Meski harga melemah, Bukit Asam mampu raih laba Rp4,1 triliun
4 Maret 2020 13:36 WIB
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (3/3/2020). ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah/aa.
Jakarta (ANTARA) - PT Bukit Asam (PTBA) mampu membukukan laba sebesar Rp4,1 triliun pada tahun 2019 di saat industri sedang menghadapi tren kelesuan atau pelemahan harga batu bara.
“Kami mampu mencatatkan hal positif saat batu bara sedang tren pelemahan harga secara global,” kata Dirut PTBA Arviyan Arifin di Jakarta, Rabu, ketika menggelar konferensi pers capaian perusahaan.
Selain itu, Arviyan mengatakan nilai Ebitda perseroan juga tercatat sebesar Rp6,4 triliun. Menurut dia, pencapaian tersebut karena kinerja operasional yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2019. produksi batu bara mengalami kenaikan 10,2 persen atau naik 29,1 juta ton.
Baca juga: Bukit Asam segera bangun pelabuhan batu bara baru
Kapasitas angkutan batu bara juga mengalami kenaikan menjadi 24,2 juta ton atau naik 7 persen dari tahun 2018. Kenaikan tersebut juga didorong dari dampak penjualan batu bara sebesar 27,8 ton atau naik 13 persen dari sebelumnya.
Berbagai strategi pemasaran juga dilakukan untuk meningkatkan kinerja perseroan, kata Arviyan. Di antaranya adalah ekspansi ke pasar potensial yaitu Jepang, Hong Kong, Vietnam, Taiwan, dan Filipina serta perambahan pasar baru antara lain Australia, Thailand, Myanmar, dan Kamboja.
Baca juga: PT Bukit Asam gandeng perusahaan Amerika hilirisasi batubara
Sementara itu, untuk pendapatan usaha tercapai sebesar Rp21,8 triliun atau naik 3 persen dari tahun 2018 di mana sebelumnya mencatatkan Rp21,2 triliun. Pendapatan tersebut terdiri dari penjualan batu bara domestik sebesar 57 persen, penjualan ekspor 41 persen dan sisanya dari aktivitas penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.
“Untuk strategi kami utamanya sepanjang 2019 hanya menerapkan efisiensi dari operasional perusahaan, di mana saya rasa hal tersebut cukup untuk mendongkrak pencapaian,” katanya.
Baca juga: Wabah corona tunda penandatanganan final gasifikasi PT Bukit Asam
“Kami mampu mencatatkan hal positif saat batu bara sedang tren pelemahan harga secara global,” kata Dirut PTBA Arviyan Arifin di Jakarta, Rabu, ketika menggelar konferensi pers capaian perusahaan.
Selain itu, Arviyan mengatakan nilai Ebitda perseroan juga tercatat sebesar Rp6,4 triliun. Menurut dia, pencapaian tersebut karena kinerja operasional yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2019. produksi batu bara mengalami kenaikan 10,2 persen atau naik 29,1 juta ton.
Baca juga: Bukit Asam segera bangun pelabuhan batu bara baru
Kapasitas angkutan batu bara juga mengalami kenaikan menjadi 24,2 juta ton atau naik 7 persen dari tahun 2018. Kenaikan tersebut juga didorong dari dampak penjualan batu bara sebesar 27,8 ton atau naik 13 persen dari sebelumnya.
Berbagai strategi pemasaran juga dilakukan untuk meningkatkan kinerja perseroan, kata Arviyan. Di antaranya adalah ekspansi ke pasar potensial yaitu Jepang, Hong Kong, Vietnam, Taiwan, dan Filipina serta perambahan pasar baru antara lain Australia, Thailand, Myanmar, dan Kamboja.
Baca juga: PT Bukit Asam gandeng perusahaan Amerika hilirisasi batubara
Sementara itu, untuk pendapatan usaha tercapai sebesar Rp21,8 triliun atau naik 3 persen dari tahun 2018 di mana sebelumnya mencatatkan Rp21,2 triliun. Pendapatan tersebut terdiri dari penjualan batu bara domestik sebesar 57 persen, penjualan ekspor 41 persen dan sisanya dari aktivitas penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.
“Untuk strategi kami utamanya sepanjang 2019 hanya menerapkan efisiensi dari operasional perusahaan, di mana saya rasa hal tersebut cukup untuk mendongkrak pencapaian,” katanya.
Baca juga: Wabah corona tunda penandatanganan final gasifikasi PT Bukit Asam
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: