Pasien diduga tuberkulosis mengarah COVID-19 diisolasi di Gorontalo
3 Maret 2020 11:24 WIB
Konferensi Pers Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dr Andang Ilato (dua dari kiri) terkait kasus pasien terduga tuberkulosis yang gejalanya mengarah pada COVID-19 di Gorontalo, Selasa (3/3/2020). (FOTO ANTARA/Debby Mano)
Gorontalo (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof Dr Aloei Saboe, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo mengisolasi seorang pasien yang diduga mengidap tuberkulosis dengan gejala mengarah COVID-19 sejak Senin (2/3) malam.
Direktur RSUD Aloei Saboe dr Andang Ilato dalam konferensi pers di Gorontalo, Selasa mengatakan pasien tersebut mengalami gejala demam, batuk, dan pilek serta baru saja pulang dari luar negeri.
"Memang gejalanya mengarah ke pasien yang tertular Corona, namun tidak cukup untuk bilang bahwa dia tertular karena tidak berasal dari negara yang menularkan virus itu. Dia baru saja pulang umrah dari Arab Saudi tanggal 1 Maret," katanya.
Menurutnya, sebelum umrah pasien tersebut juga memiliki riwayat diabetes dan penyakit lainnya yang selama ini diderita.
"Kondisinya saat hari ini mulai ada perbaikan. Tadi pagi tidak demam lagi, sesak napasnya berkurang," katanya.
Ia menjelaskan bahwa yang paling penting saat ini adalah masyarakat dapat membantu pemerintah menemukan kasus-kasus serupa agar terdeteksi lebih awal.
"Proses surveilance tidak mungkin hanya kami yang melakukan, tapi bisa dibantu masyarakat. Saya ingin kepanikan ini membentuk kewaspadaan kita," kata Andang Ilato.
Sementara itu, Direktur RSUD dr Hasri Ainun Habibie Gorontalo dr Yana Yanti Suleman mengatakan pasien tersebut masuk pada Senin (2/3) malam dan menjalani pemeriksaan oleh dokter spesialis penyakit dalam.
Setelah menjalani pemeriksaan dan penelusuran riwayat bepergian pasien, RSUD Ainun memutuskan untuk langsung merujuk ke RSUD Aloei Saboe sebagai satu-satunya RS yang telah disiapkan untuk menangani pasien yang tertular Corona.
Direktur RSUD Aloei Saboe dr Andang Ilato dalam konferensi pers di Gorontalo, Selasa mengatakan pasien tersebut mengalami gejala demam, batuk, dan pilek serta baru saja pulang dari luar negeri.
"Memang gejalanya mengarah ke pasien yang tertular Corona, namun tidak cukup untuk bilang bahwa dia tertular karena tidak berasal dari negara yang menularkan virus itu. Dia baru saja pulang umrah dari Arab Saudi tanggal 1 Maret," katanya.
Menurutnya, sebelum umrah pasien tersebut juga memiliki riwayat diabetes dan penyakit lainnya yang selama ini diderita.
"Kondisinya saat hari ini mulai ada perbaikan. Tadi pagi tidak demam lagi, sesak napasnya berkurang," katanya.
Ia menjelaskan bahwa yang paling penting saat ini adalah masyarakat dapat membantu pemerintah menemukan kasus-kasus serupa agar terdeteksi lebih awal.
"Proses surveilance tidak mungkin hanya kami yang melakukan, tapi bisa dibantu masyarakat. Saya ingin kepanikan ini membentuk kewaspadaan kita," kata Andang Ilato.
Sementara itu, Direktur RSUD dr Hasri Ainun Habibie Gorontalo dr Yana Yanti Suleman mengatakan pasien tersebut masuk pada Senin (2/3) malam dan menjalani pemeriksaan oleh dokter spesialis penyakit dalam.
Setelah menjalani pemeriksaan dan penelusuran riwayat bepergian pasien, RSUD Ainun memutuskan untuk langsung merujuk ke RSUD Aloei Saboe sebagai satu-satunya RS yang telah disiapkan untuk menangani pasien yang tertular Corona.
Pewarta: Debby H. Mano
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: