DLH Kulon Progo "gropyok" sampah di Pantai Bugel
2 Maret 2020 19:21 WIB
DLH dengan UPT Persampahan, Air Limbah, dan Pertamanan DPUPKP Kulon Progo sekitarnya, serta komunitas penggiat lingkungan seperti Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) Merti Bawana Asri, Sekolah Adiwiyata, dan Saka Kalpataru melakukan gropyok (membersih) sampah di Pantai Bugel. (DLH Kulon Progo/HO/Sutarmi)
Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, gropyok (membersihkan) sampah di Pantai Bugel untuk mendukung terciptanya sapta pesona wisata di wilayah ini.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulon Progo Taufik Amrullah di Kulon Progo, Senin, mengatakan kegiatan bersih-bersih pantai dalam bentuk gropyok sampah berhasil mengumpulkan satu truk sampah.
"Gropyok sampah ini pertama kalinya dilaksanakan di Pantai Bugel. Tahun-tahun lampau di Pantai Glagah dan Pantai Trisik," kata Taufik.
Ia mengatakan gropyok sampah merupakan kerja sama DLH dengan UPT Persampahan, Air Limbah, dan Pertamanan DPUPKP Kulon Progo sekitarnya, serta komunitas penggiat lingkungan seperti Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) Merti Bawana Asri, Sekolah Adiwiyata, dan Saka Kalpataru.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2020 Tingkat Kabupaten Kulon Progo. Pemilihan lokasi berdasarkan kajian internal dengan merujuk pada Surat Edaran dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tentang Hari Peduli Sampah Nasional 2020.
"Salah satu isi surat tersebut adalah imbauan penyelenggaraan peringatan HPSN, diutamakan untuk dilaksanakan di lokasi destinasi wisata," katanya.
Ia meyakini bahwa sebuah kawasan wisata senantiasa terjaga kebersihannya untuk menjaga animo wisatawan. Dengan lingkungan yang bersih dan tertata baik maka pengunjung akan merasa lebih nyaman.
“Kami berharap gropyok sampah jadi sebuah gerakan massal, tidak hanya oleh instansi pemerintah saja tetapi juga secara swadaya oleh organisasi kemasyarakatan, pecinta alam, pegiat lingkungan, maupun komunitas yang lain," katanya.
Baca juga: Pantai Senggigi dibersihkan bersama Wagub NTB dan pendeta se-Indonesia
Baca juga: Bersih-bersih di Pantai Amurang digelar Lantamal VIII
Baca juga: 1000-an orang ikuti bersihkan sampah plastik di Pantai Pancer Puger
Sementara itu, Koordinator Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bugel Peni Isyanti mengatakan gropyok sampah yang diinisiasi DLH Kulon Progo. Kegiatan tersebut merupakan wujud nyata edukasi secara langsung kepada warga masyarakat untuk senantiasa peduli terhadap kebersihan lingkungan.
“Kebetulan di wilayah Bugel ini ada program kampung Keluarga Berencana (KB) yang salah satu sasarannya adalah memfungsikan keluarga untuk peduli lingkungan. Kami rasa kegiatan gropyok sampah di sini sangat pas sekali," katanya.
Ketika menjawab pertanyaan mengapa di kawasan wisata Pantai Bugel banyak sampah, Isyanti mengungkapkan sampah tersebut merupakan ‘kiriman’ dari wilayah utara dan sampai ke pantai karena terbawa arus.
“Banyak sampah karena imbas musim penghujan. Sampah dari hulu ikut aliran sungai sampai ke muara. Kemudian mengalir ke pinggiran laut dihempas gelombang dan akhirnya menumpuk di tepi pantai," ungkapnya.
Penanganan sampah di Pantai Bugel, menurutnya, selama ini juga terkendala ketersediaan sarana prasarana yang belum memadai. Bak-bak sampah yang ada banyak yang sudah tidak layak.
“Sebenarnya dulu ada swadaya dari kelompok nelayan untuk pengadaan tempat sampah. Tetapi, sekarang sebagian sudah rusak. Semoga menjadi perhatian bagi instansi terkait untuk membantu solusinya, tidak hanya untuk Pantai Bugel," kata Isyanti.*
Baca juga: Komunitas Honda CR-V bersih-bersih pantai pada jambore nasional 2019
Baca juga: Indonesia berkomitmen kurangi sampah padat di laut sampai 70 persen
Baca juga: Peserta PIT ISOI gelar aksi bersih pantai di Ambon
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulon Progo Taufik Amrullah di Kulon Progo, Senin, mengatakan kegiatan bersih-bersih pantai dalam bentuk gropyok sampah berhasil mengumpulkan satu truk sampah.
"Gropyok sampah ini pertama kalinya dilaksanakan di Pantai Bugel. Tahun-tahun lampau di Pantai Glagah dan Pantai Trisik," kata Taufik.
Ia mengatakan gropyok sampah merupakan kerja sama DLH dengan UPT Persampahan, Air Limbah, dan Pertamanan DPUPKP Kulon Progo sekitarnya, serta komunitas penggiat lingkungan seperti Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) Merti Bawana Asri, Sekolah Adiwiyata, dan Saka Kalpataru.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2020 Tingkat Kabupaten Kulon Progo. Pemilihan lokasi berdasarkan kajian internal dengan merujuk pada Surat Edaran dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tentang Hari Peduli Sampah Nasional 2020.
"Salah satu isi surat tersebut adalah imbauan penyelenggaraan peringatan HPSN, diutamakan untuk dilaksanakan di lokasi destinasi wisata," katanya.
Ia meyakini bahwa sebuah kawasan wisata senantiasa terjaga kebersihannya untuk menjaga animo wisatawan. Dengan lingkungan yang bersih dan tertata baik maka pengunjung akan merasa lebih nyaman.
“Kami berharap gropyok sampah jadi sebuah gerakan massal, tidak hanya oleh instansi pemerintah saja tetapi juga secara swadaya oleh organisasi kemasyarakatan, pecinta alam, pegiat lingkungan, maupun komunitas yang lain," katanya.
Baca juga: Pantai Senggigi dibersihkan bersama Wagub NTB dan pendeta se-Indonesia
Baca juga: Bersih-bersih di Pantai Amurang digelar Lantamal VIII
Baca juga: 1000-an orang ikuti bersihkan sampah plastik di Pantai Pancer Puger
Sementara itu, Koordinator Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bugel Peni Isyanti mengatakan gropyok sampah yang diinisiasi DLH Kulon Progo. Kegiatan tersebut merupakan wujud nyata edukasi secara langsung kepada warga masyarakat untuk senantiasa peduli terhadap kebersihan lingkungan.
“Kebetulan di wilayah Bugel ini ada program kampung Keluarga Berencana (KB) yang salah satu sasarannya adalah memfungsikan keluarga untuk peduli lingkungan. Kami rasa kegiatan gropyok sampah di sini sangat pas sekali," katanya.
Ketika menjawab pertanyaan mengapa di kawasan wisata Pantai Bugel banyak sampah, Isyanti mengungkapkan sampah tersebut merupakan ‘kiriman’ dari wilayah utara dan sampai ke pantai karena terbawa arus.
“Banyak sampah karena imbas musim penghujan. Sampah dari hulu ikut aliran sungai sampai ke muara. Kemudian mengalir ke pinggiran laut dihempas gelombang dan akhirnya menumpuk di tepi pantai," ungkapnya.
Penanganan sampah di Pantai Bugel, menurutnya, selama ini juga terkendala ketersediaan sarana prasarana yang belum memadai. Bak-bak sampah yang ada banyak yang sudah tidak layak.
“Sebenarnya dulu ada swadaya dari kelompok nelayan untuk pengadaan tempat sampah. Tetapi, sekarang sebagian sudah rusak. Semoga menjadi perhatian bagi instansi terkait untuk membantu solusinya, tidak hanya untuk Pantai Bugel," kata Isyanti.*
Baca juga: Komunitas Honda CR-V bersih-bersih pantai pada jambore nasional 2019
Baca juga: Indonesia berkomitmen kurangi sampah padat di laut sampai 70 persen
Baca juga: Peserta PIT ISOI gelar aksi bersih pantai di Ambon
Pewarta: Sutarmi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: