Polda Riau turunkan tim antisipasi penimbunan masker
3 Maret 2020 19:18 WIB
Karyawan apotek memajang tulisan pemberitahuan kehabisan stok masker dan produk cairan antiseptik di Denpasar, Bali, Selasa (3/3/2020). Sejak meluasnya wabah virus corona dari Wuhan, China stok masker dan cairan antiseptik di sejumlah pedagang di Bali mulai langka. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym/wsj
Pekanbaru (ANTARA) - Polda Riau menurunkan tim untuk mengantisipasi adanya potensi penimbunan masker menyusul langkanya keberadaan alat penutup hidung dan mulut tersebut di Kota Pekanbaru dan sekitarnya.
Kepala Subdit I Kriminal Khusus Polda Riau AKBP Asep Iskandar di Pekanbaru, Selasa, mengatakan saat ini pihaknya tengah memeriksa sejumlah pergudangan penyimpanan peralatan medis di Ibu Kota Provinsi Riau tersebut.
“Ini kita tengah memeriksa beberapa gudang. Memang dari aktivitas penjualan sudah terjual semua. Kami belum menemukan adanya penimbunan,” katanya.
Meski begitu, ia mengatakan pemeriksaan secara intensif akan terus dilakukan guna merespon kekhawatiran masyarakat yang kesulitan mencari masker. Selain masker, Polda Riau juga turut menyoroti sulitnya menemukan hand sanitizer (cairan antiseptik pembersih tangan).
Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau AKBP Fibri Karpiananto mengatakan polisi akan melakukan proses hukum jika menemukan penimbunan masker maupun hand sanitizer yang juga langka. Ia menuturkan ancaman hukuman lima tahun penjara bagi pelaku yang terbukti menimbun masker.
Sementara itu, terkait lonjakan harga masker yang kini terjadi di pasaran, dia mengatakan dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
"Kita akan koordinasi dengan Disperindag terkait penetapan harganya. Kemudian bagi yang menimbun itu ada pasal pidana. Jika ditemukan kita langsung sidik," ujarnya.
Warga Pekanbaru sendiri kini tengah menghadapi dilema sulitnya mencari masker di saat peningkatan kewaspadaan menyusul virus corona dan ancaman karhutla. Selain masker, warga juga mengeluhkan sulitnya mencari hand sanitizer.
Berdasarkan pantauan ANTARA, mayoritas apotek di kawasan padat pemukiman Jalan Soebrantas, Panam, Kota Pekanbaru, Selasa, mengaku kehabisan hand sanitizer sejak Senin kemarin. Sementara masker telah hilang dari peredaran dalam beberapa pekan terakhir.
Di salah satu apotek besar di Jalan Soebrantas dengan jaringan toko cukup luas di Pekanbaru, Apotek Keluarga, mengaku telah kehilangan masker sejak beberapa pekan terakhir. Seorang petugas apoteker bahkan mengatakan harga masker dengan standar tiga lapis melonjak hingga Rp300 ribu per kotak dengan isi 50 lembar.
"Harganya sangat mahal. Kami tak berani stok lagi. Kalau mau sekarang yang pasti saja, kalau ada yang mau bayar di muka kita carikan stoknya," kata seorang apoteker.
Begitu juga dengan keberadaan hand sanitizer yang menurut petugas apotek mulai hilang kemarin. Tak hanya di apotek, dua barang itu juga hilang dari peredaran di toko-toko ritel.
Imelda, seorang ibu rumah tangga yang memiliki bayi begitu khawatir dengan sulitnya mencari masker dan hand sanitizer tersebut. Dia mengatakan kalaupun menemukan masker, harga yang dipatok juga sangat tinggi.
"Saya dapat hand sanitizer di toko kecil. Harganya mahal sekali. Ukuran kecil itu sampai Rp30 ribu," katanya.
Dia berharap pemerintah dapat membantu mengatasi kesulitan tersebut menyusul peningkatan kewaspadaan masyarakat akan virus corona serta ancaman kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang kini melanda Riau.
Kepala Subdit I Kriminal Khusus Polda Riau AKBP Asep Iskandar di Pekanbaru, Selasa, mengatakan saat ini pihaknya tengah memeriksa sejumlah pergudangan penyimpanan peralatan medis di Ibu Kota Provinsi Riau tersebut.
“Ini kita tengah memeriksa beberapa gudang. Memang dari aktivitas penjualan sudah terjual semua. Kami belum menemukan adanya penimbunan,” katanya.
Meski begitu, ia mengatakan pemeriksaan secara intensif akan terus dilakukan guna merespon kekhawatiran masyarakat yang kesulitan mencari masker. Selain masker, Polda Riau juga turut menyoroti sulitnya menemukan hand sanitizer (cairan antiseptik pembersih tangan).
Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau AKBP Fibri Karpiananto mengatakan polisi akan melakukan proses hukum jika menemukan penimbunan masker maupun hand sanitizer yang juga langka. Ia menuturkan ancaman hukuman lima tahun penjara bagi pelaku yang terbukti menimbun masker.
Sementara itu, terkait lonjakan harga masker yang kini terjadi di pasaran, dia mengatakan dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
"Kita akan koordinasi dengan Disperindag terkait penetapan harganya. Kemudian bagi yang menimbun itu ada pasal pidana. Jika ditemukan kita langsung sidik," ujarnya.
Warga Pekanbaru sendiri kini tengah menghadapi dilema sulitnya mencari masker di saat peningkatan kewaspadaan menyusul virus corona dan ancaman karhutla. Selain masker, warga juga mengeluhkan sulitnya mencari hand sanitizer.
Berdasarkan pantauan ANTARA, mayoritas apotek di kawasan padat pemukiman Jalan Soebrantas, Panam, Kota Pekanbaru, Selasa, mengaku kehabisan hand sanitizer sejak Senin kemarin. Sementara masker telah hilang dari peredaran dalam beberapa pekan terakhir.
Di salah satu apotek besar di Jalan Soebrantas dengan jaringan toko cukup luas di Pekanbaru, Apotek Keluarga, mengaku telah kehilangan masker sejak beberapa pekan terakhir. Seorang petugas apoteker bahkan mengatakan harga masker dengan standar tiga lapis melonjak hingga Rp300 ribu per kotak dengan isi 50 lembar.
"Harganya sangat mahal. Kami tak berani stok lagi. Kalau mau sekarang yang pasti saja, kalau ada yang mau bayar di muka kita carikan stoknya," kata seorang apoteker.
Begitu juga dengan keberadaan hand sanitizer yang menurut petugas apotek mulai hilang kemarin. Tak hanya di apotek, dua barang itu juga hilang dari peredaran di toko-toko ritel.
Imelda, seorang ibu rumah tangga yang memiliki bayi begitu khawatir dengan sulitnya mencari masker dan hand sanitizer tersebut. Dia mengatakan kalaupun menemukan masker, harga yang dipatok juga sangat tinggi.
"Saya dapat hand sanitizer di toko kecil. Harganya mahal sekali. Ukuran kecil itu sampai Rp30 ribu," katanya.
Dia berharap pemerintah dapat membantu mengatasi kesulitan tersebut menyusul peningkatan kewaspadaan masyarakat akan virus corona serta ancaman kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang kini melanda Riau.
Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020
Tags: