Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar RI di Beijing bakal menggelar tes wawancara program Darmasiswa untuk pelamar dari China melalui aplikasi panggilan video Wechat.


"Oleh karena ada wabah corona, maka tahun ini polanya berbeda. Kami tidak mungkin menggelar tes wawancara tatap muka seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing, Yaya Sutarya, Senin.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah menetapkan kuota Darmasiswa tahun akademik 2020-2021 bagi pelajar asal China sebanyak 22 orang.



Kuota program beasiswa Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di China yang berkesempatan mengikuti perkuliahan di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia pada tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.



"Sampai saat ini kami sudah menerima 76 pelamar yang berasal dari 17 perguruan tinggi di seluruh China," ujarnya.



Setelah lolos tes administrasi, jelas Yaya, para pelamar segera menjalani tes wawancara jarak jauh melalui aplikasi Wechat Call yang merupakan platform pesan instan terpopuler di China.



Pada tahun sebelumnya, tim penguji Darmasiswa menggelar tes wawancara di sejumlah perguruan tinggi di China yang terbagi dalam tiga wilayah sesuai keberadaan kantor perwakilan pemerintah RI, yakni Beijing, Shanghai, dan Guangzhou.



Bagi mereka yang berhasil meraih Darmasiswa dibebaskan dari biaya kuliah dan mendapatkan uang saku selama 12 bulan. Di seluruh wilayah daratan Tiongkok itu terdapat sedikitnya 11 perguruan tinggi yang membuka jurusan Bahasa Indonesia.



Para mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia itulah yang antusias melamar program Darmasiswa itu karena selain berkesempatan memperdalam ilmu pengetahuan Bahasa Indonesia juga bisa memperkaya wawasan budaya Nusantara yang khas dan unik.

Baca juga: 24 dosen Bahasa Indonesia ikuti penataran di Beijing
Baca juga: Asosiasi Pengajar Bahasa Indonesia di China terbentuk
Baca juga: Atdik KBRI Beijing usulkan penambahan kuota Darmasiswa