Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menjelaskan alur menularan dua Warga Negara Indonesia (WNI) terjangkit virus corona jenis baru (COVID-19).

Presiden Joko Widodo pada hari ini mengumumkan dua orang warga negara Indonesia (WNI) yaitu seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya berusia 31 tahun di Depok, Jawa Barat, positif terjangkit COVID-19 dan saat ini sedang dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso sejak 1 Maret 2020.

"Kronologinya berawal tanggal 14 (Februari), mereka punya komunitas yang secara periodik punya kegiatan dansa. Kebetulan warga Depok ini pasangan dansanya adalah warga Jepang yang tinggal di Malaysia, setelah selesai dansa bersama komunitasnya kurang lebih 50 orang dan itu multinasional, bukan hanya Jepang maka tanggal 16 Februari si wanita mengeluh batuk dan agak panas badannya, kemudian berobat ke dokter dan oleh dokter berobat tidak perlu dirawat," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto di Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jakarta, Senin.

Baca juga: Istana ambil langkah khusus agar masyarakat tak panik hadapi corona
Baca juga: Pemerintah akan minta kepolisian jaga supermarket cegah aksi borong


Menurut Yurianto, wanita yang berdansa tersebut adalah sang anak yang berdansa di Paloma Menteng, Jakarta Pusat.

"Setelah pulang dari dokter tanggal 16-27 Februari, dia merasa badan tidak enak secara intens. Ia dirawat, dalam artian dilayani lebih dekat oleh ibunya yang serumah. Di rumah ada ibunya, yang bersangkutan, kakaknya dan pembantu," tambah Yuri.

Namun karena pada 27 Februari 2020, ia semakin merasa tidak enak badan dan ibunya pun mulai ketularan sakit.

"Kebetulan tanggal 20 ibunya 'ketularan' sakit dengan keluhan batuk dan demam, maka dua-duanya memutuskan minta dirawat di RS, maka tanggal 27 Februari ibu dan anak dirawat di RS," ungkap Yuri.

Baca juga: Masyarakat diminta tidak borong barang kebutuhan di toko modern
Baca juga: Sri Mulyani akan pantau dampak virus corona terhadap perekonomian RI


Pada 28 Februari, WN Jepang yang tinggal di Malaysia itu lalu menelepon dan mengatakan bahwa ia sakit di Malaysia dan dirawat positif COVID-19.

"Atas berita ini, si anak dan ibu melapor ke RS, bahasa sederhananya, 'apa saya tidak ketularan?' maka pada tanggal 1 Maret, dua-duanya dirujuk RS Sulianti Saroso, hari itu kita periksa dan hari itu 'confirm' positif, kondisi baik-baik saja, tidak menggunakan oksigen dan sudah tidak panas meski di dalam ruang isolasi," tambah Yuri.

Menurut Yuri, saat ditemui di RS Sulianti Saroso tersebut keduanya beraktivitas normal.

"Sempat komunikasi dengan interkom, dan saya tidak kontak langsung karena di ruang isolasi, satu membaca majalah tidak gunakan selang oksigen satu lagi main handphone, kami baca 'list' pemeriksaan, tidak demam hanya kadang batuk," ungkap Yuri.

Baca juga: Menkes: Tidak semua close contact dengan positif COVID-19 jadi sakit
Baca juga: Pemerintah akan batasi arus masuk warga asing ke Indonesia


Kemenkes selanjutnya mengecek alur kelompok dansa dari klub dansa tersebut.

"Kami tracking kelompok dansanya sedang kita cari tapi karena 'nasionalitynya' banyak, warga beberapa negara sedang kita tracking dengan pemeriksaan lebih lanjut," tegas Yuri.

Hingga Senin (3/2) sore terkonfirmasi di dunia ada 89.195 orang yang terinfeksi virus corona dengan 3.046 kematian sedangkan sudah ada 45.147 orang yang dinyatakan sembuh.

Kasus di China mencapai 70.026 kasus, di Korea Selatan 4.335 kasus, di Italia 1.694 kasus, di Iran 978. Kasus kematian di Iran menjadi yang paling tinggi di luar China yaitu 54 kematian. Sudah ada 65 negara termasuk Indonesia yang mengonfirmasi kasus positif COVID-19 di negaranya.

Baca juga: KCI antisipasi penyebaran virus corona di sejumlah stasiun
Baca juga: Guru besar Unair ajak optimalkan rempah tradisional cegah Covid-19
Baca juga: Polri imbau masyarakat pilah informasi virus corona di internet