Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjamin ketersediaan bahan pokok dan obat-obatan sehingga masyarakat tidak perlu panik dengan menimbun barang hingga beberapa waktu ke depan.

Kepanikan masyarakat yang berujung aksi pembelian bahan makanan secara masif menyusul telah terjangkitnya warga negara Indonesia dengan virus corona jenis baru (COVID-19) di wilayah RI.

Airlangga di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta, setelah bertemu Presiden Joko Widodo pada Selasa, mengatakan pemerintah sudah berkoordinasi dengan asosiasi pengusaha ritel untuk mencegah keberlanjutan aksi masyarakat memborong bahan makanan secara berlebihan di pasar ritel.

Baca juga: Ridwan Kamil imbau warga jangan panik borong masker dan sembako

Pemerintah meminta asosiasi untuk menjamin ketersediaan bahan makanan agar masyarakat tenang dan mampu menjaga diri dari penularan COVID-19.

"Tidak perlu ada kepanikan, karena ketersediaan sembako dan obat-obatan, pemerintah sudah siapkan semua," kata dia.

Airlangga juga meminta pedagang bahan makanan dan obat-obatan untuk tidak menailkkan harga barang secara drastis. Pemerintah akan mengawasi pergerakkan harga bahan makanan dan obat-obatan ini agar kebutuhan masyarakat tercukupi.

"Pedagang masker jangan berlebihan menaikkan harga. Bagi masyarakat, kalau tidak sakit ya jangan pakai masker. Jadi yang sakit aja yang pakai masker," ujar dia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah sudah mengantisipasi kebutuhan stok bahan makanan untuk masyarakat hingga satu tahun ke depan.

"Masyarakat agar tetap tenang. Karena bagaimanapun juga ini kebutuhan stok selama setahun atau per bulan sudah kami antisipasi. Jadi kalau semua berkerja sama dengan tenang, stok itu akan memadai," ujar Sri Mulyani.

Pada Senin (2/3), pemerintah mengumumkan dua warga negara Indonesia (WNI) yaitu seorang ibu berusia 64 tahun, dan anaknya berusia 31 tahun positif terjangkit virus COVID-19.

"Ternyata orang yang terkena virus corona ini berhubungan dengan dua orang. Seorang ibu yang umurnya 64 dan putrinya yang berumur 31 tahun dicek oleh tim kita ternyata pada posisi yang sakit," kata Presiden Joko Widodo di beranda Istana Merdeka Jakarta, Senin (2/3).

Baca juga: Pemerintah luncurkan sejumlah strategi atasi dampak virus Corona

Menurut penelusuran, dua WNI tersebut terjangkit dari seorang warga negara Jepang yang berkunjung ke Indonesia.

Kementerian Kesehatan menjelaskan WNI tersebut terinfeksi COVID-19 dari warga negara Jepang pada 14 Februari 2019. Saat ini, dua WNI yang positif terjangkit COVID-19 sedang diisolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta.