahan dunia.
Jepang, selaku tuan rumah Olimpiade 2020, sudah mengonfirmasi kasus virus corona lebih dari 1.000 orang, yang kebanyakan justru muncul dari sebuah kapal pesiar yang tengah dikarantina. 12 orang tewas di Jepang, enam di antaranya berasal dari kapal tersebut.
Merebaknya virus corona juga berdampak pada pembatalan sejumlah turnamen olahraga di berbagai negara, hal ini juga menjadi salah satu kekhawatiran pada pelaksanaan Olimpiade Tokyo yang direncanakan akan dilaksanakan pada 24 Juli.
Baca juga: IOC berkomitmen penuh kawal Olimpiade Tokyo berlangsung sesuai jadwal
Meski IOC optimistis bisa menyelamatkan Olimpiade 2020, namun nyatanya banyak turnamen kualifikasi pra-olimpiade yang justru batal berlangsung.
"Tantangan kami sekarang ada pada kualifikasi olimpiade. Tentu ini menantang, namun harus saya akui bahwa solidaritas dan kemampuan banyak pihak untuk mengatasi masalah ini adalah hal yang sangat membanggakan," Bach menuturkan.
Lebih lanjut Bach menceritakan, olimpiade yang menemui masalah dan terancam pelaksanaannya bukan kali pertama terjadi. Sejak 1896, olimpiade hanya dua kali mengalami pembatalan yaitu saat Perang Dunia.
"Sebelumnya kami juga ragu apakah bisa melangsungkan olimpiade di Semenanjung Korea (2018) karena ketegangan dua Korea. Sebelum Olimpiade Rio 2016 kami juga menghadapi Virus Zika, boikot di Moskow 1980, boikot di Los Angeles 1984, serangan teroris Munich 1972, Anda butuh contoh lainnya?" Kata Bach, mencontohkan olimpiade yang akhirnya berjalan meski sempat mengalami masalah sebelumnya.
Baca juga: Daftar event olahraga dunia yang terdampak virus corona
Baca juga: Virus corona kacaukan kalender event olahraga di China
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: