Batam (ANTARA) - Sebanyak 53 ton produksi rumput laut kering dari Kota Batam, Kepulauan Riau, diekspor ke China untuk memenuhi kebutuhan warga Negeri Tirai Bambu itu.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo di Batam, Rabu, menilai bahwa ekspor rumput laut kering senilai lebih dari Rp159 juta itu relatif tanpa kendala, meskipun wilayah Negeri Tirai Bambu sedang berhadapan dengan virus corona baru (Covid-19).

"Alhamdulillah tidak ada kesulitan dan ekspor terus berjalan," kata Menteri Edhy.

Baca juga: KKP ingin nilai keekonomian komoditas rumput laut dioptimalkan

Rumput laut kering itu merupakan produksi PT Kencana Bumi Sukses. Dalam sebulan, perusahaan tersebut bisa menghasilkan 200 ton rumput laut kering.

Selain ke China, perusahaan itu juga aktif mengirim rumput laut ke Vietnam dan Singapura.

Sepanjang tahun lalu, total ekspor PT Kencana Bumi Sukses mencapai 1.371 ton dengan nilai Rp4,48 miliar. Sedangkan ekspor hari ini, merupakan ketiga kali selama Februari 2020 dan semuanya dikirim ke China.

Dalam kesempatan itu, Menteri Edhy mengapresiasi langkah Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, yang aktif mendatangi pelaku usaha sehingga proses ekspor rumput laut kering jadi lebih mudah.

Awalnya, masyarakat Batam tidak tertarik untuk mencari rumput laut, karena harganya relatif murah. Namun sejak ada usaha rumput laut kering, masyarakat mulai tertarik mencari rumput laut karena harganya terus meningkat.

Saat ini, setidaknya terdapat sekitar 300 orang nelayan yang mencari rumput laut.

"Tadinya rumput laut ini tidak laku, ini belum dibudidayakan sudah bisa ekspor. Seandainya sudah dibudidayakan, apalagi," kata dia.

Baca juga: KKP: Sumba Timur percontohan industrialisasi rumput laut nasional

Menurut Edhy, rumput laut Batam sangat potensial dikembangkan menjadi usaha budi daya.

"Batam, Kepulauan Riau, secara umum punya potensi luar biasa, ini yang harus kita sadari bahwa di sinilah peluang kita untuk menghasilkan terobosan," kata Menteri Edhy.