Pemprov berencana tutup sementara Museum Gedung Sate terkait corona
3 Maret 2020 15:18 WIB
Pengunjung memperhatikan video sejarah gedung sate di Museum Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (13/7/2019). Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan pada 2019 kunjungan museum di Jawa Barat sebanyak 200.000 kunjungan dan pada 2020 ditargetkan naik 10 persen dari 2019. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc. (ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)
Bandung (ANTARA) - Kepala Biro Umum Setda Provinsi Jawa Barat Iip Hidayat mengatakan, pihaknya akan lebih dulu berkoordinasi dengan pimpinan terkait rencana penutupan Museum Gedung Sate atau akan dibahas, rencana itu muncul setelah Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan Jabar Siaga Satu corona tipe baru COVID-19.
"Jadi belum ditutup. Kami mau melapor hari ini jam 1 ada rapat dengan gubernur. Cuma, kami menyiapkan langkah antisipatif kemungkinan ditutup. Karena apa? Pengunjung ke sana tidak hanya dari dalam negeri, tetapi luar negeri juga banyak," kata Iip, Selasa.
Jika Museum Gedung Sate dibuka, kata Iip, pihaknya akan melakukan sejumlah langkah antisipatif. Mulai dari memasang cairan pencuci tangan (hand sanitizer) sampai memeriksa suhu badan pengunjung.
Baca juga: Ridwan Kamil imbau warga jangan panik borong masker dan sembako
Baca juga: Pemerintah nyatakan pasien yang meninggal di Cianjur negatif Covid-19
"Kalau pun dibuka, tentunya kita selektif. Artinya, yang agak sakit harus dicek. Yang sehat juga SOP-nya cuci tangan, dan dideteksi suhu badannya. Baru bisa masuk," katanya.
Selain rencana penutupan sementara museum, Biro Umum Setda Provinsi Jabar bakal memasang cairan antiseptik pencuci tangan tanpa bilas di pintu masuk-keluar Gedung Sate, Gedung Pakuan, Gedung Merdeka, Saparua, rumah dinas, dan semua tempat yang dikelola Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar.
"Langkah antisipatif yang ketiga, khusus di Gedung Sate, kami punya poliklinik, ada dokter. Mungkin sewaktu-waktu kita akan keliling untuk memantau kalau-kalau ada memiliki gejala (COVID-19)," kata Iip.
"Karena yang berkantor ke Gedung Sate itu sekitar 1.000 orang. Dari PNS, Non-PNS, pihak keamanan, dan tamu," katanya.
Baca juga: Museum Gedung Sate sudah dikunjungi 148.143 orang
"Jadi belum ditutup. Kami mau melapor hari ini jam 1 ada rapat dengan gubernur. Cuma, kami menyiapkan langkah antisipatif kemungkinan ditutup. Karena apa? Pengunjung ke sana tidak hanya dari dalam negeri, tetapi luar negeri juga banyak," kata Iip, Selasa.
Jika Museum Gedung Sate dibuka, kata Iip, pihaknya akan melakukan sejumlah langkah antisipatif. Mulai dari memasang cairan pencuci tangan (hand sanitizer) sampai memeriksa suhu badan pengunjung.
Baca juga: Ridwan Kamil imbau warga jangan panik borong masker dan sembako
Baca juga: Pemerintah nyatakan pasien yang meninggal di Cianjur negatif Covid-19
"Kalau pun dibuka, tentunya kita selektif. Artinya, yang agak sakit harus dicek. Yang sehat juga SOP-nya cuci tangan, dan dideteksi suhu badannya. Baru bisa masuk," katanya.
Selain rencana penutupan sementara museum, Biro Umum Setda Provinsi Jabar bakal memasang cairan antiseptik pencuci tangan tanpa bilas di pintu masuk-keluar Gedung Sate, Gedung Pakuan, Gedung Merdeka, Saparua, rumah dinas, dan semua tempat yang dikelola Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar.
"Langkah antisipatif yang ketiga, khusus di Gedung Sate, kami punya poliklinik, ada dokter. Mungkin sewaktu-waktu kita akan keliling untuk memantau kalau-kalau ada memiliki gejala (COVID-19)," kata Iip.
"Karena yang berkantor ke Gedung Sate itu sekitar 1.000 orang. Dari PNS, Non-PNS, pihak keamanan, dan tamu," katanya.
Baca juga: Museum Gedung Sate sudah dikunjungi 148.143 orang
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: