Perusahaan otomotif Malaysia investasi Rp12,6 triliun di Indonesia
2 Maret 2020 15:06 WIB
Dalam kunjungan selama tiga hari pada 26 - 28 Februari 2020, pengusaha Malaysia dan rombongan pengusaha termasuk Sutrisno Bachir dari Indonesia melakukan pembicaraan awal dengan tim Weststar yang dipimpin langsung oleh Tan Sri Syed Azman. (Istimewa)
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan otomotif dan penerbangan asal Malaysia Weststar berniat akan menanamkan modalnya di Indonesia dalam waktu dekat senilai 900 juta dolar AS atau setara Rp12,6 triliun.
“Dalam kerja sama ini nantinya akan ada investasi masuk ke Indonesia, pada tahap awal akan menanamkan modal sebesar 900 juta dolar atau setara dengan Rp12,6 triliun. Nantinya akan ada tahapan berikutnya, mengingat potensi pasar di Indonesia yang sangat besar. Rencana awal nanti, pihak Weststar akan membuka banyak showroom yang dilengkapi dengan pusat perawatan dan suku cadang,” kata strategic principal perusahaan Malaysia tersebut di Indonesia Justin Lim di Jakarta, Senin.
Weststar merupakan perusahaan berskala internasional milik Tan Sri Syed Azman Syed Ibrahim, salah satu pengusaha ternama di Malaysia, dan perusahaan ini bergerak di bidang otomotif, penerbangan, dan lain lain.
Minat investasi tersebut disampaikan langsung kepada pengusaha asal Indonesia Sutrisno Bachir yang diundang secara khusus beserta rombongan untuk melakukan kunjungan ke kantor Weststar di Kuala Lumpur.
Dalam kunjungan selama tiga hari pada 26 - 28 Februari 2020, Justin Lim dan rombongan pengusaha dari Indonesia melakukan pembicaraan awal dengan tim Weststar yang dipimpin langsung oleh Tan Sri Syed Azman.
Di depan delegasi Indonesia yang dipimpin langsung oleh Sutrisno Bachir, Tan Sri mengungkapkan keinginannya untuk menggandeng mitra lokal Indonesia, untuk memasarkan mobil MPV Maxus buatan SAIC Motor, yang juga memegang lisensi beberapa merek otomotif Eropa dan Amerika.
"Saya ingin mengajak pengusaha Indonesia, untuk bekerja sama di bidang otomotif dan penerbangan. Untuk otomotif kami ingin memasarkan mobil Maxus di Indonesia, Sementara untuk penerbangan, kami ingin mengembangkan penyewaan dan maintenance helikopter, terutama untuk perusahaan perusahaan asing yang bergerak dibidang perminyakan,“ kata Tan Sri di kantornya, Weststar Tower di Hulu Klang, Selangor, Malaysia.
Sebagai strategic principal, Justin Lim menggandeng Sutrisno Bachir sebagai mitra lokalnya di Indonesia.
“Kami mengundang pengusaha Indonesia untuk menjajaki kerja sama memasarkan mobil Maxsus dan bisnis aviation di Indonesia,” kata Justin.
Sementara itu Sutrisno Bachir, juga berharap kerja sama yang akan segera diwujudkan itu mampu melahirkan simbiosis yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
"Kami telah membicarakan beberapa hal, diantaranya kerja sama dengan pihak Weststar yang diwakili oleh Justin Lim di bidang otomotif dan penerbangan atau aviation. Untuk otomotif, kita akan memasarkan mobil Maxus di Indonesia, bahkan nanti kita akan membuka pabriknya juga di Indonesia karena row materialnya di Indonesia ini banyak sekali,“ katanya.
Kemudian untuk penerbangan kerja sama akan meliputi pemasaran dan pusat perawatan helikopter kepada perusahaan perusahaan asing, terutama perusahaan minyak yang ada di Indonesia.
“Selama ini kita di Indonesia hanya bisa membeli tapi tidak punya pusat perawatan. Weststar ini adalah perusahaan penerbangan terbesar di Asia Pasifik dan nomor empat di dunia. Mereka memiliki pusat perawatan dan simulasi," kata Sutrisno Bachir.
Sutrisno Bachir menambahkan bahwa perusahaan asal Malaysia itu juga mempunyai standar keamanan tinggi dalam mengoperasikan dan melakukan maintenance helikopter.
Menyinggung soal waktu penandatangan kesepahaman kerja atau MoU antara kedua belah pihak, baik Sutrisno Bachir maupun Justin Lim sama sama sepaham bahwa tidak akan ada penandatangan MoU melainkan sepakat langsung membuat bisnis plan-nya dan langsung aksi.
Selain kedua kerja sama itu dua pihak juga menjejaki kerja sama di bidang lain yaitu energi.
"Kita juga menjajaki kemungkinan lain, yaitu mengolah batu bara yang banyak di Indonesia ini, untuk diolah menjadi bahan bakar berupa metanol. Ini membutuhkan teknologi dan dana besar, oleh sebab itu kami bersama Pak Justin ingin menggalang dana dunia untuk berinvestasi menggarap ini," katanya.
Dalam kunjungannya selama 3 hari di Kuala Lumpur Malaysia, sejumlah pengusaha lain turut serta di antaranya Irfan Wahid yang juga Ketua Kelompok Kerja Industri Kreatif KEIN, Al Hilal Hamdi, Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia periode 1999 - 2001, dan I Gusti Putu Suryawirawan adalah Komisaris dan Direktur Jenderal-Ketahanan di PT Rekayasa Industri dan Presiden Komisaris untuk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Baca juga: Malaysia investasi lebih dari 1 miliar dolar AS di Kabupaten Siak
Baca juga: Investor Malaysia jajaki investasi di NTB
“Dalam kerja sama ini nantinya akan ada investasi masuk ke Indonesia, pada tahap awal akan menanamkan modal sebesar 900 juta dolar atau setara dengan Rp12,6 triliun. Nantinya akan ada tahapan berikutnya, mengingat potensi pasar di Indonesia yang sangat besar. Rencana awal nanti, pihak Weststar akan membuka banyak showroom yang dilengkapi dengan pusat perawatan dan suku cadang,” kata strategic principal perusahaan Malaysia tersebut di Indonesia Justin Lim di Jakarta, Senin.
Weststar merupakan perusahaan berskala internasional milik Tan Sri Syed Azman Syed Ibrahim, salah satu pengusaha ternama di Malaysia, dan perusahaan ini bergerak di bidang otomotif, penerbangan, dan lain lain.
Minat investasi tersebut disampaikan langsung kepada pengusaha asal Indonesia Sutrisno Bachir yang diundang secara khusus beserta rombongan untuk melakukan kunjungan ke kantor Weststar di Kuala Lumpur.
Dalam kunjungan selama tiga hari pada 26 - 28 Februari 2020, Justin Lim dan rombongan pengusaha dari Indonesia melakukan pembicaraan awal dengan tim Weststar yang dipimpin langsung oleh Tan Sri Syed Azman.
Di depan delegasi Indonesia yang dipimpin langsung oleh Sutrisno Bachir, Tan Sri mengungkapkan keinginannya untuk menggandeng mitra lokal Indonesia, untuk memasarkan mobil MPV Maxus buatan SAIC Motor, yang juga memegang lisensi beberapa merek otomotif Eropa dan Amerika.
"Saya ingin mengajak pengusaha Indonesia, untuk bekerja sama di bidang otomotif dan penerbangan. Untuk otomotif kami ingin memasarkan mobil Maxus di Indonesia, Sementara untuk penerbangan, kami ingin mengembangkan penyewaan dan maintenance helikopter, terutama untuk perusahaan perusahaan asing yang bergerak dibidang perminyakan,“ kata Tan Sri di kantornya, Weststar Tower di Hulu Klang, Selangor, Malaysia.
Sebagai strategic principal, Justin Lim menggandeng Sutrisno Bachir sebagai mitra lokalnya di Indonesia.
“Kami mengundang pengusaha Indonesia untuk menjajaki kerja sama memasarkan mobil Maxsus dan bisnis aviation di Indonesia,” kata Justin.
Sementara itu Sutrisno Bachir, juga berharap kerja sama yang akan segera diwujudkan itu mampu melahirkan simbiosis yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
"Kami telah membicarakan beberapa hal, diantaranya kerja sama dengan pihak Weststar yang diwakili oleh Justin Lim di bidang otomotif dan penerbangan atau aviation. Untuk otomotif, kita akan memasarkan mobil Maxus di Indonesia, bahkan nanti kita akan membuka pabriknya juga di Indonesia karena row materialnya di Indonesia ini banyak sekali,“ katanya.
Kemudian untuk penerbangan kerja sama akan meliputi pemasaran dan pusat perawatan helikopter kepada perusahaan perusahaan asing, terutama perusahaan minyak yang ada di Indonesia.
“Selama ini kita di Indonesia hanya bisa membeli tapi tidak punya pusat perawatan. Weststar ini adalah perusahaan penerbangan terbesar di Asia Pasifik dan nomor empat di dunia. Mereka memiliki pusat perawatan dan simulasi," kata Sutrisno Bachir.
Sutrisno Bachir menambahkan bahwa perusahaan asal Malaysia itu juga mempunyai standar keamanan tinggi dalam mengoperasikan dan melakukan maintenance helikopter.
Menyinggung soal waktu penandatangan kesepahaman kerja atau MoU antara kedua belah pihak, baik Sutrisno Bachir maupun Justin Lim sama sama sepaham bahwa tidak akan ada penandatangan MoU melainkan sepakat langsung membuat bisnis plan-nya dan langsung aksi.
Selain kedua kerja sama itu dua pihak juga menjejaki kerja sama di bidang lain yaitu energi.
"Kita juga menjajaki kemungkinan lain, yaitu mengolah batu bara yang banyak di Indonesia ini, untuk diolah menjadi bahan bakar berupa metanol. Ini membutuhkan teknologi dan dana besar, oleh sebab itu kami bersama Pak Justin ingin menggalang dana dunia untuk berinvestasi menggarap ini," katanya.
Dalam kunjungannya selama 3 hari di Kuala Lumpur Malaysia, sejumlah pengusaha lain turut serta di antaranya Irfan Wahid yang juga Ketua Kelompok Kerja Industri Kreatif KEIN, Al Hilal Hamdi, Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia periode 1999 - 2001, dan I Gusti Putu Suryawirawan adalah Komisaris dan Direktur Jenderal-Ketahanan di PT Rekayasa Industri dan Presiden Komisaris untuk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Baca juga: Malaysia investasi lebih dari 1 miliar dolar AS di Kabupaten Siak
Baca juga: Investor Malaysia jajaki investasi di NTB
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: