Pontianak (ANTARA) - Satu dari 20 orang warga Kalimantan Barat yang berkunjung ke Korea Selatan pada 25 Februari hingga 2 Maret 2020 tertahan di Malaysia untuk menjalani karantina karena suhu tubuh meningkat menjelang pulang ke Pontianak melalui Kuala Lumpur.

Kepulangan mereka ke Tanah Air juga melalui berbagai rute dan kota yang berbeda karena khawatir terkena imbas COVID-19 yang tengah mewabah di negeri itu.

"Informasinya, kemarin memang ada 20 warga Kalbar yang berangkat ke Korea Selatan di mana mereka menggunakan travel agen yang melakukan perjalanan wisata dari tanggal 25 Februari sampai 2 Maret 2020," tutur Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson Azroi di Pontianak, Senin.

Kronologinya, pada 25 Februari 2020, mereka berangkat dari Pontianak dengan pesawat Air Asia ke Kuala Lumpur.

Baca juga: Dinkes Kalbar akan berikan pendampingan mereka yang pulang dari Natuna

Kemudian dari Kuala Lumpur ke Seoul Korea Selatan dengan Vietnam Air, di mana mereka sebelum ke Korea Selatan sempat transit di Ho Chi Minh City di Vietnam, baru bertolak ke Seoul.

Kemudian pada 26 Februari 2020 mereka sampai di Seoul, di mana di Korea Selatan mereka mengunjungi dua kota, yakni Seoul dan Pyeongchang.

Kemudian pada 29 Februari 2020 mereka pulang dan rencananya menggunakan penerbangan dari Seoul ke Vietnam. Namun, pada saat check in, mereka mendapatkan informasi ketika akan sampai di Vietnam mereka akan dikarantina selama 14 hari, sesuai kebijakan Pemerintah Vietnam.

Mendapatkan informasi tersebut, akhirnya rombongan travel wisata ini membatalkan penerbangan ke Vietnam dan berpencar menggunakan beberapa penerbangan ke sejumlah negara.

Akhirnya pada 1 Maret 2020, 14 orang menggunakan penerbangan Air Asia dari Seoul ke Kuala Lumpur dan enam orang kembali langsung ke Jakarta dengan pesawat Garuda.

"Kemudian enam orang yang menggunakan pesawat Garuda sudah sampai ke Pontianak kemarin dan sudah kita berikan tindakan dengan melakukan pengecekan kesehatan intensif dengan melakukan pemeriksaan suhu tubuh dan pengambilan sampel darah yang diperlukan untuk pengecekan apakah yang bersangkutan aman dan tidak terinfeksi corona, di mana hasilnya masih kita tunggu," katanya.

Kemudian, untuk 14 orang yang menggunakan penerbangan Air Asia dari Seoul ke Kuala Lumpur juga sudah tiba pada 1 Maret kemarin dan mendapatkan pengecekan intensif disana.

Baca juga: Pasien yang diisolasi di RSUD Soedarso dinyatakan negatif corona

Hasil pemeriksaan suhu tubuh yang dilakukan, terdapat satu orang yang diketahui mengalami peningkatan suhu tubuh sehingga mendapatkan perawatan intensif oleh pihak kesehatan di Kuala Lumpur.

Satu orang berjenis kelamin perempuan ini kemudian diisolasi dan ditemani oleh satu petugas dari travel agen, sementara yang 12 orang lainnya pada 2 Maret berangkat dari Kuala Lumpur menuju Yogyakarta.

"Kita sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Yogyakarta tentang masalah ini dan pihak Dinkes Yogyakarta juga sudah melakukan tindakan. Kemudian dari 12 orang yang sampai ke Yogjakarta ini, dua orang tidak langsung ke Pontianak, tetapi terbang ke Jakarta, sehingga ada 10 orang yang sampai ke Pontianak hari ini, sehingga total warga Kalbar yang ke Korea Selatan dan sudah pulang ke Pontianak ada 16 orang," tuturnya.

Dikatakan mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu ini, sesuai dengan standar pelayanan kesehatan yang ditetapkan WHO untuk penanganan dan pencegahan kasus corona, pihaknya sudah melakukan semua prosedur yang ada, di mana dari 16 orang yang sudah pulang ke Pontianak tersebut sudah dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan di laboratorium.

"Untuk pemeriksaan fisik sudah kita dapatkan, di mana mereka semua dalam kondisi sehat dan tidak ada tanda-tanda terkena gejala pneumonia, namun untuk hasil lab-nya masih kita tunggu. Karena tidak menunjukkan gejala pneumonia tadi, maka mereka diperbolehkan pulang, namun kita minta mereka untuk tidak keluar rumah selama 14 hari, sambil menunggu hasil pemeriksaan lab," katanya.

Harisson berharap warga Pontianak yang baru pulang dari Korea Selatan ini bisa mengisolasi diri sendiri di rumah sambil di pantau melalui Dinas Kesehatan kota dan provinsi.

Terkait kasus ini, pihaknya mengimbau masyarakat Kalbar tidak panik, namun tetap waspada dengan melakukan berbagai tindakan pencegahan, mulai dari melakukan pola hidup sehat, selalu mencuci tangan dengan sabun, memasak makanan sampai benar-benar masak dan tidak melakukan perjalanan keluar negeri sementara ini.

Baca juga: PHRI Kalbar pastikan hunian hotel anjlok dampak pelarangan turis China