Dubes RI: Manufaktur China bakal kembali menggeliat pada April 2020
4 Maret 2020 19:10 WIB
Duta Besar RI untuk Republik Rakyat Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun saat konferensi video pada rapat kerja Kementerian Perdagangan di Jakarta, Rabu. (ANTARA/ Sella Panduarsa Gareta)
Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat China dan Mongolia Djauhari Oratmangun menyampaikan bahwa diprediksi manufaktur China akan kembali menggeliat pada April 2020, mengingat tren mewabahnya Virus Corona baru atau Covid-19 mulai menurun.
“Sejak Presiden China Xi Jinping meminta agar dunia usaha kembali bergerak, maka diprediksi April manufaktur China kembali mulai produksi,” kata Djauhari saat konferensi melalui video pada Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Jakarta, Rabu.
Djauhari menyampaikan puncak mewabahnya Covid-19 di China mulai berlalu, sehingga dunia usaha sudah mulai beraktivitas kembali.
Dalam kondisi ini, ia menyampaikan bahwa Indonesia perlu cermat melihat kebutuhan China saat ini, yakni saat pemulihan negara dari Covid-19.
Baca juga: Presiden perintahkan cari terobosan, tekan dampak Corona pada ekonomi
“Kita harus baca benar kebutuhan China itu apa, terutama produk makanan dan minuman,” tukas Djauhari.
Djauhari meyakini bahwa aktivitas ekspor dan impor di China akan kembali melaju pada semester II tahun ini.
Untuk itu, pihak kedutaan RI di Beijing siap mendukung aktivitas perdagangan antara Indonesia dan China pada masa pemulihan, baik untuk industri besar maupun industri kecil menengah.
Baca juga: 30 persen bahan baku dari China, Menperin siapkan subtitusi impor
Selain itu Djauhari juga siap mendukung peningkatan kerja sama perdagangan dan ekonomi kedua negara dengan harapan kondisi berangsur semakin baik.
“Kami siap membantu, kami siap mendukung dan melanjutkan kerja sama, termasuk dalam hal logistik,” pungkas Djauhari.
Baca juga: Erick Thohir: RI akan beli bahan baku masker dari Eropa, ini sebabnya
“Sejak Presiden China Xi Jinping meminta agar dunia usaha kembali bergerak, maka diprediksi April manufaktur China kembali mulai produksi,” kata Djauhari saat konferensi melalui video pada Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Jakarta, Rabu.
Djauhari menyampaikan puncak mewabahnya Covid-19 di China mulai berlalu, sehingga dunia usaha sudah mulai beraktivitas kembali.
Dalam kondisi ini, ia menyampaikan bahwa Indonesia perlu cermat melihat kebutuhan China saat ini, yakni saat pemulihan negara dari Covid-19.
Baca juga: Presiden perintahkan cari terobosan, tekan dampak Corona pada ekonomi
“Kita harus baca benar kebutuhan China itu apa, terutama produk makanan dan minuman,” tukas Djauhari.
Djauhari meyakini bahwa aktivitas ekspor dan impor di China akan kembali melaju pada semester II tahun ini.
Untuk itu, pihak kedutaan RI di Beijing siap mendukung aktivitas perdagangan antara Indonesia dan China pada masa pemulihan, baik untuk industri besar maupun industri kecil menengah.
Baca juga: 30 persen bahan baku dari China, Menperin siapkan subtitusi impor
Selain itu Djauhari juga siap mendukung peningkatan kerja sama perdagangan dan ekonomi kedua negara dengan harapan kondisi berangsur semakin baik.
“Kami siap membantu, kami siap mendukung dan melanjutkan kerja sama, termasuk dalam hal logistik,” pungkas Djauhari.
Baca juga: Erick Thohir: RI akan beli bahan baku masker dari Eropa, ini sebabnya
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: